Umsida.ac.id – Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) dari program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), membuat alat pengecekan kesehatan bernama alat pemeriksaan kesehatan secara kontinu dengan metode pengukuran non-invasif.
Lihat juga: Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
Alat ini diinisiasi oleh dosen Teknik Elektro yakni Dr Syamsudduha Syahrorini ST MT bersama empat mahasiswanya.
Inovasi ini juga berawal dari keresahan para mahasiswa kesehatan yang melakukan medical check up kepada masyarakat.
Biasanya, mereka mengecek gula darah, kolesterol, dan tekanan darah menggunakan jarum.
“Kan tidak semua orang berani dengan jarum, tapi mereka tetap harus diperiksa,” ujar Fajrian Muhammad Bintang, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan alat ini.
Dari keresahan tersebutlah, tim ini memiliki inisiatif untuk membuat alat pemeriksaan kesehatan tanpa menggunakan jarum, melainkan alat digital yang dijalankan menggunakan baterai.
Dan alat ini bisa mengecek semua indikator tersebut, (gula darah, kolesterol, dan tekanan darah).
Tujuannya agar masyarakat dapat menjalani pemeriksaan kesehatan tanpa rasa takut, nyaman, mudah digunakan, dan hasil yang bisa keluar dalam waktu singkat.
Tantangan dalam Pembuatan Alat
Fajrian menjelaskan bahwa proses pembuatan alat ini memakan waktu sekitar 6 sampai 7 bulan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tentang beberapa tantangan dalam membuat alat ini agar bisa bekerja dengan lancar.
“Yang paling lama memakan waktu adalah proses kalibrasi agar alat tersebut sesuai dengan hasilnya sebenarnya. Jadi hasil pemeriksaan dengan alat ini sama dengan hasil pemeriksaan menggunakan jarum,” ujar Fajrian.
Proses kalibrasi tersebut tambahnya, juga membutuhkan percobaan berkali-kali agar hasilnya akurat.
“Kami melakukan pengujian hingga final, ada sekitar 123 kali pengujian. Dan dari percobaan tersebut akhirnya kami menemukan kekurangan pada alat pendeteksi detak jantung dan tekanan darah,” tambah mahasiswa semester 7 itu.
Selain itu, alat pemeriksaan digital ini juga bisa dilakukan secara mandiri karena cara kerja alat yang cukup sederhana.
Cara Kerja Alat Pemeriksaan Kesehatan
Pertama, pada sensor infra merah yang ada di oksimeter (tempat peletakan jari), akan memproses hasil sidik jari yang kemudian dikirim melalui mikrokontroler.
“Dari mikrokontroler tersebut, hasil pemeriksaan akan ditampilkan di LCD. Seluruh proses pengukuran digital ini memakan waktu sekitar 1 sampai 2 menit,” terang Fajrian.
Walaupun sudah bisa digunakan, Fajrian menjelaskan bahwa masih ada beberapa evaluasi dalam hal kalibrasi ulang, terutama pada bagian pengecekan detak jantung dan tekanan darah.
“Mungkin kalibrasinya akan kami perbaiki di bagian perkabelannya,” ujarnya.
Dari inovasinya ini ia berharap agar masyarakat tidak perlu risau dan takut lagi ketika ada pemeriksaan kesehatan terlebih pada alat yang menggunakan jarum.
Lihat juga: Remaja Lebih Sadar Akan Kesehatannya Melalui Fikes Expertise
Ke depannya, alat ini juga dapat digunakan dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat atau skrining kesehatan.
Penulis: Romadhona S.