jurnalis saat di lapangan

Jurnalis dan Penulis, Simak 5 Perbedaannya

Umsida.ac.id – Jurnalis dan penulis merupakan dua pekerjaan yang berkecimpung di dunia kepenulisan. Meskipun pada dasarnya mereka sama-sama menulis, sebenarnya mereka memiliki tugas yang berbeda. Pada diskusi kali ini, kita akan membahas tentang profesi jurnalis dan penulis.

Bersama dengan Istiqomah MIKom seorang dosen penulisan jurnalistik dan penulisan kreatif akan menjelaskan lebih detail tentang keduanya. “Sebenarnya semua orang bisa menulis, seperti membuat status di media sosial, membuat caption, yang membedakan adalah spesifikasi jenis tulisannya,” ucap ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah ini. Lalu, apa saja perbedaan tersebut? Yuk simak dalam artikel berikut ini.

Baca juga: Perluas Jejaring, 9 Mahasiswa S-2 Internasional Kunjungi Umsida

5 Perbedaan Jurnalis dan Penulis

1. Tugas

jurnalis mengikuti tren yang terjadi

Tugas jurnalis dan penulis tentu berbeda. Wartawan memproduksi peristiwa yang sedang terjadi saat itu. Mereka menulis fakta sesuai tempat kejadian perkara (TKP), sedangkan penulis bisa menulis dari ide sendiri atau permintaan client.

“Jadi kalau penulis itu menulis di tempat yang comfortable. Misalnya penulis buku, ia bisa menulisnya di tempat yang membuat dia nyaman sehingga bisa memunculkan ide yang lebih bagus lagi. Kalau jurnalis harus mengikuti kode etik jurnalistik dan regulasi perusahaan,” lanjut Isti.

2. Media

media yang digunakan keduanya berbeda

Penulis tidak harus mempublikasikan tulisannya di media tertentu karena ia tidak terikat. Kecuali jika ada permintaan untuk membuat publikasi dari sebuah perusahaan seperti menulis majalah. Atau jika seorang penulis tersebut menulis tentang artikel ilmiah, maka ia juga membutuhkan media untuk mempublikasikan tulisannya.

Baca juga: 628 Mahasiswa KKN T Umsida Sukses Tebar Manfaat

Media juga akan menentukan hasil tulisan tersebut. Tulisan yang diproduksi wartawan akan diterbitkan di media tertentu dan mendapatkan perlindungan pers dari dewan pers. Sedangkan penulis biasanya berjalan sendiri. 

Misal penulis buku, ketika buku diterbitkan, maka ia bertanggung jawab sendiri atas karyanya. Ia berkoordinasi dengan penerbit buku tersebut hanya ketika membuat sebuah karya, bisa jadi di karya berikutnya ia memilih penerbit yang berbeda.

Namun yang jelas, kedua profesi ini harus bisa mempertanggungjawabkan tulisannya.

3. Gaya Penulisan

kode etik harus diterapkan oleh jurnalis

Gaya penulisan seorang jurnalis dan penulis juga berbeda. Kalau jurnalis harus mengikuti ketentuan tertentu sesuai kode etik. Jadi pemilihan diksi juga berpengaruh, apalagi jika wartawan sedang menulis straight news. Mereka menggunakan tatanan kalimat yang ringan dan mudah dimengerti oleh pembaca.

Lihat Juga :  Fortawa 2023: Berikan Dana Sebesar 1,4 M Beasiswa untuk Maba

Jurnalis juga memiliki gaya penulisan yang menyesuaikan dari medianya. Tiap media memiliki gaya penulisan yang berbeda-beda, mereka memiliki sudut pandang tersendiri yang menjadi ciri khas medianya. Maka wartawan harus mengikuti regulasi tersebut.

“Kalau penulis kan mereka bisa bebas mau menulis dengan bahasa dan gaya penulisan seperti apa baik itu penulis fiksi maupun nonfiksi. Sedangkan jurnalis, setidaknya kalimat yang ditulis mengandung unsur 5W+1H. Dan balik lagi, tulisan harus disesuaikan dengan culture di perusahaan tersebut,” lanjut anggota GOW Sidoarjo ini.

Baca juga: Hentikan Bahaya Sampah Popok Sekali Pakai, Begini Caranya

4. Instansi

penulis biasanya freelance

Biasanya, penulis lebih ke freelance karena saat membuat karya ia mengaturnya sendiri mulai perencanaan karya hingga penerbitannya. Sedangkan wartawan, ia tidak sebebas jurnalis karena pekerjaan ini berada di bawah naungan sebuah instansi. 

Jadi ritme pengerjaan tulisan wartawan menyesuaikan dengan regulasi yang ditetapkan oleh instansinya. Sedangkan penulis, ia bebas berekspresi membuat karya. Ia hanya akan terikat instansi jika suatu saat ada klien yang membutuhkan jasanya untuk sebuah perusahaan.

5. Target Jurnalis dan Penulis

penulis tidak harus bertugas di lapangan

Karena penulis tidak terikat apapun, maka ia tidak harus menyelesaikan tulisannya dalam kurun waktu tertentu. Seperti saat penulis yang akan membuat novel, ia tidak harus menyelesaikan tulisannya di hari tertentu. Penyelesaiannya pun cenderung lebih lama karena ia menulis tulisan panjang, berbeda dengan wartawan.

Misalnya, seorang wartawan wajib membuat sebanyak lima berita setiap hari, maka ia harus mencapai target tersebut. Jurnalis juga harus mengikuti sesuatu yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Jadi mereka membuat tulisan sesuai tren.

“Seorang penulis bisa menjadi jurnalis tergantung dari karakteristik tulisan yang akan dibuat. Sedangkan jurnalis, setidaknya bisa menulis karena secara tidak langsung, saat bekerja ia sudah terbiasa mengobservasi, bagaimana mencari sumber data dan mengolahnya. Tapi penulis basisnya belum seperti penulis,” pungkas ketua majelis kader ‘Aisyiyah Sidoarjo ini.

Itulah tadi diskusi tentang perbedaan antara jurnalis dan penulis. Untuk kamu yang ingin mendalami dunia kepenulisan, kamu bisa mendaftarkan diri untuk kuliah di program studi Ilmu Komunikasi Umsida. Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa mengeceknya di Instagram di ikomumsida.official. Yuk, daftarkan dirimu sekarang juga melalui Penerimaan Mahasiswa Baru di PMB Umsida.

Sumber foto: Pexels

Penulis: Romadhona S.

Penyunting: Rani Syahda

Berita Terkini

lomba matematika Himaksida
Lomba Matematika dan Akuntansi Satukan Logika dan Analisis di Ajang AMC 2025
July 1, 2025By
pembekalan mahasiswa Umsida
Calon Mahasiswa Umsida Lulusan 2025 Dibekali Seminar dan Pendampingan Eksklusif
July 1, 2025By
MoU Umsida dan Pengadilan Agama Sidoarjo 4
MoU Pengadilan Agama Sidoarjo dan Umsida, Sinergi Kembangkan Pendidikan Hukum
June 27, 2025By
motivasi mahasiswa KIP-K Umsida 3
Mahasiswa KIP-K Umsida 2025 Dapat Pesan Ini dari Ketua Senat FMIPA IPB
June 27, 2025By
Kemendikti Saintek amanahi Umsida 4
Umsida Jadi Tuan Rumah Sosialisasi KIP-K PPAPT Kemendikti Saintek 2025
June 26, 2025By
studi tiru UMM Palu 1
Studi Tiru dan Laboratory Visit UM Palu ke Umsida, Siapkan Pembukaan FK
June 25, 2025By
mahasiswa melek akan pelayanan publik 1
Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Diskominfo Sidoarjo Ajak Mahasiswa Umsida Berani Bersuara
June 25, 2025By
Dr Imam Fauji berpulang
Dr Imam Fauji Berpulang, Duka Mendalam Keluarga Besar Umsida
June 23, 2025By

Riset & Inovasi

pentingnya keamanan pangan 1
Ajak Melek Literasi Keamanan Pangan, Warek 1 Umsida Andil di Pendampingan PSAT
June 30, 2025By
pemeriksaan gigi 1
Gelar Pemeriksaan Gigi Bumil, FKG Umsida Edukasi 22 Ibu untuk Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut
June 24, 2025By
tanaman pionir Lumpur Sidoarjo 3
Peneliti Umsida Manfaatkan Tanaman Pionir Sebagai Agen Fitoekstraksi di Lumpur Sidoarjo
June 12, 2025By
FKG Umsida aktif di abdimas 1
Peran Aktif FKG Umsida Kepada Para Lansia, Edukasi Kesehatan Gigi di Usia Senja
June 12, 2025By
potensi Lumpur Sidoarjo 2
Temukan Potensi di Lumpur Sidoarjo, Peneliti Umsida Kolaborasi dengan PPLS
June 11, 2025By

Prestasi

Umsida Kampus Islami Terbaik III_11zon
Umsida Jadi Kampus Islami Terbaik III pada Muhammadiyah Higher Education Awards 2025
June 30, 2025By
mahasiswa Administrasi Publik Umsida
Mahasiswa Administrasi Publik Juara 1 Kumite +84 Kg Senior Putra Piala Guberur Jatim Cup
June 28, 2025By
perunggu di piala gubernur Jatim II
Raih Perunggu Piala Gubernur Jatim II 2025, Mahasiswa Ini Bersaing dengan Tim Militer
June 26, 2025By
PTMA Mitra RisetMu Terbaik IV
Jadi PTMA Mitra RisetMu Terbaik IV, Umsida Buat Roadmap Sesuaikan Kampus Berdampak
June 23, 2025By
Umsida jadi lembaga program koding
Umsida Jadi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Program Koding dan KA
June 21, 2025By