Umsida.ac.id – Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial (FBHIS) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menggelar International Fellowship Program bersama Universitas Burapha Thailand dan Universitas Tunku Abdul Rahman Malaysia (UTAR), Selasa (5/7). Acara berlangsung di Gedung Mini Teater Kampus 1 Umsida, Sidoarjo.
Acara ini menghadirkan Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi, Dekan FBHIS Wisnu P Setiyono SE MSi PhD, Wakil Dekan FBHIS Poppy Febriana SSos MMed Kom, Asst Prof Dr Anurat Anantanatern dari Departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu Politik dan Hukum Universitas Burapha, Kenneth Lee Tze Wui MComm dari Universitas Tunku Abdul Rahman, dan Ahmad Riyadh UB SH MSi PhD dari Umsida.
Dr Hidayatulloh MSi menyampaikan terima kasih kepada para pemateri yang hadir dalam acara seminar internasional ini. “Insya allah nanti kami dari Umsida bisa berkunjung ke Universitas Burapha di Thailand dan Universitas Tunku Abdul Rahman di Malaysia sebagai kelanjutan dari kerjasama dan hubungan persahabatan dalam kegiatan korporasi internasional,” tuturnya.
Mengusung tema The Role of Media and Resurgence of Tourism After The Pandemic, Rektor Umsida menyebut munculnya pandemi ini memberikan dampak yang sangat besar bagi kita semua. Sehingga tema ini layak diangkat untuk mengembalikan situasi serta kondisi pasca pandemi Covid-19. “Maka semoga seminar internasional ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan motivasi yang bernillai positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi di negara kita,” ucapnya.
Rektor Umsida berharap agar kerjasama dan hubungan persahabatan Umsida dengan dua kampus ini bisa terus dilanjutkan dalam kegiatan kolaboratif dan diperkuat dengan Memorandum of Understanding (MoU). “Sehingga kita bisa melanjutkannya dengan berbagai kegiatan kolaboratif sebagai implementasi dari MoU yang nantinya kita buat bersama. Dengan MoU, kita menciptakan kegiatan korporasi yang bermanfaat antara tiga universitas ini, kegiatan itu misalnya saja seperti riset, kuliah tamu, mereview kurikulum, pertukaran pelajar, pertukaran dosen, dan sebagainya,” tuturnya. (Shinta Amalia/Etik)