Umsida.ac.id – Untuk menunjang keterbatasan sekolah dasar 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) perlu polesan khusus dalam mengajar siswa, melalui progam kampus mengajar mahasiswa progam studi (Prodi) Manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berikan teknik mengajar unik pop up book kepada SDUT Al- Kautsar Bangsal, Mojokerto, Kamis (17/6).
Siti Miftakhurrohmah Mahmudah menjelaskan awal mulanya pembelajaran pop up book. “Kita sudah mengetahui bahwasanya SD tersebut 3T sangat tertinggal, bahkan proyektor atau media belajar lainya pun tidak ada, terus sekolah tersebut juga swasta tentunya susah untuk dapat dukungan dari luar, maka dari itu kami berfikir metode apa yang cocok dan menyenangkan untuk anak-anak dalam belajar, akhirnya kami sepakat membuat pop up book,” ujarnya.
Pop up book merupakan buku yang didesain timbul 3 dimensi. “Pop up book itu semacam buku terus kalau di buka ada gambar dan ada bentuknya, tujuan kami membuat itu karena untuk mengenalkan ilmu dan metode belajar, kalau tidak ada semacam itu menurut saya susah karena SD disana susah internet, kondisi pandemi, fasilitas kurang,” pungkasnya.
Adapun beberapa perbedaan model buku pop up untuk pembelajaran anak kelas 1 SD sampai 6 SD. “Kalau pop up book tingkat kelas 4, 5, 6 itu kan belajarnya sudah sampai mata uang, bentuk negara, ibukota, kemudian pop up negara-negara biar mereka paham tentang ilmu pengetahuan, dan juga pop up book untuk kelas 1, 2, 3 berisikan transportasasi jadi tau mana tranportasi darat, laut, udara, kemudian pop up book profesi,” tutur mahasiswa semester 6.
Respon siswa SD Al- Kautsar Bangsal sangat senang adanya metode pembelajaran pop up book. “Para siswa sangat antusias dalam menanggapi pembelajaran pop up, kayak tidak pernah lihat dan penasaran tentang buku kreatif tersebut, mereka sangat senang dalam belajar terus bagi saya itu merupakan keberhasilan dalam mengajar,” jelasnya.
Ia berharap kedepannya SD tersebut tidak tertinggal dan metode belajar pop up bisa bermanfaat. “Saya berharap SD tersebut bisa difasilitasi, baik peran pemerintah ataupun lainnya, karena kasihan juga SD yang lain sudah maju akan tetapi SD tersebut masih tertinggal, dan juga untuk para guru kedepannya harus bisa membuat ide belajar yang kreatif demi kelancaran proses belajar mengajar,” tutupnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana
Edit : Asita Salsabila