Umsida.ac.id – Muhammad Abdurrasheed Almarruf, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah (Umsida), berhasil mencetak prestasi di cabang olahraga taekwondo.
Lihat juga: Atlet Taekwondo Umsida Raih Juara 1 di Ajang Indonesia Expo Battle Piala DPR RI
Mahasiswa yang biasa disapa Rasheed itu meraih medali perunggu pada kategori sparring kelas umum atau senior Kejuaraan Taekwondo KBPP Polri Jawa Timur Cup 3.
Kejuaraan ini digelar oleh KBPP Polri Polda Jatim bertempat di GOR ITS Robotic Center Surabaya selama dua hari, (5-6/12/25).
Laga Taekwondo Perdana Melawan Lawan Lebih Berat

Rasheed mengaku pengalaman mengikuti pertandingan ini memberi kesan kuat sejak awal.
Ia menyaksikan dinamika pertandingan dari pagi hingga sore, sebelum akhirnya memasuki jadwal tanding pada sore hari.
Menjelang bertanding, ia dan tim sempat melakukan latihan di sekitar area stadion sebagai pemanasan sekaligus penguatan koordinasi tim.
Saat momen pemanggilan tanding tiba, Rasheed mulai menilai lawan yang dihadapinya.
“Lawan tanding saya memiliki keunggulan fisik, dengan bobot lebih berat sekitar enam kilogram dan postur yang lebih tinggi, serta terlihat lebih berpengalaman,” terangnya.
Namun kondisi itu tidak membuatnya gentar.
Ia menegaskan bahwa laga ini merupakan pertandingan perdananya, sehingga fokus utamanya adalah keberanian untuk tampil maksimal.
“Menang kalah itu urusan belakang, yang penting saya berani dulu,” tuturnya.
Menurutnya, karena lawan tampak lebih matang secara pengalaman dan strategi, ia harus benar-benar menguras fokus serta stamina agar mampu menjaga ritme pertandingan sampai akhir.
Latihan Rutin dan Penguatan Mental Jadi Kunci
Di balik capaian medali perunggu tersebut, Rasheed menyampaikan bahwa persiapannya dilakukan secara bertahap.
Ia menjalani latihan teknik dan sparring rutin pada hari-hari tertentu untuk meningkatkan kemampuan fisik sekaligus daya tahan.
Selain itu, ia juga menyiapkan aspek mental melalui pengaturan fokus, menjaga kepercayaan diri, dan membiasakan diri berdoa sebelum bertanding.
“Taekwondo bukan sekadar soal kekuatan, tetapi juga ketenangan dalam mengambil keputusan di tengah tekanan,” jelas mahasiswa semester 1 itu.
Karena itulah, penguatan mental ia imbangkan latihan fisik, terutama karena ini pengalaman pertamanya turun bertanding di kategori sparring kelas umum atau senior.
Menjaga Akademik dan Pesan untuk Mahasiswa

Tantangan terberat yang ia rasakan bukan hanya di arena, tetapi juga pada pengelolaan waktu.
Jadwal latihan yang padat sering berbarengan dengan tugas-tugas perkuliahan, sehingga ia menekankan pentingnya manajemen waktu agar keduanya tetap berjalan.
Dalam prosesnya, Rasheed mengakui ada momen kelelahan fisik dan mental.
Namun ia berusaha tetap tenang dan memulihkan kondisi secara bertahap, sambil menanamkan motivasi bahwa proses latihan dan kompetisi adalah bagian dari perjuangan.
Dari sisi dukungan, ia mengungkapkan bahwa keluarga sebagai sumber dorongan yang paling terasa, disusul pelatih dan tim yang terus menguatkan.
“Umsida juga ambil besar dalam mendukung prestasinya, memfasilitasi, memberi izin, serta memberikan apresiasi atas prestasi ini,” ungkap Rasheed.
Ia menilai pengalaman taekwondo ikut membentuk karakter yang relevan dengan proses belajar di PBA, seperti disiplin, kesabaran, konsistensi, dan pantang menyerah.
Baginya, “hasil tidaklah instan,” dan prinsip itu sejalan dengan perjalanan akademik yang membutuhkan ketekunan.
Lihat juga: Target Porprov Akhirnya Diraih Anin Setelah Kegagalan di Tahun 2022
“Jangan takut berprestasi di luar akademik. Selama kita bisa mengatur waktu, disiplin, dan konsisten, kuliah dan prestasi bisa berjalan beriringan,” pesannya untuk mahasiswa lainnya.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi



















