Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menjadi bagian dari ajang tingkat nasional melalui keikutsertaan dalam Diseminasi Nasional Karya Inovasi Laboran (KILab) 2025).
Lihat juga: Teknik Mesin Umsida Raih Juara 1 Lomba Prototype LNT-RBM 2025
Salah satu laboran Umsida yakni Wahyu Alfiansyah ST selaku Laboran Teknik Mesin Berkesempatan untuk mengenalkan inovasinya yang bertajuk Rancang Bangun Mesin Uji Getaran Mekanik Tipe Whirling Shaft untuk Identifikasi Putaran Kritis.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel JS Luwansa, Karet Kuningan, Jakarta Selatan (6-4/12/2025) ini diisi dengan pemaparan karya inovasi, pelatihan pengembangan kompetensi, hingga uji kompetensi bagi para laboran peserta.
Dalam proses pengembangannya, Wahyu tidak bekerja sendiri, melainkan berkolaborasi dengan Syafrilia Dinda Khumairo ST, Laboran Teknik Industri, yang turut berperan dalam penyempurnaan desain, pengukuran komponen, serta validasi teknis alat.
Dalam kesempatan tersebut, Wahyu mempresentasikan gagasan, proses perancangan, hingga hasil uji awal dari alat peraga mekanika getaran yang dirancang khusus untuk kebutuhan praktikum mahasiswa.
Solusi dalam Praktikum Mekanika Getaran
Wahyu menjelaskan bahwa inovasi ini berangkat dari kebutuhan mendesak dalam kegiatan praktikum mata kuliah Mekanika Getaran.
Selama ini, para mahasiswa hanya mengenal teori tanpa didukung alat peraga khusus untuk memahami fenomena putaran kritis poros.
“Latar belakang kami mengembangkan alat ini adalah untuk menunjang kegiatan praktikum. Belum ada alat peraga untuk membantu belajar fenomena putaran kritis suatu poros,” tuturnya.
Selain masalah ketiadaan alat peraga, tim ini juga menghadapi tantangan teknis pada tahap awal perancangan.
Mesin uji getaran sebelumnya tidak memiliki sensor pembaca putaran dan dimmer sebagai pengatur kecepatan.
Hal ini menyulitkan proses pengambilan data karena tidak ada informasi akurat mengenai perubahan kecepatan putaran motor.
“Kami mencoba mengaplikasikan dua komponen tersebut untuk mempermudah pengamatan dan pengolahan data,” jelas Wahyu.
Dari inovasi ini, mahasiswa Teknik Mesin dapat mempelajari dinamika getaran dengan lebih komprehensif.
Mereka tidak hanya mengamati fenomena, tetapi juga menghitung dan menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi putaran kritis, seperti panjang poros, diameter, beban, dan massa jenis material.
Mesin Presisi untuk Mengamati Perubahan Getaran Secara Real-Time

Mesin uji getaran ini bekerja dengan memutar poros berbahan stainless steel menggunakan motor yang kecepatan putarnya dikendalikan melalui dimmer.
Pengguna dapat memilih poros dengan panjang 80 cm, 90 cm, atau 100 cm dan diameter 12 mm.
Setelah poros dikunci menggunakan baut L, mesin diaktifkan dan operator dapat memutar dimmer untuk meningkatkan kecepatan secara bertahap.
“Operator dapat mencatat variabel seperti panjang poros, diameter, beban, kecepatan putar, lalu memasukkan data tersebut ke rumus sesuai teori mekanika getaran,” urai Wahyu.
Dari seluruh rancangan, ada beberapa komponen utama yang menjadi penentu keberhasilan alat.
Pertama adalah material poros yang menggunakan stainless steel karena sifatnya yang resisten terhadap karat dan lebih stabil terhadap perubahan kecepatan.
Kedua, penambahan meja ergonomis membuat alat lebih kokoh dan nyaman digunakan saat praktikum.
Ketiga, integrasi dimmer dan sensor pembaca putaran menjadikan pengukuran lebih akurat dan terkontrol.
Tidak hanya itu, alat ini juga mengalami penyempurnaan dibandingkan mesin uji getaran yang tersedia di pasaran.
Wahyu menegaskan, “Perbedaan alat ini dibanding mesin lain adalah sudah dilengkapi meja dan bahan anti karat sehingga lebih tahan lama dan siap digunakan dalam pembelajaran jangka panjang”.
Apresiasi Tinggi dari Juri KILab dan Arah Pengembangan Inovasi ke Depan

Presentasi inovasi Whirling Shaft milik Umsida memperoleh respons positif dari para juri KILab 2025.
Mereka menilai bahwa karya-karya yang lolos hibah tahun ini telah memenuhi kriteria inovasi terbaik secara nasional.
“Juri berpendapat bahwa karya yang lolos hibah KILab merupakan karya terbaik se-Indonesia dan patut disebarluaskan kebermanfaatannya,” ujar Wahyu.
Menutup pemaparannya, Wahyu menyampaikan bahwa alat ini masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Variasi jenis material seperti besi ST42, alloy steel, hingga carbon steel dapat ditambahkan untuk memperluas cakupan pengujian.
Lihat juga: Inovasi PLUTO, Alat Pengendali Hama Padi Karya Mahasiswa Umsida Raih Juara 2 LKTTG 2025
“Alat ini juga bisa ditambahkan sensor pembaca getaran dan metode safety yang lebih baik,” terangnya.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh



















