Umsida.ac.id – Dalam kegiatan Baitul Arqam Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) 2025, Prof Dr Nurul Humaidi MAg, hadir sebagai narasumber dengan membawa materi bertajuk Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
Lihat juga: Menghidupkan Ajaran Islam Berkemajuan dengan Tauhid di Baitul Arqom Umsida
Ia merupakan Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim), sekaligus Ketua PDM dan MUI Kabupaten Malang.
Dalam penyampaiannya, Prof Humaidi menegaskan bahwa PHIWM adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
“Pedoman ini merupakan seperangkat nilai atau norma yang bersumber pada ajaran Islam yang terdapat dalam Al Quran dan Sunnah,” jelas Prof Humaidi di hadapan para peserta.
Kedua sumber tersebut, imbuhnya, bukan hanya bacaan yang bila membacanya akan mendapat pahala, tapi juga menjadi tonggak dalam kehidupan.
Menurutnya, cita-cita Muhammadiyah yang mewujudkan umat Islam yang sebenar-benarnya itu, bermakna bahwa umat Islam tersebut benar-benar memunculkan nilai Islam dan berperilaku Islami.
Itulah yang ingin dibangun melalui PHIWM.
PHIWM bertujuan untuk menjalani kehidupan di berbagai aspek dan keadaan, baik secara pribadi, keluarga, masyarakat, dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
5 Poin MKCHM
Lebih lanjut, ia menyinggung soal 5 poin yang ada dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM).
“Yang pertama, Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Jadi Muhammadiyah bukan agama, keyakinan, atau aliran teologi tertentu,” ujarnya.
Dalam hal keyakinan, imbuh Prof Humaidi, Muhammadiyah tetap selaras dengan Ahlussunnah wal Jamaah.
Yang kedua yakni Islam adalah agama Allah. Islam dalam pandangan Muhammadiyah adalah agama yang diturunkan Allah kepada para Rasul.
Ia mengatakan, “Islam tak hanya agama yang idanut oleh mereka yang hidup setelah Rauslullah, tapoi juga mereka yang hidup di masa sebelumnya yangmeuakini ajaran Allah dan Rasul-Nya.”
Poin ketiga yaitu Muhammadiyah bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Muhammadiyah memiliki dua dasar yakni ijma atau ijtihad dan qiyas atau metode ijtihad dalam pandangan Muhammadiyah,” tutur Anggota Dewan Pengawas RSU UMM itu.
Keempat, di lingkup Islam dalam pandangan Muhammadiyah itu adalah Aqidah, Ibadah, Akhlak dan Mu’asyarah duniawiyah.
Yang kelima, Muhammadiyah bekerja sama dengan berbagai pihak yang sama-sama menjalankan dakwah untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur).
“Kelima poin tersebut menjadi sumber utama bagi landasan PHIWM. Hal ini sangat penting mengingat perubahan kehidupan masyarakat yang dinamis, di mana suatu hal yang dianggap tidak benar pada satu waktu bisa saja dianggap benar di waktu yang lain, yang dikenal sebagai kebenaran baru,” terangnya.
PHIWM sebagai Pedoman Hidup Islami Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah
Oleh karena itu, dibutuhkan pedoman Islami yang memiliki beberapa sifat dan kriteria.
“PHIWM mengandung hal-hal pokok artinya hanya menjelaskan penjelasan yang mengacu pada nilai Islami dan norma,” tegasnya.
Yang kedua bersifat pengayaan, artinya PHIWM hanya bersifat pengayaan memberikan Khasanah dan tambahan untuk membentuk keluhuran dan kemuliaan akhlak.
Lalu Muhammadiyah bersifat aktual, merumuskan hal-hal yang terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari.
Sifat selanjutnya adalah ideal, artinya PHIWM bersifat panduan umum yang teknisnya harus dirumuskan sendiri.
Sifat berikutnya adalah rabbani, PHIWM mengandung ajaran dan pesan yang bersifat akhlaqi yang bertujuan untuk membangun kesalehan.
Yang terakhir yaitu taisir bahwa panduan ini mudah di dipahami. Tujuan sifat dan karakter PHIWM ini adalah terbentuknya perilaku individu yang Islami dan kolektif.
Sifat dan Kriteria PHIWM dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam menjalankan profesi, PHIWM menjunjung tinggi nilai-nilai kehalalan dan kebaikan.
“Menurut saya, dalam beraktivitas, warga Muhammadiyah akan profesional dan berhati-hati dalam mengambil sesuatu yang akan dibawa,” tuturnya.
Artinya, imbuh Prof Hamidi, semua yang Allah berikan kepada manusia maka harus dicari sesuai dengan anugerah Allah dan selalu mensyukurinya.
Lihat juga: 3 Jalan Memahami Ajaran Islam dan 5 Pilar Tarjih Muhammadiyah
“Pengembangan profesi dalam PHIWM tidak semata mengejar materi, tetapi berlandaskan akidah yang kuat, cara berpikir ilmiah dan spiritual, serta akhlak karimah,” tutupnya.
Penulis: Romadhona S.