Umsida.ac.id – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Prof Dr A Dzo’ul Milal MPd sebagai narasumber utama dalam momen silaturahmi dan saling memaafkan di acara Halal bi Halal Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) di Aula Mas Mansyur, Rabu (09/04/2025).
Lihat juga: Makna Halalbihalal, Rasa Saling Memaafkan, dan Bersyukur
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika, mulai dari jajaran rektorat, Badan Pembina Harian (BPH), dekanat, dosen, hingga tenaga kependidikan Umsida.
Dalam paparannya, Prof Milal menjelaskan tentang struktur dualitas yang melekat dalam kehidupan manusia. Menurutnya, dalam ilmu humanistis, kehidupan manusia terdiri dari dua unsur utama, yaitu jasad dan ruh, atau jiwa dan raga.
“Struktur dualitas ini seperti bungkus dan isi. Keduanya harus sama-sama dijaga agar tetap bersih dan suci,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Halal bi Halal merupakan salah satu cara membersihkan sisi spiritual atau jiwa manusia dengan cara mempererat silaturahmi dan saling memaafkan.
Sementara itu, untuk membersihkan sisi fisik, manusia telah menjalaninya melalui ibadah puasa Ramadan yang bertujuan untuk melatih diri menahan hawa nafsu, haus, dan lapar.
“Puasa Ramadan mengajarkan kita untuk menahan diri secara fisik, namun hakikatnya harus juga diikuti oleh penguatan spiritual atau keimanan. Jika tidak disertai keimanan, maka puasa hanya sebatas menahan lapar dan haus saja,” ujar Prof Milal.
Makna Penting dari Saling Memaafkan
Lebih lanjut, Prof Milal menegaskan bahwa momen Idul Fitri menjadi titik puncak pembersihan diri manusia. Setelah sebulan berpuasa, umat Muslim memasuki fase baru yang harus diawali dengan saling memaafkan.
Menurutnya, ada dua aspek hubungan yang perlu dijaga dengan baik, yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia.
“Puasa telah mempererat hubungan kita dengan Allah, sedangkan Halal bi Halal ini menjadi kesempatan kita memperbaiki hubungan antar sesama manusia. Di momen ini kita harus saling memaafkan tanpa melihat status atau jabatan seseorang,” tuturnya.
Prof Milal kemudian mengutip ayat Al Quran tepatnya dalam surah Ali Imran ayat 134, “وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ” yang artinya “orang-orang yang memaafkan orang lain”.
Ia juga menambahkan ayat 159 dari surah yang sama, “فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ”.
Artinya, “Maafkanlah mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka”.
Dari kedua ayat tersebut, Prof Milal menyampaikan pentingnya membuka hati untuk memaafkan orang lain secara tulus, bukan hanya meminta maaf saja.
“Jangan sampai kita masih menyimpan dendam atau gangguan psikologis yang justru menghambat kinerja kita sehari-hari,” jelasnya.
Menjaga Silaturahmi untuk Kelancaran Rezeki
Prof Milal juga menyampaikan bahwa salah satu manfaat dari silaturahmi adalah dibukanya pintu rezeki dan dipanjangkan umur seseorang. Ia mengutip sebuah hadits yang berbunyi, Man Ahabba ayyubsatha lahuu fii rizqihii, wa yun sa’alahu fii atsarihi fal yashil rahimah
Artinya:
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalin silaturahmi.”
Menurutnya, Halal bi Halal ini adalah momentum yang sangat baik untuk memperkuat tali silaturahmi antar sesama manusia, terlebih di lingkungan perguruan tinggi seperti Umsida.
“Kegiatan ini menjadi kesempatan saling mendoakan dengan mengucapkan ‘taqabbalallahu minna wa minkum’ dan ‘minal aidin wal faizin’,” ungkapnya.
Prof Milal juga mengingatkan pentingnya menjaga hubungan baik antar sesama setelah saling memaafkan, terutama dalam konteks kerja sama tim.
Ia menegaskan bahwa hubungan yang telah kembali baik setelah Halal bi Halal seharusnya berdampak pada peningkatan kualitas kerja dan sinergi tim.
“Jika kita sudah saling memaafkan dengan tulus, maka hubungan antar sesama akan semakin baik. Ketika hubungan sudah harmonis, kinerja kita sebagai tim juga pasti akan meningkat, yang pada akhirnya berdampak positif bagi institusi,” pungkas Prof Milal.
Lihat juga: Berkah Ramadan Belum Habis! Raih Pahala Sepanjang Tahun Dengan Puasa Syawal
Ia berharap bahwa kegiatan Halal bi Halal ini tidak hanya menjadi seremonial semata, tetapi bisa menjadi titik awal bagi seluruh civitas akademika Umsida untuk lebih baik dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kerja sama yang lebih erat, memperkuat sinergi, serta menginspirasi lingkungan sekitar secara luas.
Penulis: Romadhona S.