Umsida.ac.id – Pandu Al-Hakim, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) harumkan nama kampus lewat Lomba Tahfidz Kategori 5 Juz sebagai Juara 3 Tingkat Nasional pada 22 Mei lalu.
Kepada tim Umsida.ac.id, Jumat (28/5), Pandu menuturkan, keikutsertaannya dalam perlombaan yang diadakan oleh Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima (IAIM BIMA) ini merupakan motivasi untuk mengasah kemampuan hafalan al-Quran yang dimilikinya. “Dan Alhamdulillah ini menjadi predikat juara kedua dalam tahun ini setelah sebelumnya di event BQ Umsida kategori 3 juz. Tiada niat lain selain agar selalu mendapat ridho Allah dalam setiap langkah saya,” tuturnya.
Persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa semester 2 itu selama 5 hari. Tahap perlombaan dimulai dari registrasi, memilih cabang perlombaan tahfidz, kemudian menentukan kategori jumlah juz yang dilombakan. Selanjutnya masing-masing peserta akan menerima undian berupa 3 butir soal berupa sambung ayat yang akan dibacakan oleh dewan juri. Pada tahap akhir, untuk masing-masing kategori akan dipilih juara 1, 2, dan 3 baik laki-laki maupun perempuan.
Pandu mengaku, selama mengikuti perlombaan ia bersaing dengan banyak mahasiswa dari berbagai universitas ternama dari seluruh Indonesia, seperti dari IAIM Bima, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA Jakarta).
Mahasiswa yang sudah menuntaskan hafalan 30 juz itu mengaku tidak ada kendala selama mengikuti perlombaan, sebab sudah menjadi tanggung jawab seorang hafiz (penghafal al-Quran) untuk menjaga hafalannya. “Alhamdulillah kendala tidak ada karena sudah menjadi kewajiban sebagai penghafal Al-Quran untuk senantiasa menjaga atau bermurojaah hafalannya. Jadi ketika ada event seperti kemarin tinggal sedikit menambah intensitas murojaah saya,” terangnya.
Selanjutnya pria lulusan SMA Muhammadiyah 4 Porong itu menyebutkan, teknik menghafal yang ia gunakan dikenal dengan istilah metode klasik, yakni menghafal satu halaman al-Quran dengan dibagi kedalam 3 bagian dan tiap bagian diulang sebanyak 20 kali.
Dalam perlombaan ini, hal paling utama baginya adalah melakukan murojaah secara berkala. Ia membagikan sedikit tips agar bisa menjuarai perlombaan tahfidz. “Tips khusus sih tidak ada, seperti persiapan yang diamalkan oleh peserta lomba tahfidz pada umumnya yaitu bermurojaah hafalan sedetail dan sesering mungkin. Sedikit tambahan dari saya yaitu menghafalkan tiap awal dan akhiran halaman Al-Qur’an karena itu tempat yang paling rawan untuk juri memberikan pertanyaan,” jelasnya.
Terakhir, Pandu berpesan kepada mahasiswa Umsida untuk terus mengasah bakat yang dimiliki dengan mengikuti UKM maupun perlombaan, sebab setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk berprestasi. Sehingga dapat mengharumkan nama Umsida di kancah nasional dan Internasional. (Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida