Umsida.ac.id-Kepala Lembaga Layanan Pendidikan TinggI (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur, Prof Dr Dyah Sawitri SE MM memberikan ucapan selamat dan sukses atas karya nyata yang dipersembahkan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) telah mewisudakan sebanyak 964 wisudawan. “Insyaa Allah yang diwisuda ini adalah orang yang mampu mencetak kerja bukan yang mencari kerja,” ucapnya dalam acara wisuda ke-41 Umsida sesi 1 yang diadakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus 1, Sabtu (24/06/2023).
Selain menjadi orang yang mampu mencetak kerja, perempuan yang sebelumnya menjabat dua periode sebagai Rektor Universitas Gajayana (Uniga) Malang ini yakin jika lulusan Umsida memiliki multiplayer effect untuk kehidupan, keluarga, bangsa dan negara. Kata-kata ini selalu tak lepas dari sambutan awalnya saat mengisi wisuda kerena ia percaya bahwa ucapan adalah doa sehingga in syaa Allah akan terwujud. Ditambah, untuk wisudawan jenjang S2, ia mendoakan agar memiliki jabatan lebih tinggi nantinya.
Dalam kesempatannya, Prof Dyah menyampaikan pesan untuk wisudawan agar memahami posisi dirinya sebagai wisudawan di PDDikti. Dua hal yang perlu wisudawan cermati ialah mengecek apakah nama dan nomor induk mahasiswa sudah benar atau belum. Hal ini sebab nantinya untuk melanjutkan pendidikan atau pekerjaan apapun, semua akan tersambung dengan PDDikti atau ijazah.
Secara pasti,Prof Dyah menuturkan bahwa Umsida sudah mendaftarkan para wisudawan ke PDDikti. Minimal mahasiwa yang sudah menempuh 120 sks sudah bisa didaftarkan untuk mendapat nomor induk ijazah secara nasional, terlebih yang sudah dinyatakan lulus.
Lebih lanjut, Prof Dyah meminta para wisudawan untuk mengisi treasure study yang disediakan oleh Kemendikbud melalui Belmawa guna menunjukkan kompetensi yang dihasilkan Umsida. Dengan ini, wisudawan sudah menunjukkan bukti cintanya terhadap kampus tercinta.
Nantinya, lewat kegiatan ini, Umsida tidak perlu lagi promosi karena sudah dipromosikan oleh para wisudawan. Kegiatan pengisian treasure study ini cukup dilakukan wisudawan dalam kurun waktu enam bulan atau satu tahun ke depan. “Tujuannya sangat besar, untuk perbaikan perguruan tinggi di Indonesia sebagai bentuk continuous improvement dan tak lupa juga perbaikan Umsida pula,” ujar perempuan kelahiran Trenggalek 1967 itu.
Berikutnya,Prof Dyah juga mensosialisasikan program Merdeka Belajar Kampus Belajar (MBKM) yang dimulai sejak 2020. Ia menginginkan perguruan tinggi di wilayah Jatim, termasuk Umsida bisa menerapkan MBKM dengan benar. “Baik itu pembelajaran di dalam kampus di prodi berbeda, atau pembelajaran di luar kampus dalam prodi yang sama atau beda, baik itu kegiatan nasional atau internasional, dan apakah biaya sendiri atau biaya negara,” terangnya.
Kehadiran MBKM yang terus meningkat akan menjadi usaha untuk mewujudkan SDM unggul Indonesia emas 2045. Dyah juga mengapresiasi usaha Umsida yang sudah memiliki 25 Lektor dan 1 Lektor Kepala jabatan fungsional dosen guna menunjang Umsida menjadi perguruan tinggi Unggul.
Terakhir, Prof Dyah tak lupa menyampaikan pesan Pak Menteri terhadap maraknya pelecehan seksual di dunia pendidikan. Di setiap perguruan tinggi harus menerapkan anti pelecehan seksual, anti korupsi, anti intoleransi dan anti narkoba juga dilengkapi dengan posko-posko. Cara mewujudkannya tidak lain ialah perlunya kolaborasi dan komunikasi. “Agar yang kuliah di Umaida merasa aman, nyaman dan damai,” tandasnya.
Ditulis : Angelia Firdaus
Editor: Rani Syahda
*Humas Umsida