Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) bersinergi dalam program pengabdian masyarakat untuk mencegah stunting sejak remaja.
Kolaborasi ini dilaksanakan di Posyandu Remaja di Desa Balungtawun, Lamongan, sebagai bentuk aksi nyata dalam meningkatkan kesadaran gizi sejak remaja.
Lihat juga: Pelatihan Kader Posyandu Tambak Kalisogo, Langkah Umsida dan ITS Cegah Stunting
Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, (25/10/2025) dan diikuti oleh puluhan remaja dan kader yang antusias datang ke Balai Desa Balungtawun.
Balai desa dipenuhi semangat muda yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan Posyandu Remaja.
Inisiatif ini semakin lengkap dengan adanya Pasar Gizi.
Lebih dari sekadar tempat jajan, Pasar Gizi menjadi inovasi edukatif yang hadir dalam kegiatan Posyandu Remaja sebagai outlet makanan sehat berbasis bahan alami.
Di sini, remaja tidak hanya mendapatkan jajanan bergizi tetapi juga belajar langsung tentang komposisi, manfaat, dan cara memilih makanan yang mendukung tumbuh kembang optimal.
“Revitalisasi Posyandu Remaja dan pengembangan Pasar Gizi menjadi wujud nyata dari transformasi akademik yang berdampak langsung,” ucap Dr Umi Khoirun Nisak SKM MEpid selaku ketua tim Abdimas.
Tidak hanya dalam aspek kesehatan, kolaborasi ini juga dalam membangun kesadaran gizi dan pemberdayaan remaja sebagai agen perubahan di lingkungan mereka.
Wujudkan Posyandu Remaja Berdampak
Dibuka dengan semangat kolaborasi, Dr Umi membuka acara dengan penuh semangat.
“Kami ingin Posyandu Remaja bukan hanya aktif kembali, tapi juga relevan dan berdampak,” ujarnya.
Sementara Sylvi Harmiardillah, SKep Ns MKep selaku dosen Pendidikan Profesi Ners Umla, mengajak remaja memahami pentingnya gizi sebagai calon catin (calon pengantin).
Dengan antusias, ia menjelaskan bagaimana asupan bergizi hari ini menentukan kualitas generasi esok.
Selain itu, para remaja juga mengikuti pemeriksaan lengkap status kesehatan remaja, Mulai Berat Badan hingga kadar hemoglobin
Para remaja kemudian mengikuti pemeriksaan kesehatan lengkap: berat badan, tinggi badan, tekanan darah, kadar glukosa, hemoglobin, dan deteksi anemia.
Semua dilakukan dengan pendampingan tenaga kesehatan dan kader posyandu, serta pencatatan langsung ke sistem kohort yang dipandu oleh Dr Alfan Rosid SKom MKom.
Pencatatan Kesehatan Digital

Dr Alfan mengenalkan aplikasi kohort untuk pencatatan status kesehatan remaja.
“Dengan pencatatan digital, kita bisa pantau tren kesehatan remaja secara berkelanjutan,” jelasnya sambil mendemonstrasikan fitur-fitur aplikatif yang mudah digunakan untuk para kader kesehatan.
Dr Alfan menjelaskan bahwa mengandalkan buku tulis atau formulir manual tidak lagi efisien.
Kader posyandu dan remaja kini sama-sama bisa melihat dan memantau status kesehatan mereka secara digital cepat, akurat, dan berkelanjutan.
“Lebih dari sekadar data, sistem kohort membuka ruang bagi remaja untuk lebih sadar akan kondisi tubuhnya,” terangnya.
Di sistem ini mereka bisa melihat grafik perkembangan, mendapatkan rekomendasi sederhana, bahkan terlibat dalam pengambilan keputusan kesehatan secara mandiri.
Momen menarik terjadi saat sesi pemeriksaan kesehatan.
Para remaja tampak antusias dan penasaran, karena untuk pertama kalinya mereka diperiksa menggunakan alat-alat medis seperti tensimeter, glukometer, dan pengukur hemoglobin.
Suasana pun berubah menjadi ruang belajar yang seru dan penuh tanya jawab.
Pasar Gizi yang Beragam

Abdimas ini juga terdapat Pasar Gizi, yaitu penyediaan outlet jajanan sehat berbahan alami seperti daun kelor, bunga telang, susu dan bahan lokal lainnya.
Di bawah arahan Mochammad Rizal Yulianto SE MM, dosen Manajemen, jajanan sehat berbahan alami disulap menjadi produk yang tidak hanya bergizi, tetapi juga menarik secara visual dan layak jual, mulai dari label warna-warni, nama produk yang catchy, hingga kemasan yang kekinian.
“Kalau tampilannya menarik, mereka jadi penasaran. Dari situ, kita bisa selipkan edukasi gizi,” ujar Rizal sambil menunjukkan contoh kemasan yang dirancang bersama mahasiswa.
Posyandu Remaja, Pasar Gizi, dan aplikasi kohort menjadi jembatan menuju generasi yang lebih sehat, melainkan membangun kesadaran remaja agar siap menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Lihat juga: Bubur Jagung Susu, Program Posyandu KKNP 35 Umsida untuk Tingkatkan Gizi Balita Desa Sentul
Dari Balungtawun, langkah kecil ini memiliki harapan yang besar agar menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk bergerak bersama, membangun masa depan yang lebih kuat dan bergizi.
Penulis: Sylvi Harmiardillah


















