Umsida.ac.id –Krisis kerap kali terjadi pada kampus Muhammadiyah yang mulai berkembang pesat bahkan sudah berkembang sangat pesat. “Krisis dapat dilihat sebagai situasi atau kejadian yang lebih banyak mempunyai implikasi negatif pada perusahaan atau organisasi daripada sebaliknya. Krisis pada dasarnya merupakan sebuah situasi yang tidak terduga,” ujar Ayub Dwi Anggoro saat mengawali materi Teknik pengelolaan krisis pada Bidang Humas Perguruan Tinggi di Hotel Cavinton Yogyakarta (1/7/22).
Krisis di Kampus
Kesalahan komunikasi dalam krisis yang selama ini terjadi adalah cenderung menghindar. “Biasanya kalau ada krisis, kita cenderung menghindar, kita menolak terjadinya krisis bahkan sampai menutupi kebohongan,” sambung Ayub. “Kita juga sering berspekulasi sendiri, juga menolak memberikan informasi yang terbuka dan komplit,” imbuhnya.
Ayub menambahkan, peran Humas saat krisis adalan menemukan solusi krisis dengan berkomunikasi dan membuat konsep strategi secara taktis menangkal krisis tersebut. “Humas adalah ujung tombak dalam manajemen krisis, karena itu seorang humas harus mengetahui apa yang ingin dikomunikasikan. Siapapun yang akan tampil di hadapan public untuk menangkal krisis itu, Humas yang mengkonsep dan mengarahkan,” ujarnya pada lima puluh peserta workshop pengembangan Humas PTMA (1/7/22).
Maka, sambung dia, seorang humas haruslah melakukan riset untuk mengkomunikasikan fakta kepada public (fact finding), pengumpulan fakta yakni cek dan ricek terhadap masalah krisis, melakukan perencanaan, berkomunikasi dan melakukan aksi, diakhiri dengan evaluasi.
Ditulis Oleh: Dian Rahma Santoso