Umsida.ac.id– Untuk menciptakan gairah berkompetisi dan menciptakan suatu karya inovasi pemerintah provinsi Jawa Timur mengagendakan kegiatan tahunan yakni Inotek award. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur berkolaborasi untuk menyelenggarakan kegiatan ini dengan menambah cabang inovasi sekolah dan dunia pendidikan.
Dengan persiapan yang singkat Dr Prantasi Harmi Tjahjanti SSi MT sebagai ketua dengan 2 anggota yakni Mulyadi ST MT dan Achmad Basori ST memutuskan untuk mengikuti kompetisi ini. Sebelumnya Dr Prantasi atau yang akrab disapa bu Tasi mengajukan 3 mesin karya mahasiswa dan alumni mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yakni kursi roda manual yang dirancang menjadi korsi roda otomatis, handsanitizer otomatis, dan mesin cerdas pengupas kulit bawang otomatis.
Namun mesin pengupas bawanglah yang akhirnya lolos dari seleksi daerah karena 1 kabupaten hanya boleh mengajukan 1 karya. Mesin cerdas pengupas kulit bawang ini maju hingga seleksi akhir mewakili Kabupaten Sidoarjo dan mengharumkan nama Umsida.
Bu Tasi melihat adanya potensi dari karya mahasiswa Umsida yang saat itu menjadi hasil karya skripsi atau tugas akhir mahasiswa yang akrab disapa mas Basori untuk mengikuti kompetisi.
“Sebenarnya ini karya mahasiswa Umsida, waktu itu ini karya yang digunakan untuk skripsinya, mas Bashori namanya dengan dosen pembimbingnya pak mulyadi. Saya tertarik dengan karyanya waktu itu sehingga saya menjanjikan untuk dilombakan,” ungkapnya.
Kompetisi ini tentu memiliki beberapa tahapan seleksi, tahap 1 adalah memaparkan proposal di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo (Bappeda Sidoarjo), tahap 2 mempresentasikan mesin secara fungsi, kegunaan dan tingkat efisiensi secara ekonomi di Balitbang surabaya dan terakhir tahap 3 menampilkan karya secara fisik dan bisa bekerja sesuai pemaparan presentasi.
Siapa sangka alat pengupas bawang otomatis ini ternyata berhasil melawati beberapa tahapan yang ada di kompetisi tersebut. Namun, Mas Basori yang saat ini bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta mengungkapkan ternyata persiapan mengikuti lomba ini sangat singkat bahkan ia tidak menduga karyanya akan dikompetisikan, sehingga alat canggih yang akan diikutkan lomba ini telah terjual karena kebutuhan ekonomi.
“Untuk persiapan bisa dibilang tidak ada perencanaan yang matang sebelumnya, karena setelah selesai sidang skripsi, mesin pengupas bawang tersebut saya jual secara online dan di beli oleh pengusaha di Jombang. Memang diawal sebelum di ikutkan lomba bu Tasi pernah berpesan untuk menjaga dan merawat mesin tersebut karena akan di lombakan, tetapi karena saya membutuhkan uang untuk menutup kebutuhan keuangan didalam administrasi pekuliahan maka mesin tersebut saya jual, Alhasil ketika ada pengumuman bahwa mesin tersebut mampu menembus tahap ke 3 dan harus menampilkan secara fisik maka maka mesin itu kita sewa selama 1 hari dari pemiliknya,” paparnya.
Hal ini dikonfirmasi oleh bu Tasi bahwa saat lolos ke tahap 3 mereka kebingungan untuk menunjukkan fisik mesin ini yang ternyata sudah terjual.
“Saat seleksi tahap 3 kita sempat kebingungan karna para juri akan datang ke kampus dan melihat fisik mesin tersebut. Bagaimana tidak bingung, ternyata mesin tersebut sudah dibeli olepengusaha asal Jombang. Namun alhamdulillah setelah kami datang ke jombang pengusaha tersebut berkenan untuk mesinnya kami pinjam selama satu hari,” Jelasnya sambil tertawa mengingat proses perlombaan ini.
Pada akhirnya selasa (22/11) bu Tasi sebagai ketua mendapat undangan dari Balitbang Provinsi Jawa Timur untuk menghadiri penganugrahan Inotek Award Tahun 2022 dan berhasil meraih Juara Terinofatif 2 dalam kategori inovasi teknologi di bidang ekonomi.
Perasaan bahagia diungkapkan oleh bu Tasi dan mas Basori
“Perasaan senang karena hasil penelitian saya sejak mulai pada akhir tahun 2019 – akhir 2021 mampu mewakili sidoarjo dan khususnya bagi Universitas Muhammadiyah di Sidoarjo,” ungkapan kebahagiaan mas Basori.
“Tentu saja saya bangga dengan prestasi ini, bukan hanya membawa nama Umsida namun mesin cerdas pengupas kulit bawang ini telah berhasi mewakili kabupaten sidoarjo dalam ajang luar biasa ini, saya juga memberi apresiasi kepada mas Basori, selain berprestasi saya akui kecanggihan kinerja alat ini, sangat bermanfaat bagi pengusaha bawang, tanpa di beri air saat masuk mesin tapi hasil kupasannya bagus dan rapi, tentunya jika tanpa air akan semakin bagus mengurangi resiko kebusukan bawang,” ujar bu Tasi dengan bahagia.
Motivasi juga disampaikan dalam wawancara bersama kami
“Motivasi saya kepada teman- teman termasuk pembaca adalah agar selalu bekerja keras, berpikir secara kreatif dan mempunyai visi dan misi dalam hidupnya,” jelas mas Basori.
“Motivasi yang ingin saya sampaikan kepada para dosen adalah agar karya mahasiswa dapat dimanfaatkan sedemikian rupa, bisa diperdagangkan, dikompetisikan dan masih banyak lagi. Agar tidak menjadi sia sia hasil karya mahasiswa setelah melewati sidang skripsinya. Karena bagi saya, kesejahteraan alumni mahasiswa menjadi beban bagi saya apabila saya tidak berhasil membantu mereka mencari masa depannya. Alhamdulillah kali ini saya sedikit membantu salah satu maha siswa ini (mas Basori) setelah kompetisi ini ia akan memproduksi lebih banyak dan sudah mendapat banyak pesanan dari para pengusaha,” harapnya kepada seluruh dosen.
Penulis : Rani Syahda Hanifa
*Humas Umsida