Umsida.ac.id – Tim S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berhasil meraih Juara 2 dalam ajang Medical and Health Competition Vol. 2 2025.
Kompetisi cerdas cermat ini diselenggarakan oleh Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Surabaya secara Daring pada Ahad, (19/10).
Lihat juga: Mahasiswa Fisioterapi Umsida Dibalik Medali Perak Basket Putri Jatim di PON 2024
Sebanyak 20 tim dari berbagai perguruan tinggi Prodi fisioterapi se-Jawa Timur turut mengikuti kompetisi cerdas cermat ini.
Mengangkat tema Sport Science dan Muskuloskeletal: Dari Cedera ke Pemulihan Optimal, tim Fisioterapi Umsida berhasil meraih juara 2 di bawah bimbingan Bagas Anjasmara STr Ft MFis, dosen pembimbing yang senantiasa memberikan arahan dan dukungan.
Tim yang terdiri dari Arrochman Setyadi (Ketua), Dani Rachman Darmawan (Anggota), dan Dziyaul Haq Anna Fisyah (Anggota) berhasil menunjukkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam bidang fisioterapi, terutama dalam hal pemulihan cedera dan aplikasi ilmu sport science dalam kehidupan nyata.
Proses Kompetisi yang Cepat
Mahasiswa yang biasa disapa Arro itu menceritakan pengalamannya mengikuti kompetisi ini.
“Awalnya kami menerima surat delegasi dari himpunan mahasiswa, jadi sekalian kami mencoba menyalurkan ilmu yang telah kami dapat di perkuliahan,” terangnya.
Untuk teknis perlombaan, Arro menjelaskan bahwa ia mengikuti tiga tahap kompetisi, yakni eliminasi, semifinal, dan final bersama lima tim lainnya.
“Saat tahap eliminasi, kami mengerjakan soal secara individu menggunakan Quiziz. Nilai dari masing-masing akan diakumulasikan menjadi poin satu kelompok,” ujar mahasiswa semester 5 itu.
Setelah itu, imbuhnya, tim fisioterapi Umsida lolos ke babak semifinal yang berisi 10 tim dengan poin terbanyak.
Dari tahap semifinal ada lima tim yang bisa melaju ke babak final, dan tim fisioterapi Umsida menduduki tim dengan poin terbanyak.
“Di babak final kami diberikan study case yang dinilai dari empat kriteria, yakni praktek, diskusi, serta penyelesaian masalah,” jelasnya.
Di babak terakhir ini tim fisioterapi Umsida menghadapi empat tim dari kampus besar yakni 2 tim dari Unair 7 Unair 1, Stikes Rustida Banyuwangi, dan Unesa.
Kunci Keberhasilan Tim Fisioterapi Umsida
Arro dan tim juga intens melakukan bimbingan dengan Dospem sebagai pematangan materi ketika kuliah.
Pun juga sata menghadapi berbagai tantangan dalam mengikuti lomba ini. Misalnya saja waktu pelaksanaan lomba yang berlangsung saat akhir pekan membuat mereka harus menyiapkan device dan perlengkapan lain di laboratorium.
“Untuk materi, Alhamdulillah kami cukup mudah karena sering kami jumpai ketika perkuliahan,” terangnya.
Arro menceritakan pengalaman uniknya ketika final, tepatnya pada sesi presentasi yang mengharuskan peserta untuk praktek.
“Kami mengira itu berbeda sesi, ternyata dijadikan satu. Akhirnya kita diberi waktu hanya 6 menit untuk menyelesaikan masalah tersebut. Alhamdulillah kami bisa melakukannya cepat,” ujar Arro.
Menurutnya, bukan apa yang dipersiapkan untuk lomba, melainkan sebelum lomba apa yang sudah disiapkan.
Walaupun menguasai materi dan keluar sebagai juara 2, Arro menjelaskan bahwa di awal pertandingan timnya sempat merasa kurang percaya diri lantaran lawan yang berasal dari kampus-kampus besar.
Namun ia bisa membuktikan bahwa kuliah di kampus swasta juga sama bagusnya dengan kampus-kampus lain.
Salah satu anggota tim, Dani Rachman Darmawan mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan timnya ini adalah kekompakan dan saling bekerja sama, bukan pembagian tugas.
Oleh karena itu, imbuhnya, mereka rajin belajar lebih dalam untuk eksekusi lomba.
“Karena pelaksanaan lomba ini bentuknya tim, maka keunggulan dari masing masing individu tidak bisa dijabarkan karena sistem pelaksanaannya dengan kerja sama,” ujar Dani.
Selain itu, Dziyaul Haq Anna Fisyah yang juga sebagai anggota mengungkapkan kunci lain dari prestasi ini.
Lihat juga: Gandeng KineticX Indonesia, Fisioterapi Umsida gelar Screening Atlet Inline Skate Sidoarjo
“Kita terus berusaha untuk menanamkan rasa percaya diri kepada kemampuan yang sudah kita dapatkan selama kuliah. kami juga terus melibatkan dosen pembimbing untuk memantapkan persiapan,” tuturnya.
Penulis: Romadhona S.