Umsida.ac.id – Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FAI Umsida) kembali mengukir prestasi dengan menggali berbagai inovasi, salah satunya yakni untuk membantu membantu orang tua ABK.
Dr Anita Puji Astutik SAg MPdI, Wakil Dekan FAI Umsida, berhasil meraih penghargaan sebagai inovator terbaik top 10 finalis kategori digital pada Kompetisi Inovasi Sidoarjo (KISI) 2025.
Lihat juga: Disability Festival 2025 Jadi Ruang Inklusi Mahasiswa Umsida untuk Tunjukkan Kreativitas
Penghargaan tersebut diterima dalam acara Penganugerahan KISI 2025, yang digelar pada Rabu, (26/11/2025), di Lobby Utama Suncity Mall Sidoarjo.
Acara yang dihadiri oleh Rektor Umsida, Dekan FAI Umsida, serta Ketua DPRD Sidoarjo ini menyajikan pameran inovasi unggulan dari berbagai peserta.
Salah satu inovasi yang mendapat perhatian besar adalah ATAP (Al-Quran Therapy to Answer The Problem), sebuah website terapi berbasis Al-Quran yang diciptakan oleh Dr Anita Puji Astutik bersama timnya.
Inovasi ini dirancang untuk membantu orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan mengintegrasikan aspek spiritualitas dan psikologis.
Dr Anita menyampaikan rasa syukur atas capaian ini yang bisa menembus jajaran Top 10 dalam ajang tersebut.
“Alhamdulillah, kita tetap berada di posisi Top 10. Yang terpenting bukan peringkatnya, tetapi bahwa kita tidak berada pada urutan terakhir,” ujarnya sambil tersenyum.
Solusi Digital untuk Orang Tua ABK

Website ATAP memiliki berbagai fitur yang bermanfaat, seperti Terapi Al-Quran, Konseling Islam, dan Murrotal Al-Quran, yang bertujuan untuk meningkatkan self-compassion dan resiliensi orang tua ABK.
Dalam uji coba yang dilakukan di PKBM Lentera Fajar Indonesia, website ini terbukti efektif dengan peningkatan self-compassion dan resiliensi orang tua ABK sebesar 9%.
Hal ini menunjukkan bahwa inovasi ini tidak hanya diterima dengan baik oleh pengguna, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Meski begitu, Dr Anita juga menegaskan bahwa evaluasi tetap diperlukan agar kualitas inovasi semakin meningkat. Ia mengakui bahwa salah satu kekurangan yang masih perlu dibenahi adalah jumlah mitra atau pengguna yang menjadi responden.
“Kekurangan kita adalah mitranya masih sedikit, sehingga respondennya juga terbatas,” jelasnya.
Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Pendekatan Inovatif

Keunggulan dari inovasi ini terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan teknologi dengan spiritualitas.
Dengan menggunakan platform digital yang mudah diakses, orang tua ABK dapat memanfaatkan terapi berbasis Al-Quran untuk mendukung kesehatan mental dan emosional mereka, sebuah pendekatan yang sangat relevan di era digital saat ini.
Sebagai tindak lanjut, Dr Anita menekankan pentingnya perluasan jangkauan penggunaan inovasi yang dihasilkan sivitas FAI Umsida.
“Syarat utama agar kita bisa naik peringkat adalah mendiseminasikan produk ke lebih banyak pengguna,” tegasnya.
Inovasi ATAP ini tidak hanya membanggakan bagi Dr. Anita dan tim, tetapi juga menjadi inspirasi besar bagi civitas akademika FAI Umsida.
Lihat juga: Inovasi Pengolahan Sampah Tanpa Asap Umsida Masuk Top 10 KISI 2025
Dengan semangat pengembangan berkelanjutan, Dr Anita berharap inovasi FAI Umsida ini dapat semakin luas dimanfaatkan dan memberi dampak positif bagi masyarakat.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi



















