Umsida.ac.id – Kegiatan berbagi kepada sesama menjadi budaya humanis yang mulai diunggulkan sebagai program kemanusiaan oleh banyak lembaga, khususnya oleh Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazizmu)
Dalam hal ini, Lazizmu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) turut memberi sumbangsih dalam melakukan pemerataan pendistribusian bahan sembako ke 4 panti asuhan yang ada di Kabupaten Sidoarjo, Rabu (27/4).
Sembako yang dibagikan berupa 5 kg beras, 1 liter minyak goreng, 1 kg gula, 1 kotak teh celup,dan mie instan sebanyak 2 buah. Ada 65 paket sembako yand disalurkan ke panti asuhan, 35 paket untuk kaum dhuafa, 25 paket untuk marbot masjid, dan 25 paket untuk guru TPQ.
Sedangkan 4 panti asuhan yang menjadi sasaran pembagian bahan sembako tersebut adalah Panti Asuhan ‘Aisyiyah (Kecamatan Sidoarjo), Panti Asuhan Nurul Azhar (Kecamatan Porong), Panti Asuhan Muhammadiyah Al-Kautsar (Kecamatan Sukodono), Panti Asuhan Muhammadiyah Al-Insan (Kecamatan Wonoayu).
Kegiatan berbagi seperti ini menjadi salah satu program yang mulai digiatkan oleh Lazizmu Umsida sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan. Kata Abdul Haris Effendie S Pd I, pengurus bidang keuangan Lazizmu Umsida, pemilihan ke-4 panti asuhan tersebut merupakan upaya menyeimbangkan pembagian dengan Lazizmu PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) yang juga memiliki program serupa.
“Kami menghindari adanya tumpang tindih pembagian bahan sembako. Jadi mana cabang-cabang Muhammadiyah yang dianggap tidak sama pendistribusiannya, maka Lazizmu Umsida berusaha menyeimbangkan hal tersebut,” tuturnya.
Selain disalurkan ke panti asuhan, sembako tersebut juga diberikan kepada marbot masjid dan guru TPQ di seluruh Kecamatan Tanggulangin. Dr Kumara Adji Kusuma S Fil I CIFP, Kepala Lazizmu Umsida menyebut, program ini juga bertujuan untuk menyalurkan 15 juta dana dari para donatur. “Apalagi di bulan Ramadhan ini bulan yang penuh berkah, dimana ada kewajiban untuk membagikan kepada infaq dan shadaqah,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, dipilihnya guru TPQ sebagai penerima infaq dan shadaqah ini karena tim Lazizmu Umsida mempertimbangkan gaji mereka yang sangat minim. “Kadang-kadang mereka digaji sebulan Rp 200.000, maka mereka berhak menerima bantuan ini, jadi marbot, guru TPQ, dan panti asuhan ini semuanya tergolong dalam 8 asnaf,” imbuhnya.
Asnaf merupakan golongan orang yang berhak menerima zakat. Golongan ini yaitu Fakir (orang yang tidak memiliki harta), Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi), Riqab (hamba sahaya atau budak), Gharim (orang yang memiliki banyak hutang), Mualaf (orang yang baru masuk islam), Fisabilillah (pejuang di jalan Allah), Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar dalam perantuana), dan Amil Zakat (panitia pengelola dan penerima zakat).
Lebih lanjut, program positif ini juga disambut baik oleh Bagus, pengurus administrasi Panti Asuhan Al-Insan. Ia mengungkap, ada sebanyak 20 anak asuh yang dididik di panti asuhan tersebut, 2 orang pengasuh, dan 8 orang pengurus. Ia melanjutkan, selama bulan puasa sumbangan banyak berdatangan ke panti asuhan tersebut.
“Saya mengucapkan jazakumullah khairan khasiran, semoga apa yang diberikan Lazizmu Umsida ini menjadikan sebuah nilai bentuk sosial amal shalih, amal jariyah, atau sedekah yang baik. Dan Alhamdulillah kami sangat bersyukur sekali mendapat bingkisan yang baik dan bermanfaat, apalagi setelah ini anak-anak bisa kembali ke rumahnya dan membawa oleh-oleh,” ujarnya.
Ungkapan rasa senang dan syukur itu juga disampaikan oleh Eko, pembina Panti Asuhan Al-Kautsar. “Alhamdulillah kami juga senang bisa ikut merasakan dampak positif dari program ini,” tuturnya. Nantinya, lanjut Eko, sembako yang diterima akan dipergunakan secara bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan pangan 20 anak asuh yang ada di sana.
“Kami berharap mudah-mudahan program ini bisa istiqamah dan lebih banyak donatur atau para dermawan yang menitipkan sebagian hartanya di kantor layanan Lazizmu Umsida, sehingga lebih meluas lagi distribusi kita dan bisa dirasakan manfaatnya untuk kaum dhuafa di lingkungan sekitar,” tutur Abdul Haris memberi harapan.
Reporter : Shinta Amalia Ferdaus/ Etik
*Humas Umsida