Umsida.ac.id – Menyoroti perkembangan karakter generasi Alpha, Tri Linggowati SPd MPd mengungkapkan rasa prihatiannya. Oleh sebab itu dalam Semnas dan Kongres Mahasiswa PGSD Ke-IV yang di gelar di Aula KH Mas Mansyur Umsida, Ia mengajak seluruh mahasiswa sebagai calon pendidik menyadari bagaimana pentingnya pendidikan karakter bagi anak melalui tema yang ia bawakan mengenai Penguatan Pendidikan Karakter Pada Generasi Alpha, Senin (27/1).
“Pendidikan karakter harus dibangun mulai saat ini. Mengingat saat ini anak-anak generasi alpha banyak tidak mendapatkan kasih sayang, maka tugas guru adalah melakukan hal itu agar karakter anak tidak mudah putus asa, memiliki semangat juang dan tidak bernasib seperti kasus-kasus yang belakangan terjadi seperti bunuh diri dan sebagainya,” ungkapnya.
Bukan tanpa sebab, rata-rata orang tua lebih cenderung memberikan anak gadget dan sebagainya untuk membuat anak tenang, bahkan mereka mengasuh pun tertuju pada gadget yang mereka bawa, bukan pada anaknya. Hal itu lah yang membuat kelekatan antara orangtua dan anak menjadi kurang, sehingga anak kurang memiliki kasih sayang. Peran orang tua untuk membentuk karakter anak menjadi kurang dan dampaknya membuat anak mudah menyerah.
Bulying juga jadi salah satunya. Mengingat banyaknya orang tua yang tidak mengontrol apa saja yang dilihat anak melalui gadgetnya, ketika anak menonton tontonan yang salah hal itu bisa membuat mereka untuk melakukan bulying kepada temanya. Hal itu terjadi, lagi-lagi karena minimnya kedekatan antara orang tua dan anak, sehingga anak tidak tahu mana hal yang baik dan buruk yang bisa dilakukan kepada orang lain.
“Calon guru harus bisa menjadi detektif, terutama kebanyakan kasus bulying terjadi baik secara verbal, dan juga fisik yang bahkan tidak diketahui oleh orang tua maupun guru. Jika telah siap menjadi guru, maka harus siap mengetahui apa yang dialami oleh siswa. Caranya, ya dengan menjadi detektif. Bertanya jika ada hal yang ganjil termasuk perlu melakukan mediasi teman sebaya,” jelasnya pada 350 mahasiswa PGSD seluruh Indonesia.
Tentunya dalam mengatasi segala permasalahan mengenai karakter seorang anak tidaklah mudah. Peran sebelah pihak saja tidak cukup untuk membangun karakter anak. Perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru tentunya.
“Sekolah dan orang tua harus melakukan kolaborasi, bersama sama mendiskusikan permasalahan yang dialami oleh seorang anak kemudian mencari solusi yang juga dilakukan bersama. Intinya kedua pihak harus bergandengan tangan dan berfikir positif bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan bersama,” Pungkasnya
Reporter Lintang Dyah Puspita �� � �+6��