Umsida.ac.id – Prof Syafiq A Mughni MA PhD, Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (BPH Umsida), menyampaikan orasi ilmiah yang sarat makna pada prosesi Wisuda ke-46 Umsida tahun akademik 2025–2026.
Lihat juga: Prof Syafiq: Modernisasi Jadi Ciri dari Cara Berpikir Muhammadiyah
Di hadapan ribuan wisudawan, orang tua, dan tamu undangan, Prof. Syafiq mengawali sambutannya dengan ucapan tahniah dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Ia menegaskan bahwa momen wisuda bukan hanya penanda kelulusan, tetapi juga gerbang awal menuju kehidupan baru yang lebih luas dan menantang.
“Terima kasih kepada Umsida yang terus memberikan pelayanan akademik terbaik bagi mahasiswanya,” ungkapnya.
Prof Syafiq Ungkap Kebanggan kepada Umsida
Dalam orasinya, Prof Syafiq menyampaikan rasa bangga atas kemajuan yang telah dicapai Umsida sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang terus berkembang.
Ia mengapresiasi semangat pembangunan yang tak pernah berhenti di lingkungan kampus, baik dalam pengembangan sarana prasarana maupun prestasi akademik.
“Sejak tahun 2000 hingga kini, Umsida tidak pernah berhenti berbenah. Hampir setiap hari ada langkah baru dalam pembangunan kampus dan peningkatan mutu akademik,” tuturnya.
Menurutnya, capaian Umsida yang kini diakui secara nasional bahkan internasional merupakan bagian dari dinamika besar Persyarikatan Muhammadiyah.
Ia menjelaskan tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, bukan dalam arti eksklusif, tetapi inklusif dan membawa rahmat bagi seluruh umat manusia.
“Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Artinya, perjuangan kita bukan hanya untuk umat Islam, tetapi untuk semua manusia agar mereka dapat merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kemanusiaan yang diajarkan Islam,” jelasnya.
Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi sebagai Pilar Kesejahteraan

Rektor Pertama Umsida itu juga menggarisbawahi bahwa kesejahteraan masyarakat tidak mungkin terwujud tanpa pendidikan yang kuat, kesehatan yang baik, dan ekonomi yang mandiri.
Ia menilai tiga hal tersebut saling terkait dan menjadi pondasi utama perjuangan Muhammadiyah.
“Tanpa pendidikan yang cukup, mustahil kita bisa melahirkan masyarakat yang sejahtera. Begitu pula dengan kesehatan. Tidak mungkin bangsa ini sejahtera jika kondisi kesehatan masyarakatnya masih rendah,” ujarnya.
Ia mencontohkan kiprah Muhammadiyah yang menjadi satu-satunya organisasi di Indonesia yang memiliki Rumah Sakit Terapung dan diakui secara internasional melalui sertifikasi Emergency Medical Team (EMT).
“Bulan lalu Muhammadiyah mendapatkan sertifikasi EMT, yang menandakan pengakuan dunia atas kemampuan kita memberikan layanan kesehatan saat bencana di mana pun berada. Ini adalah capaian luar biasa,” kata Prof Syafiq.
Selain itu, tokoh yang mengenyam S2 dan S3 di California University itu mengajak seluruh wisudawan untuk terus berjuang meningkatkan kemampuan dan memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.
Menurutnya, semangat kritis dan intelektual yang dimiliki mahasiswa Umsida adalah modal penting untuk menghadapi tantangan masa depan.
“Tidak mungkin ada prestasi mahasiswa, bahkan sampai tingkat internasional, tanpa adanya jiwa kritis. Itulah bukti bahwa Umsida telah berhasil menanamkan semangat berpikir maju di kalangan mahasiswanya,” ungkapnya.
Muhammadiyah, dari Gerakan Lokal Menjadi Fenomena Global

Menjelang Milad Muhammadiyah ke-113, Prof Syafiq mengajak seluruh civitas akademika untuk bersyukur atas kiprah persyarikatan yang kini telah menjadi fenomena global.
Muhammadiyah, katanya, bukan lagi gerakan lokal atau nasional, melainkan telah diakui dunia karena komitmennya dalam bidang pendidikan, kemanusiaan, dan ilmu pengetahuan.
“Kita tidak boleh puas dengan penilaian positif dunia. Justru dengan bersyukur, kita harus menyadari masih banyak ruang untuk berjuang,” pesannya.
Prof Syafiq menutup orasinya dengan ajakan untuk terus berkontribusi dan berbenah.
Menurutnya, lapangan pengabdian masih sangat luas, dan tantangan zaman menuntut partisipasi aktif Muhammadiyah dalam menyelesaikan berbagai persoalan global.
Lihat juga: Prof Syafiq Tegaskan Pentingnya Satu Umat Satu Kalender Saat Orasi di Wisuda ke-45 Umsida
“Kita tidak boleh berpangku tangan. Tuntutan pengabdian tidak akan pernah habis. Dengan tantangan yang selalu ada, Muhammadiyah akan terus tumbuh dan dinamis,” pungkasnya.
Penulis: Romadhona S.


















