Thailand Miliki Manajemen Disaster, Dijabarkan Dosen BUU di Umsida

Thailand Miliki Manajemen Disaster, Dijabarkan Dosen BUU di Umsida

Umsida.ac.id– Dalam rangkaian Eastbound Batch 5 yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), juga terdapat kegiatan visiting lecturer yang dipaparkan oleh Asst Prof Dr Noopawan Phuengpa selaku dosen dari Burapha University Thailand di Aula KH Mas Mansoer Umsida, Senin (20/05/2024).

Manajemen Bencana Alam di Thailand

Dr Noopawan menjelaskan mengenai manajemen disaster yang telah dijalankan di negaranya oleh pemerintah. Sebelum itu Dr Noopawan memberikan gambaran kepada peserta seperti apa kondisi alam yang ada di Thailand.

“Thailand beberapa kali mengalami banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, tsunami, gelombang panas, kebakaran hutan dan epidemi,” jelasnya.

Disana, lanjut Dr Noopawan juga pernah terjadi kecelakaan kimia, namun menurutnya banjir adalah bencana alam yang paling besar pernah terjadi di Thailand dan membuat perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat bahkan mempengaruhi perekonomian negara.

Dr Noopawan juga memaparkan bahwa di negara gajah putih tersebut ada 2 musim muson, yaitu muson barat daya yang menghasilkan kelembapan hangat dari Samudera Hindia dan hujan deras di bulan Mei. Sedangkan muson timur laut yang membawa kondisi dingin dan kering serta curah hujan yang deras dimulai sekitar bulan Oktober.

“Siklon tropis diperkirakan akan terjadi mulai bulan Mei dan seterusnya. Berbagai wilayah di negara ini  dapat mengalami badai lokal (atau badai musim panas) selama bulan Februari hingga Maret. Badai lokal dapat terjadi di wilayah selatan dari bulan Maret hingga November dan di wilayah utara antara bulan April dan Oktober,” paparnya.

Baca juga: Konferensi Internasional Ikom Umsida, 4 Negara Berkumpul di Bali

Dengan perubahan musim tersebut beberapa wilayah di Thailand sangat rawan mengalami banjir. Selain itu mereka juga sering mengalami kekeringan yang cukup parah di beberapa waktu tertentu.

Hal ini menyebabkan dampak yang buruk untuk sektor pertanian. “Dampak dari banjir lebih banyak dari pada kekeringan, kami akan mengalami kerugian pada perdagangan, rumah, pabrik, mesin, kendaraan, jaringan komunikasi dan hewan ternak. Sedangkan untuk pertanian tergantung seberapa cepat banjir meluas, semakin ceat maka tanaman padi, tebu dan singkong akan mengalami kerusakan. Sehingga mendongkrak harga pangan melonjak naik,” jelasnya.

Sebaliknya dampak kekeringan tergantung pada jenis tanaman petani, “Jika tanaman agroforesteri akan lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan tanaman ladang, meski hasilnya akan tetap menurun,” ungkapnya.

Menanggapi hal ini, sambung Dr Noopawan pemerintah Thailand membangun kembali sistem manajemen bencana. Tahun 1979 pemerintah membuat Undang-undang Pencegahan Ancaman sebagai undang-undang komprehensif pertama di negara ini.

“Hingga tahun 2002 pemerintah kerajaan Thailan mendirikan Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana di bawa Kementerian Dalam Negeri sebagai lembaga utama untuk manajemen resiko bencana dan tanggap bencana,” ujarnya.

Dengan dukungan masyarakat melalui badan amal, institusi akademis, bisnis dam perusahaan swasta, manajemen bencana di negara tersebut semakin berkembang.

Saat ini Thailand memiliki konsep yang dapat menyelamatkan sektor pertanian dari dinamisnya cuaca yang membuat hasil panen mereka tidak tentu. Konsep Gundukan, Kolam dan Sawah yang mereka sebut Khok Nong Na.

“Model Khok Nong Na memperluas teori baru untuk memaksimalkan penggunaan lahan dan retensi air, baik di permukaan maupun di bawah tanah, untuk produksi pertanian. Konsep ini pada dasarnya memerlukan pembangunan bendungan kecil di sebidang tanah yang berfungsi sebagai reservoir untuk mencegah banjir pada musim hujan, namun juga menampung dan berfungsi sebagai sumber air pada musim kemarau,” paparnya.

Dosen Burapha University Thailand itu menjelaskan dengan detail apa itu Model Khok Nong Na yang sedang di implementasikan di negaranya.

Gundukan kecil atau yang disebut (Khok) dibangun dari tanah yang diperoleh melalui penggalian rawa atau substrat lain yang kaya nutrisi yang cocok untuk menanam tanaman buah-buahan dan pohon, mampu tahan terhadap kondisi lokal, untuk menghasilkan pangan dan pendapatan rumah tangga.

Baca juga: Umsida Adakan EastBound Batch 5

Kolam atau yang disebut (Nong) membentang di sepanjang lahan dengan kedalaman yang cukup untuk menyimpan air untuk keperluan pertanian sepanjang tahun sambil memberikan kelembapan melalui luas lahan.

Sedangkan Sawah atau yang disebut (Na) yang merupakan budidaya padi organik harus dilakukan dengan tujuan mengembalikan unsur hara penting ke dalam tanah sehingga hasil panen bebas pestisida dan aman untuk dikonsumsi manusia.

Dr Noopawan menjelaskan bahwa sasaran model Khok Nong Na ini ditujukan untuk menjamin keamanan pangan dan keuangan dari unit terkecil dalam masyarakat.

“Sayangnya model ini masih mengalami kesulitas untuk diterapkan karena biaya dan juga SDM pemerintah yang masih belum cukup,” ungkapnya.

Dr Noopawan membawa materi ini untuk saling berdiskusi dengan dosen maupun mahasiswa dari Malaysia, Indonesia dan India yang berkumpul di Umsida dengan tujuan saling memberikan masukan dan membuka wawasan mahasiswa terkait sektor pertanian di masing-masing negara.

Penulis: Rani Syahda

Berita Terkini

dosen Umsida dan atlet sepatu roda 3
Dukung Semangat dan Performa Atlet Sepatu Roda, Dosen Umsida Gelar Skrining dan Sharing Session
January 11, 2025By
kerja sama UBS PPNI Mojokerto dan Umsida 1
Kerja Sama Akademik Umsida dan UBS Mojokerto Tingkatkan Mutu Kebidanan
January 9, 2025By
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
AUM Harus Berdaya Saing: Rektor Umsida Serukan Transformasi SDM
December 26, 2024By
KKN-P 2025 Umsida
975 Mahasiswa KKN-P Umsida Siapkan Diri untuk Mengabdi
December 24, 2024By
Si Lokananta 2024, peringatan hari ibu
Momen Haru Ratusan Anak Peringati Hari Ibu dalam Event Si Lokananta
December 23, 2024By
Comm Night Run
Perdana Digelar, Comm Night Run Diikuti Lebih dari 300 Peserta dari Berbagai Daerah
December 23, 2024By
rektor Umsida saat penguatan visi misi PPI AMF
Pesan Rektor Umsida untuk PPI AMF dalam Mewujudkan Pesantren Berkemajuan
December 21, 2024By
commsport 2024
Commsport 2024, 30 Tim Futsal Sekolah se-Jatim Meriahkan Event Tahunan Ikom Umsida
December 21, 2024By

Riset & Inovasi

abdimas literasi keuangan Islam
Dosen Umsida Edukasi Literasi Keuangan Islam, Putus Kebiasaan Pinjol
January 15, 2025By
Demi Ketahanan Pangan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
Demi Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Ini Inovasi Bertani Kreatif ala Dosen Umsida
January 5, 2025By
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
Empowering Womenpreneur: Umsida Dorong Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Rusunawa Pucang
January 4, 2025By
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
Interactive Books, Mampu Dorong Komunikasi dan Kolaborasi Siswa
September 16, 2024By
ekonomi sirkular
Dosen Umsida Beri Pelatihan Penerapan Manajemen Usaha Berbasis Ekonomi Sirkular pada Proses Produksi Pangan Halal
September 14, 2024By

Prestasi

Prof Sri, guru besar manajemen 3
Perjuangan Prof Sriyono Menuju Guru Besar di Bidang Manajemen Umsida
January 14, 2025By
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
Duta FPIP Umsida, Berprestasi dan Menginspirasi
January 13, 2025By
pojok statistik Umsida
Pojok Statistik Umsida Jadi Layanan Kinerja Tinggi 2024 dengan Skor 2,83 dari 3
January 9, 2025By
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
Unstoppable! Tapak Suci Umsida Torehkan Sejarah di UPSCC 2024
January 3, 2025By
Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
Lulus Cum Laude, Dosen Umsida Raih Gelar Doktor dengan Fokus Halal Lifestyle
December 30, 2024By