Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /var/www/html/wp-content/plugins/og/includes/iworks/class-iworks-opengraph.php on line 331

Tahun Baru, Ramalan vs L’Avenir

Umsida.ac.idTahun baru dan ramalan seolah tak bisa dipisahkan. Bahkan bisa dibilang momentumnya para peramal. Dari ramalan yang bersifat ilmiah, sampai ramalan yang bersifat mistis.

Menjelang akhir tahun banyak pakar dari semua bidang: ekonomi, politik, sosial, budaya, termasuk juga mistisisme yang unjuk suara. Mereka adalah para peramal yang memberikan gambaran tentang bagaimana kondisi di tahun yang akan datang, seiring pergantian tahun.

Ramalan adalah…

ramalan tahun baru

Secara ontologis, ramalan itu bersifat spekulatif tentang masa depan. Ada yang berdasarkan pola tertentu yang untuk membacanya perlu keahlian. Bisa kita lihat ada ramalan dengan pola bintang seperti zodiak, pola penanggalan weton, menggunakan kartu seperti ramalan tarot, dsb. Selain itu ada juga orang-orang yang mengaku memiliki satu “visi” atau pandangan intuitif tentang masa depan. Mereka ini seringkali menjadi rujukan orang yang ingin mendahului sang waktu. Mereka berhasrat untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan atau masa lalu yang tak terungkap, serta apa yang mereka tidak ketahui.

Dalam bidang ilmiah, meramalkan keadaan yang akan terjadi dengan memperhatikan “track record” berbagai kejadian yang telah dialami sepanjang satu tahun yang telah berjalan. Dari berbagai peristiwa yang telah terjadi itu membentuk pola yang kurang lebih sama, sehingga bisa dideteksi apa yang akan terjadi berikutnya. Kalau pun prediksi ini tidak sesuai, maka disebut anomali. Anomali ini pun menjadi konteks yang akan menjustifikasi kejadian serupa di masa yang akan datang.

Namun di bidang mistik, yang digunakan adalah “mata batin” sang peramal. Apa yang terjadi bisa dilihat melalui “terawangan” batinnya tersebut. Banyak peramal yang “vision” nya itu telah terbukti dengan akurat. Apakah ini sebuah kebetulan. Bagi mereka yang percaya “dunia gaib” yang menjadi paradigma sang peramal akan mengamini kemampuan sang peramal untuk melihat apa yang akan terjadi. Jika tidak terjadi, sang peramal mungkin sedang mengalami halusinasi.

Baca juga: Simpan Data Dengan Efektif, Yuk Kenali Manfaat Database

Dalam dunia nyata, media massa di sekeliling kita dipastikan masih bergelayut mitos-mitos “gaib” yang dijadikan komoditas. Para peramal pun bisa saja jadi jajaran selebritis yang rajin masuk layar infotainment. Orang-orang infotainment tak peduli apakah akurasi para peramal itu bisa dipertanggungjawabkan atau tidak. Lebih dari itu, para peramal memang biasanya memasang “alasan” kalau-kalau ramalannya tidak tepat. Dulu, mendiang Mama Laurent misalnya, dalam sebuah Infotainment pernah bilang “Semua yang saya lihat dengan mata batin hanya gambaran untuk peringatan saja. Semuanya bergantung pada manusianya. Kalau mereka mawas diri, berhati-hati, dan rajin berdoa pada Sang Pencipta, ramalan saya bisa meleset”.

Demikian juga Ki gendeng Pamungkas yang sama terkenalnya dengan mama Laurent di masanya. Boleh jadi orang yang pernah kesana untuk meramalkan nasib. Tapi memang tokoh yang satu ini semi-selebritis yang well-known dengan image rambut gondrong acak-acakannya plus kemampuan supra naturalnya, termasuk melihat masa depan yang terkadang menimbulkan kontroversi juga. Selain dua orang itu, ada banyak orang yang memang menerjuni dunia meramal untuk melayani orang-orang haus akan ramalan.

Ramalan di jaman dahulu

ramalan tahun baru

Bagaimana dengan dunia ramalan di jaman dulu? Di Barat kita mengenal Nostradamus, namun ia tidak membuat alasan kalau ramalannya tidak terjadi. Ia adalah seorang Yahudi Perancis yang hidup di abad 16, diyakini oleh masyarakat Barat telah membuat banyak ramalan yang akurat termasuk dua perang dunia yang telah terjadi.

Tak peduli bagaimana orang-orang membicarakan Nostradamus dan astrologi, buku ramalannya telah dicetak ulang selama lebih dari 400 tahun. Ini mungkin terasa mengejutkan, tetapi kata “Nostradamus” adalah salah satu nama yang paling dicari di Internet, bahkan lebih populer dibanding Osama Bin Laden atau Madonna. Apa yang ingin diketahui orang-orang di abad 21 tentang Nostradamus dan ramalannya? Bukunya, “Centuries” diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1672. Pada tahun 1781 buku tersebut dilarang beredar oleh gereja katolik Roma.

Ramalan mengenai perang Balkan misalnya, berdasarkan pada seseorang yang oleh Nostradamus digambarkan sebagai “sang tiran.” Dia memprediksikan bahwa Slovakia akan “mengganti pangerannya” dan “menaikkan pasukan ke pegunungan,” seperti sebuah perang gerilya. Dia juga membicarakan “ketika kutub utara adalah sebuah kesatuan ” (mungkin NATO?), dan menunjuk banyak tempat di daerah Balkan seperti Yunani, Italia dan wilayah Mediterran.

Gambaran lainnya adalah, ketika “elang” (simbol Amerika Serikat) dan “ayam jantan” (simbol Perancis) berdiri bersama. Juga ada prediksi tentang waktu yang spesifik ketika Inggris, Polandia dan Czechoslovakia (sekarang Republik Czech dan Slovakia) “membentuk aliansi baru.” Ini gambaran tentang waktu saat para pemimpin negara blok timur setuju untuk bergabung dengan NATO. Dia meramalkan, dalam perang yang berlarut-larut, menghabiskan waktu tujuh bulan, aliansi ini akan menang. Sesudah perang ini, “damai di bumi dalam waktu yang lama.”

Termasuk juga ramalan tentang tragedi serangan WTC. “Pada sebuah tahun di abad baru lebih sembilan bulan, dari langit akan muncul raja teror yang hebat. Langit akan terbakar 45 derajat… api menghampiri kota baru yang besar… akan terjadi halilintar… perang besar ketiga akan terjadi saat kota terbakar.”

Hanya sedikit karya ilmiah mengenai Nostradamus. James Randi dengan The Mask of Nostradamus: The Prophecies of the World’s Most Famous Seer (Ramalan-ramalan dari Peramal Paling Terkenal Dunia). Randi menyatakan bahwa Michel Nostradamus adalah seorang dukun atau orang gila dan tidak mempercayai dirinya sendiri terhadap apa yang dilakukannya. Bagaimanapun juga, tulisan-tulisan yang ditinggalkan oleh Nostradamus setelah kematiannya menunjukkan dia tidaklah gila sama sekali. Dalam karyanya, Nostradamus tidak memakai permainan huruf dan kata-kata atau nama-nama rahasia.

Tentu saja penafsiran dari ahli pun banyak salahnya, bahkan ramalan Nostradamus sendiri pun sebenarnya sangat sulit untuk diprediksi. Ketepatan ramalan Nostradamus hanya bisa terlihat jelas ketika peristiwa yang diramalkan telah terjadi. Waktulah yang akan membuktikan apakah ramalan tentang terjadinya Perang Dunia III seperti yang diramalkan Nostradamus.

Baca juga: 5 Prinsip Pendidik Versi Wakil Ketua PWM Jawa Timur

Selanjutnya, ada sedikit tentang ramalan Leonardo da Vinci tetapi mengetahui dengan sempurna dan baik tentang pengobatannya, kebudayaan dan prestasi-prestasi teknik mesin dan rancang-bangun; bagi Nostradamus, ia dikenal hanya dalam hubungan dengan kebatinan.

Di Indonesia, ada juga peramal sekaliber Nostradamus. Ia adalah pujangga besar Keraton Surakarta, R. Ngabehi Ronggo Warsito. Karyanya pun digolongkan ke dalam “Serat-Serat Jangka” (serta yang berisi ramalan). Yakni Serat Jaka Lodhang, Serat Kalatidha, Sabdatama dan Sabda Jati. Keempat serat ini menarik untuk dikaji, karena di dalamnya R. Ngabehi Ronggo Warsito memaparkan visi moralitas kebangsaan yang dapat dijadikan pemandu dalam kehidupan sosial, di samping banyak menuliskan pesan-pesan ramalannya, yang biasanya ditulis dalam “candra sengkala” dan “surya sengkala”. Yakni angka-angka tahun yang disamarkan dalam kata-kata atau kalimat yang indah.

Generasi bangsa ini seringkali lebih mengenal tokoh-tokoh dan karya-karya Yunani dan Barat ketimbang tokoh-tokoh bangsanya sendiri. Sebut misalnya Yosodipura, Ranggawarsita, Mangkunegara IV dll. Padahal tokoh-tokoh dari Yunani itu jauh lebih tua, sementara tokoh-tokoh bangsa itu rata-rata justru hidup pada periode Jawa Tengahan (abad 17 dan 18). Inilah ironi dan snobery intelektual yang boleh dibilang sangat keterlaluan dari mentalitas urban penjajahan. Itulah sebabnya, melaui usaha pengkajian karya-karya mereka, dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mendekatkan “jarak historis” generasi bangsa ini dengan mereka. Sehingga dapat menimba “telaga sejuk” nilai-nilai yang ditawarkannya.

Dekonstruksi Masa Depan: Merayakan L’Avenir

ramalan tahun baru

Salah satu ide yang kemudian  layak menjadi pertimbangan terkait ramalan masa depan adalah adalah pemikiran dekonstruktif filsuf Perancis Jacques Derrida. Secara umum, Derrida mencoba dan membedakan antara apa yang disebut Masa Depan dan “l’avenir” (yang akan datang).

Derrida mengungkapkan bahwa Masa depan adalah apa yang – besok, nanti, abad berikutnya – akan terjadi. Ada masa depan yang dapat diprediksi, diprogram, dijadwalkan, dapat diperkirakan. Tapi ada masa depan, l’avenir (datang) yang mengacu pada seseorang yang datang yang kedatangannya sama sekali tidak terduga.

Bagi Derrida, l’avenir itulah masa depan yang sebenarnya. Yang sama sekali tidak terduga. Yang Lain yang datang tanpa kita bisa mengantisipasi kedatangan mereka. Jadi jika ada masa depan yang nyata, di luar masa depan lain yang diketahui, itu adalah l’avenir dalam arti kedatangan Yang Lain ketika kita sama sekali tidak dapat meramalkan kedatangan mereka.

Baca juga: 6 Kunci dalam Islam untuk Menjadi Orang Sukses

Ketidakjelasan masa depan itulah yang menjadi hidup manusia semakin bermakna. Dalam konteks agama, ini adalah bentuk kepasrahan kepada Yang Maha Esa. ini tentang penerimaan apapun yang menjadi kehendakNya. Dan tidak ada satu pun makhlukNya yang bisa mengetahui apa yang menjadi kehendakNya, kecuali orang terpilih yang mendapat info lebih dulu dariNya dalam wahyu. Tapi tentu setelah berakhirnya masa pewahyuan, yang ada kemudian firasat atau ilham. Persoalannya ilham atau firasat ini sulit untuk dipercaya kecuali kejadiannya telah terjadi. Dan sang peramal biasanya telah meninggal dunia.(*)

Penulis: Kumara Adji Kusuma

Berita Terkini

pengmas di SB Kepong
Kerja Sama dengan PCIM Malaysia, 4 Mahasiswa Umsida Lakukan Pengmas di SB Kepong
May 12, 2024By
Mahasiswa FPIP Umsida Ikuti Kelas Internasional Magister di Universiti Malaya
8 Mahasiswa FPIP Umsida Ikuti Kelas Internasional Magister di Universiti Malaya
May 11, 2024By
aksi kemanusiaan bela Palestina
7 Hal yang Mewarnai Aksi Kemanusiaan Bela Palestina PTMA Se-Indonesia di Umsida
May 10, 2024By
Mahasiswa Malaysia Ini Dapatkan Ilmu STEM Untuk Anak Dari Dosen Umsida
Mahasiswa Malaysia Ini Dapatkan Ilmu STEM Untuk Anak Dari Dosen Umsida
May 10, 2024By
doa bersama mahasiswa asal Gaza
Mahasiswa Umsida Asal Gaza Turut Ramaikan Aksi Bela Palestina
May 9, 2024By
Umsida Bagikan Metode Big Books Pada Mahasiswa di Universitas Malaya
Umsida Bagikan Metode Big Books Pada Mahasiswa di Universitas Malaya
May 9, 2024By
aksi kemanusiaan bela Palestina
Kata 4 Perwakilan Ortom dan Ormawa Saat Aksi Bela Palestina
May 8, 2024By
Dosen Umsida Kembangkan Lazismu Jawa Timur Dengan Branding Digital Fundraising
Dosen Umsida Kembangkan Lazismu Jawa Timur Dengan Branding Digital Fundraising
May 8, 2024By

Riset & Inovasi

pendidikan ramah anak
8 Standar Pendidikan Ramah Anak, Yuk Simak Agar Anak Belajar dengan Nyaman
May 4, 2024By
stres pada single mother
Riset Umsida: Single Mother Kerap Alami 3 Jenis Stres Ini
March 30, 2024By
komunikasi verbal dan nonverbal
8 Alasan Komunikasi Verbal dan Nonverbal Perlu Diterapkan Kepada Siswa
March 29, 2024By
media belajar tangram
Tangram, Cara Seru Siswa Belajar Geometri, Simak 5 Manfaat dan Cara Membuatnya
March 27, 2024By
kecenderungan media sosial
Pengguna Aktif Media Sosial Cenderung Kesepian, Kata Riset
March 26, 2024By

Prestasi

Paku Bumi Open 2024
20 Mahasiswa Umsida Raih 11 Emas dan 11 Perak di Paku Bumi Open XII 2024
March 7, 2024By
atlet hapkido Umsida
Mahasiswa Umsida Toreh Prestasi Hapkido, Langsung 2 Juara sekaligus
March 6, 2024By
Silat Apik PTMA 2024
Mahasiswa Ikom Umsida Sabet 3 Kejuaraan di Silat Apik PTMA 2024
March 5, 2024By
Video Menyuarakan Perjuangan Palestina Karya Mahasiswa Umsida ini Bawanya Raih Juara Nasional
Video Menyuarakan Perjuangan Palestina Karya Mahasiswa Umsida ini Bawanya Raih Juara Nasional
January 19, 2024By
Meja Komposit, Inovasi yang Membuat Umsida Raih Juara Harapan 2 di KISI 2023
December 26, 2023By