Umsida.ac.id- Strategi pendidikan disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi di acara penutupan Lokakarya Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Surabaya, Minggu (4/6/2023).
Dr Hidayatulloh menjelaskan, dengan merancang kurikulum merdeka, maka sekolah Muhammadiyah perlu memformulasikan, mengonstruksi, dan mengimplementasikan pendidikan karakter dalam sistem pendidikan Muhammadiyah.
Menurutnya, persoalan utama di dunia saat ini dan ke depan adalah persoalan karakter, penguasaan teknologi dalam proses, dan layanan pendidikan. Ini semua menjadi persoalan sumber daya manusia. Karena itu perlu menggunakan materi, metode, dan strategi pendidikan.
”Kita pernah mendengar ungkapan: at-thariqah ahammu minal maddah. Metode atau strategi itu lebih penting dari materi,” kata Dr Hidayatulloh yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Tapi ada lanjutannya, wa al mudarris ahammu minat thariqah. Artinya, guru jauh lebih penting dari materi, metode atau strategi.
Lalu wa ruhul almudarris ahammu minal mudarris nafsihi. Bahwa ruh seorang pendidik jauh lebih penting dari pendidik itu sendiri.
”Tentunya sebagai guru Muhammadiyah sangat sarat akan nilai-nilai yang menjadi ruh pendidikan Muhammadiyah,” tandasnya.
Hidayatulloh mengingatkan, tugas guru tidak hanya transfer of knowledge dan transfer of competencies tapi juga transfer of values.
Kemudian dia mengutip surat al-Baqarah ayat 148. Manusia itu berkelompok-kelompok dan masing-masing kelompok fokus untuk mencapai keinginannya. Untuk itu manusia harus ber- fastabiqul khairat, yaitu berlomba dalam kebaikan.
Kata dia, ada empat hal sebagai perwujudannya. Pertama, kita harus melakukan kebaikan. Kedua, lakukan kebaikan itu sesering mungkin dan terus menerus tiada henti. ”Belum cukup hanya dengan dua hal itu tambahkan yang ketiga yaitu lakukan yang terbaik,” tuturnya.
Dari ketiga hal itu, sambung dia, kita belum menang maka lakukan yang keempat yaitu jadilah kalian menjadi bagian yang pertama yang melakukan kebaikan dan yang terbaik secara terus menerus.
Dengan cara demikian harapannya sekolah Muhammadiyah harus berada di depan dan menjadi pioner bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Djelaskan, saat ini pemerintah telah menggulirkan kebijakan merdeka belajar untuk semua sekolah di Indonesia, baik untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) maupun non SDM. Tak terkecuali sekolah dan madrasah Muhammadiyah harus mengikuti kebijakan ini.
Meskipun alokasi dana dari pemerintah tidak seimbang untuk semua sekolah di Indonesia, sekolah Muhammadiyah tetap ada proses percepatan.
”Maka selain kita perlu memperkuat kolaborasi, sinergi, kerja sama antar sekolah dan madrasah Muhammadiyah yang difasilitasi Majelis Dikdasmen seperti ini, maka kita harus punya kesadaran, di luar sana ada sekolah-sekolah luar biasa yang punya kekuatan, semangat yang mungkin sama dengan kita. Tapi mereka punya supporting jauh lebih besar dari pemerintah,” ujarnya.
Sumber: pwmu.co