Umsida.ac.id – Masa pandemi Covid-19 saat ini dalam hal pendidikan banyak sekali yang perlu dibenahi terutama dalam hal tatap muka, melalui progam kampus mengajar mahasiswa progam studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berikan teknik mengajar unik SD negeri Purwosari 2 kecamatan Purwosari, kabupaten Pasuruan, muali dari Selasa 23 Maret hingga 30 April.
Faiqotul Maghfiroh menjelaskan asal mula pembelajaran luar jaringan (Luring) SDN Purwosari 2. “Awalnya tidak disetujui oleh kepala sekolah SD tersebut, akan tetapi setelah kami menyakinkannya akhirnya disetujui, dan juga kami tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes) ketat seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ujarnya.
Pada saat Luring terdapat dua sesi masuk sekolah dan mengajarnya menggunakan sistem kloter. “Terdapat dua sesi masuk yaitu pada sesi satu dimulai jam 7:00 sampai 8:00 dan pada sesi kedua dimulai jam 9:30 sampai 10:30, dan juga terdapat pembagian kelas mengajar, Minggu pertama di kelas 1,2,3, Minggu kedua kita kelas 456, begitu sebaliknya hingga Minggu ke 4,” jelasnya.
Terdapat beberapa masalah yang timbul pada saat proses belajar mengajar di masa pandemi Covid-19. “Masalah yang dihadapi anak-anak adalah saat saya tanya lebih suka luring atau daring kebanyakan menjawab daring karena mereka sudah terpengaruh oleh gadget apalagi soal game, dan parahnya guru disana hanya memberikan tugas tidak pernah menjelaskan materi, kalau gitu ilmu yang didapat darimana,” pungkasnya.
“Tidak hanya itu, kami juga tidak tinggal diam mumpung ada kesempatan luring jadi harus bisa dimaksimalkan, kita membuat progam belajar seperti membu CO tiap-tiap kelas karena untuk memudahkan komunikasi, kedua membuat model pembelajaran yang teratur,” imbuhnya saat ditanya jurnalis Umsida pada Kamis (17/6).
Respon anak-anak sangat antusias belajar luring. “Anak-anak sangat senang, sangat antusias karena mereka rindu suasana di kelas, belajar dengan teman-teman, bermain bersama, akan tetapi ada beberapa juga kendalanya karena sebagian siswa mungkin karena sudah terbiasa online jadi susah menangkap pembelajaran,” tutur wanita suka menari itu.
Mahasiswa semester 6 itu berharap, apa yang menjadi kontribusinya bisa bermanfaat bagi SDN Purwosari 2. “Saya berharap apa yang saya lakukan bisa bermanfaat bagi SD tersebut, dan juga moment seperti ini merupakan pengalaman baik bagi saya karena saya sendiri merupakan calon sarjana PGSD, dan juga saya inginkan di sekolah lainya bisa luring, demi kelancaran yang optimal dalam proses pembelajaran,” tutupnya.
Ditulis : Muhammad Asrul Maulana
Edit : Asita Salsabila