Khutbah idul Fitri 1446 H Habituasi Ramadhan

Khutbah Idul Fitri 1445 H Habituasi Ramadhan Membentuk Kesalehan Sosial

Umsida.ac.id– Khutbah Idul Fitri 1445 H yang disampaikan oleh Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI, dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (PAI Umsida)

Habituasi Ramadhan Membentuk Kesalehan Sosial

 

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللهُ أكبر ×9 لا الهَ الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

اللهُ أَكْبَر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لا الهَ الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُۅ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Ma’asiral Muslimina wal Mu’minina Rahimakumullah

Di hari yang fitri ini marilah kita jadikan sebagai momentum untuk menyatukan jiwa, hati, pikiran dan jismi (badan) kita untuk selalu bertahmid, bertakbir, memuji Allah Swt, sebagai perwujudan rasa syukur kita atas karunia rahmat-Nya dan kenikmatan yang telah dipertemukan oleh Allah Swt kepada kepada bulan Ramadhan tahun ini, bulan yang penuh barokah dimana Allah telah menetapkan untuk berpuasa, membuka pintu-pintu langit dan menutup pintu-pintu neraka, serta syaitan-syaitan dibelenggu. Di dalam Ramadhan Allah juga telah menetapkan satu malam yang kebaikannya melebihi seribu bulan. Begitu mulianya bulan Ramadhan tersebut sehingga para salafusshaleh selalu menangis bila Ramadhan telah usai. Dihari yang fitri ini kita adalah pemenang dari peperangan untuk mengendalikan hawa nafsu kita yang selalu mengajak kepada ketidaktaatan (tholeh) dan ketidak baikan (suu’/QS. Yusuf [12]:52). Kita semua berharap agar Ibadah dan kebaikan-kebaikan yang baru saja dilakukan di bulan Ramadhan diterima oleh Allah Swt, hingga memperoleh derajat taqwa, suatu maqam manusia yang paling mulia di sisi Allah Swt (QS. Al-Hujurat [49]:13).

Disaat Allah telah menentukan yaumul fitri, sebagai hari kemenangan dan diperbolehkannya kembali untuk makan dan minum di siang hari dimana sebelumnya dilarang dibulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah [2]:187), mari kita berupaya tanpa henti untuk menjadi pribadi muslim yang kaffah, menjadi pribadi yang sholeh, menjadi mukmin yang muttaqin. Manusia yang berkarakter taqwa adalah orang-orang sholeh yang selalu beribadah kepada Allah tanpa pernah memusyrikkan-Nya sedikitpun sekaligus mampu berbuat baik kepada kedua orang tuanya, kepada fakir miskin dan anak-anak yatim, berbuat baik kepada kerabat (keluarga dekat), tetangga-tetangganya baik yang dekat maupun jauh, teman sejawat (seprofesi, se institusi, sepekerjaan, sahabat dekat, sahabat jauh dst.), memiliki empati yang tinggi terhadap anak-anak terlantar, dan hamba sahaya yang dimiliki, serta mampu menghindari diri dari sikap/sifat sombong dan ujub (membanggakan diri) (QS. An-Nisa’ [4]: 36).

Allahu akbar 3x walillahilhamdu

Saudara-saudaraku yang dirahmati oleh Allah Swt, sebulan penuh kita jalani ibadah dibulan Ramadahan, dengan berbagai pembiasaan (habitus) yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Ibarat sebuah madrasah, maka Ramadhan merupakat paket program Pendidikan karakter terlengkap yang tidak hanya menstimulasi potensi-potensi kebaikan dalam diri kita, sekaligus suatu proses pembelajaran, pelatihan dan pembiasaan yang melibatkan semua unsur manusiawi berupa fisik, otak, heart dan mind. Dan salah satu output (capaian pembelajaran) yang dihasilkan di madrasah Ramadhan adalah kesalehan sosial.

Khutbah idul Fitri 1446 H Habituasi Ramadhan

Nilai ini ditandai oleh empat hal antara lain: pertama, memiliki kepedulian sosial yang semakin bertambah, tidak egois, tidak mementingkan dirinya sendiri, selalu bertindak dengan memikirkan dampak ketidak baikan dengan orang lain sesama manusia, dan makhluk-makhluk Allah di bumi ini.

Kedua, kualitas hubungan dengan tetangga bertambah baik, saling menghormati dan berusaha untuk memenuhi hak-haknya, memiliki adab dan kesopanan dalam bertetangga, mampu berinteraksi dengan baik di lingkungannya, dan bukan menjadi seorang yang terasing (tidak kenal dengan tetangganya dan tidak peduli terhadap lingkungannya).

Ketiga memuliakan kedua orang tua, kerabat dekat, fakir miskin dan anak-anak yatim, anak terlantar dan pembantu rumah tangga yang dimiliki, dengan cara tidak kikir kepada mereka, dan menginfakkan sebagaian harta yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan mereka, berbagai kepada mereka atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya (QS. An-Nisa’[4]: 37), serta suka menyambung talisilaturrahmi kepada mereka, dan tidak menzalimi mereka meskipun sebesar zarrah (QS. An-Nisa’[4]: 40).

Keempat menjalankan ajaran agama secara washatiyah (tidak mudah mengkafirkan orang lain) dan berkemajuan (berorientasi kedepan (Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ūlā), memiliki sikap toleran, saling menghormati dan menghargai setiap perbedaan, serta bersikap tawadhu’ kepada sesama manusia dan tercermin dari pribadinya selalu memperhartikan keselamatan orang lain dari kejahatan tangan dan mulutnya (QS. Al-Furqon [25]: 63).

Di bulan Ramadhan banyak kebiasaan-kebiasaan baik yang telah dilakukan sebagai proses habituasi (proses pembelajaran non-asosiati) setiap individu untuk bersikap dan berperilaku secara shaleh (baik-benar-salam) yang tanpa disadari telah menjadi bagian dari jalan kehidupannya (way of life) di bumi ini, dengan mengintegrasikan keseluruhan potensi yang diberikan oleh Allah dalam unsur-unsur kemanusiaan (khuliqol insaana fi akhsanitaqwim) baik qalbun (heart), otak/akal (mind), jismi (tubuh), dan nafs (jiwa) sehingga menjadi sosok manusia yang fitri. Sosok manusia yang oleh ibnu Taymiyah digambarkan sebagai kecenderungan untuk menjadi baik, meningkatnya nafs mut’aminnah, dan kecenderungan untuk menerima atau beragama secara hanif (lurus) (QS. Ar-Rum [30]: 30).

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ ۝٣٠

 

Habitus tersebut antara lain: Pertama, membiasakan diri untuk beribadah dengan berharap Ridho dan Rahmat Allah Swt. Memperbanyak amaliyah ibadah kepada Allah dengan mempertimbangkan kualitas merupakan bentuk dari sikap ini. Yang dimaksud dengan kualitas ibadah adalah ibadah dilaksanakan dengan benar atas dasar perintah Allah dan contoh dari rasul-Nya. Syaikh An-Nawawi al-Bantani, dalam kitabnya Maraaqil ‘Ubudiyah, menjelaskan bahwa Ibadah sabagai jalan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menjalankan ketaatan dari amalan yang diwajibkan oleh Allah atas dirinya baik secara individu (fardhu ‘ain), maupun secara kolektif (fardhu kifayah), dan amalan-amalan sunnah hingga Allah mencintainya. Dan apabila Allah telan mencintainya, maka Allah akan memelihara anggota badanya agar tidak berbuat apapun yang tidak di ridhoi oleh-Nya dan tidak berdiam diri tanpa melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Alhasil barangsiapa yang bermujahadah unruk mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan fardhu dan sunnah, niscaya Allah akan mendekatkan orang tersebut kehadirat-Nya, dan mengangkat derajatnya dari tingkat iman ke ihsan. Ia akan menjadi hamba yang menyembah Allah dengan sepenuh hati dan rasa rindu sehingga dapat melihat Allah dengan mata hati seakan-akan ia melihat-Nya dengan mata lahir. Pada saat itulah, hatinya dipenuhi dengan Ma’rifat Allah dan perasaan cinta kepada-Nya, Cintanya semakin bertambah sehingga tidak ada lagi tempat dihatinya kecuali kecintaan kepada Allah. Jika sudah demikian, maka segenap anggota-anggota badannya tidak akan berbuat kecuali yang sejalan dengan hati nuraninya. Inilah yang dimaksud bahwa di dalam hatinya tidak ada sesuatu melainkan Allah, ma’rifat Allah, cinta dan zikir kepada-Nya.

Kedua, bulan Ramadhan membiasakan kita untuk mengendalikan nafsu amarah hingga kita menjadi pribadi yang tidak mudah marah dan menjadi pemaaf. Nafsu amarah di dalam al-Qur’an disebut dengan nafsu yang memerintahkan kepada perilaku suu’ (kesesatan).

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Nafsu Amarah adalah nafsu yang pelengkap yang diberikan oleh Allah kepada manusia agar manusia dapat bergerak, berkembang biak, memiliki keinginan yang oleh Ibn Sina disebut dengan an-nafs al hayawaniyyah, sebagaimana nafsu yang dimiliki oleh binatang tentang keserakahan, ingin menguasai, ingin memiliki, suka menjalin permusuhan dan memiliki nafsu sahwat sebagai sifat dasar (menurut Ghazali: conatus) makhluk hidup. Maka jika nafsu ini menguasai hati dan akal fikiran manusia, Allah menggambarkannya seperti binatang bahkan lebih rendah darinya sebagaiamana tertuang dalam QS. al-A’raf [7]: 179 berikut:

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ ۝١٧٩

 

Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Baca juga: Bagaimana Awal Mula Adanya Kehidupan di Bumi?

Melalui ibadah puasa inilah, nafsu ini dikendalikan, jika seorang mukmin berbuka sebagai tanda dibolehkannya makan dan minum, serta berhubungan suami istri diwaktu malam (QS. Albaqarah[2]: 187), maka terdapat dua ciri perilaku berbuka bagi siapa saja yang mampu mengendalikan atau hanya sekedar menahan nafsunya. Jika pengendalian ini dilakukan oleh seorang mukmin maka cara berbuka puasa dapat mencontoh cara-cara Rasulullah berbuka yakni hanya meminum air putih dan 3 buah kurma (boleh diganti dengan ta’jil lain sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tertentu dengan tidak berlebihan. Akan tetapi berbeda dengan menahan hawa nafsu, baginya akan ditunaikan keserakahan dan keberlebihannya saat berbuka puasa, semua menu makanan disediakan untuk dirinya dan siap disantap habis meskipun sesungguhnya dirinya tidak mampu menghabiskannya. Dengan demikian tingkatan tertinggi dari pengendalian hawa nafsu tersebut, seseorang akan mampu menahan amarah, dan menjadi pemaaf, tidak ujub (membanggakan diri) dan sumbong, karena sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri dan sombong.

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Ali-Imron[3]: 134)

Khutbah idul Fitri 1446 H Habituasi Ramadhan

Ketiga, bulan Ramadhan telah membiasakan kita untuk senantiasa hidup berdampingan dengan al-Qur’an. Dengan al-Qur’an hidup kita selalu diberkahi dan dimudahkan oleh Allah Swt. Al-Qur’an akan menjadi syafaat bagi para sahabat-sahabatnya di hari akhir sebagaimana sabda Rasulullah saw:

اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ -رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim, no. 804)

Dan para sahabat al-Qur’an dalam al-Bahr Muhith 16: 353 adalah sebutan dari siapa saja yang Yang terus menerus membacanya dan mengamalkannya (المُلاَزِمِيْنَ لِتِلاَوَتِهِ العَامِلِيْنَ بِهِ). Disamping itu perintah Allah dalam membaca al-Qur’an akan menjamin kebahagiaan dan kemulyaan hidup kita, karena al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia dipenjuru dunia ini bagi siapapun yang mempelajarinya (QS. Al-Alaq [ ]: 3-5)

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ; الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ; عَلَّمَ الْإِنْسٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Bacalah!, dan Tuhanmu yang maha mulia, yang mengajarkan dengan qolam (pena), mengajarkan manusia dari sesuatu yang tidak mereka ketahui.

Zakat di Bulan Ramadhan

Keempat, Ramadhan membiasakan diri untuk gemar berinfak dan berzakat. Berinfak bertepatan di bulan Ramadhan setiap amalan dilipatgandakan pahalanya yaitu berupa 700 kali lipat dikali sepuluh, Maka perlu dipersiapkan anggaran untuk infaq sebelum Ramadhan dan tidak harus dengan uang, misalnya dalam bentuk makanan untuk berbuka puasa. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dan Rasulullah telah memberikan keteladan bahwa dirinya sebagai sosok manusia yang dermawan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآن

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan ramadan ketika bertemu dengan malaikat jibril, dan jibril menemui beliau di setiap malam bulan ramadan untuk mudarosah (mempelajari) Al-Qur’an” (HR. Al-Bukhari)

 

Gambaran pribadi yang dermawan di dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa:

وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا ۝٦٧

Artinya: Dan, orang-orang yang apabila berinfak tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. (Infak mereka) adalah pertengahan antara keduanya (QS. Al-Furqon [25]: 67)

 

Sementara zakat yang kita keluarkan sebagai usaha untuk mensucikan harta dari hak-hak para delapan asnaf (QS. At-Taubah[9]:60) yang dititipkan oleh Allah lewat rizki yang kita terima sebagaimana disampaikan dalam QS. At-Taubah[9]:103:

 

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ۝١٠٣

Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

Dan khusus untuk zakat fitrah sebagai pembuka jalan bagi setiap mu’min yang melaksanakan ibadah dibulan Ramadhan agar diterima oleh Allah Swt, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “bulan Ramadhan ibadahnya menggantung diantara langit dan bumi dan tidak sampai kepada Allah Swt hingga dikeluarkannya zakat fitrah” (HR. Bukhari)

Baca juga: Rekonsiliasi dan Keterhubungan Manusia Melalui Komunikasi Sejati Saat Idul Fitri

Kelima, Bulan Ramadhan telah melatih kita membersihkan hati kita dari penyakit sombong, Gibah, gosip, atau membicarakan keburukan orang lain, hasad, namimah dan fitnah, bersumpah palsu. Kesemuanya penyakit hati tersebut berawal dari sikap ujub dan sombong. Dan hal ini senantiasa dibersihkan agar ibadah puasa kita tidak sia-sia dihadapan Allah Swt. Sebagaimana tertuang di dalam QS. Al-Hujurat [49]:12

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.

 

Dan dari kebersihan hati inilah Ramadhan telah mengajarkan kepada kita tentang cara menyambung tali silaturrahim, karena dengan cari inilah Allah Swt tidak akan memutuskan Rahmat-Nya yang telah diberikan kepada kita sebelumnya, (sabda Rasulullah: “Rahmat Allah tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturrahim” -HR. Muslim), bahkan semakin menambahkannya saat kita mampu menjadi pribadi yang bersyukur kepada-Nya (QS. Ibrahim [14]: 7)

 

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ۝٧

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

 

Ma’asiral Muslimina wal Mu’minina Rahimakumullah

Mudah-mudahan habitus Ramadhan ini senantiasa membekas dalam diri kita, atau bahkan menjadi sikap dan perilaku yang tidak hanya dialam jismiyah saja, melainkan sudah terkonstruksi kedalam mind (pikiran) dan heart (hati) kita atau bahkan telah menjadi bagian dari konstruksi alam bawah sadar kita, sehingga tanpa kita sadari kita telah melakukan kelima habit tersebut, sehingga tanpa kita sengaja kesalehan sosial telah menjadi karakter dan kepribadian kita..amin.

 

سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمـُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمـُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ.

اللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، وَلَا تَجْعَلْهُ مُلْتَبِسًا عَلَيْنَا فَنَضِلَّ، وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ.

رَبِّ هَبۡ لِىۡ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسلِمِين وَاجْمَعْ كَلِمَةَ الْمُسْلِمِينَ عَلَى الْحَقِّ يَا رَبَّ الْعَلَمِينَ.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ

Berita Terkini

FPIP Umsida Selenggarakan Lomba Tari Tradisional Bersama Mahasiswa Internasional
FPIP Umsida Buat Jembatan Budaya, Selenggarakan Lomba Tari Tradisional
December 6, 2024By
Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah, Ini 4 Alasan Angkat Tema Kemakmuran
December 4, 2024By
Hari Disabilitas Internasional, FAI Umsida Cetak Generasi Berjiwa Sosial Tinggi
Hari Disabilitas Internasional, FAI Umsida Cetak Generasi Berjiwa Sosial Tinggi
December 3, 2024By
karakter islami mahasiswa 1_11zon
Pentingnya Pendidikan Karakter Islami Bagi Mahasiswa
December 3, 2024By
kenaikan gaji guru
Prabowo Naikkan Gaji Guru Hingga Rp81,6 Triliun, Dosen Umsida Beri Tanggapan
December 2, 2024By
PKMU ibadah
Mengapa Ibadah Menjadi Hal Utama yang Wajib Dimiliki Mahasiswa?
December 1, 2024By
International Student Inbound Program 2024 di FPIP Umsida
International Student Inbound Program 2024 di FPIP Umsida, Kerjasama Akademik dan Budaya
November 29, 2024By
pesan Dr Hana untuk lulusan sebelum ke masyarakat 1
Sebelum ke Masyarakat, Ini 2 Poin yang Harus Dicatat Lulusan dari Warek 1 Umsida
November 29, 2024By

Riset & Inovasi

Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By
Pembelajaran Melalui E-Modul (4)
Umsida Dorong Inovasi Pembelajaran Melalui E-Modul Literasi Berbasis Etnopedagogi
September 11, 2024By
Mesin Perajang dan Pengaduk Sambal
Inovasi Mesin Perajang dan Pengaduk Sambal Otomatis 3 Dosen Umsida
September 8, 2024By
legalitas BUMDesa
Tim Abdimas Umsida Akan Urus 5 Legalitas BUMDesa di 2 Kabupaten Usai Bantu 2 Desa Ini
August 29, 2024By

Prestasi

riset dan abdimas Umsida meningkat 1
Riset dan Abdimas Umsida Meningkat, 65 Proposal Penelitian Lolos Program Risetmu 2024
December 11, 2024By
MFQ FAI Umsida Sabet Juara Nasional Lagi
Semangat Tanpa Batas, Tim MFQ FAI Umsida Sabet Juara Nasional Lagi
December 8, 2024By
Mahasiswa PBA Umsida Raih Juara Video Kreatif Bahasa Arab di DLA Fair 2024
Mahasiswa PBA Umsida Raih Juara Video Kreatif Bahasa Arab di DLA Fair 2024
December 1, 2024By
Dua Srikandi FAI Umsida Ini Berhasil Raih Juara di Kejurda Tapak Suci Jember
November 25, 2024By
flash card kodifikasi
Laboran MIK Umsida Buat 107 Flash Card untuk Permudah Mahasiswa Pelajari Kodifikasi
November 19, 2024By