Umsida.ac.id – Program Kampus Mengajar (PKM) yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sukses membuat 14 orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terjun dalam dunia pendidikan. “Kami merasa senang dengan adanya program Kampus Mengajar, dengan adanya program ini kami mendapatkan banyak pengalaman yang tak bisa dinilai dengan uang,” ucap Farisa Al Mirroh, Peserta Kampus Merdeka sekaligus Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Umsida, pada Kamis (16/06).
Adanya kampus mengajar sangat membantu berbagai macam program pembelajaran yang sebelumnya sempat terhenti, seperti yang dialami oleh Farisa dengan 3 orang temannya, Azzahra Salma Nabila dan Miftakhul Jannah saat melaksanakan PKM.
Tiga mahasiswa PGSD Umsida ini masuk dalam kampus mengajar, dan kebetulan mendapatkan tempat di sekolah yang sama, mereka bertiga awalnya di tempatkan di SDN Pulungan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur.
Namun, karena jarak yang begitu jauh, akhirnya mereka mengajukan perpindahan domisili pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur, dan akhirnya ditempatkan di SDN Pulungan Sedati, Sidoarjo. Dalam kampus mengajar ini mereka tergabung setim dengan 5 orang mahasiswa lainnya yang berasal dari Universitas Negeri dan swasta yang ada di Jawa Timur.
Pada PKM ini, Farisa bersama timnya membantu pengembangan literasi dengan mengaktifkan kembali program home schooling yang sempat terhenti, “Selain home schooling kami juga membuat beberapa kegiatan agar dapat meningkatkan semangat para siswa, serta membantu para dewan guru dalam pengarsipan administrasi sekolah,” jelas Farisa.
Pembelajaran home schooling adalah program sekolah yang diterapkan selama pandemi. Program ini dilakukan selama satu bulan, yang dimulai sejak 12 Mei 2021. Home schooling ini dilakukan setiap hari dari senin sampai jumat, dimana setiap kelas mendapatkan bagian 1 hari home schooling.
Farisa bersama tim membagi setiap kelas menjadi dua gelombang, dengan durasi waktu 2 jam pergelombang. Pembelajaran home schooling ini dilakukan untuk meninjau kembali pembelajaran yang dilakukan secara online, sehingga dapat diketahui seberapa jauh pemahaman siswa dalam memahami pelajaran.
“Awalnya kami sempat kebingungan, karena ternyata banyak dari siswa kelas atas, khususnya kelas 5 yang masih kesulitan dalam pelajaran matematika,” ungkap Farisa. Dengan diaktifkannya home schooling ini mereka berharap para siswa menjadi lebih paham dan mengerti mata pelajaran yang sebelumnya tertinggal.
Ditulis: Rina Aditia D A
Edit : Anis Yusandita