Umsida.ac.id – Sebanyak 20 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang tergabung di UKM tapak suci kembali menorehkan prestasi gemilangnya di kancah internasional. Mereka mengikuti kompetisi Paku Bumi Open Championship XII 2024 di GOR Si Jalak Harupat Bandung selama tiga hari, (29/2 – 2/3).
Dalam ajang kompetisi bertaraf internasional ini, atlet Umsida berhasil membawa pulang 11 medali emas dan 11 medali perak di berbagai kategori. Capaian ini akhirnya mengantar mereka menjadi juara umum 3 di Paku Bumi Open. Mahasiswa yang ikut pun berasal bukan hanya satu angkatan saja, tapi dari berbagai prodi.
Lihat juga: Atlet Jujitsu: Umsida Banyak Mendukung Hobi Saya Hingga Jadi Wisudawan Berprestasi
Mahasiswa pertama yang menjadi juara dalam ajang ini adalah Niko Renaldy, mahasiswa dari prodi Manajemen. Dalam kejuaraan ini, Niko, sapaan akrabnya, telah membawa dua medali di kategori yang berbeda. Ia mendapat medali emas di kategori fighter kelas B dewasa putra dan medali perak di kategori seni tunggal tangan kosong dewasa putra.
Persiapan Paku Bumi Open
“Kalau saya pribadi memang setiap hari ada latihan. Namun intensnya untuk kompetisi ini sekitar satu bulan. Terlebih ini merupakan turnamen internasional pertama saya, jadi saya konsisten menjaga pola makan, pola tidur, dan latihan fisik,” ucap Niko.
Dalam mengikuti dua kategori lomba di Paku Bumi Open 2024, ia melakukan persiapan yang berbeda. Namun, Niko mengaku bahwa ia lebih serius di kategori seni walau akhirnya ia hanya tertahan di posisi kedua. Saat jalannya pertandingan, ia kesulitan mengatur napas. Hal ini mempengaruhi di faktor lainnya seperti power, ketepatan gerakan, raut wajah, semua harus disesuaikan dengan waktu.
Sedangkan pada kategori fighter, mahasiswa semester 4 ini sudah mempersiapkan diri dari segi tendangan dan pukulan untuk mengumpulkan poin.
“Sejak keberangkatan badan saya kurang fit akibat perjalanan panjang, lalu besoknya saya langsung main di kategori seni. Mungkin itu juga yang menjadi faktor performa saya kemarin kurang bagus,” tuturnya.
Dari Paku Bumi Open ini, Niko menilai bahwa faktor kondisi fisik sangat berpengaruh dalam mencapai poin maksimal. Walau turnamen kali ini tidak memenuhi target, Niko akan lebih giat berlatih untuk turnamen berikutnya setelah lebaran.
Lihat juga: Tepis Anggapan Akan Telat Lulus Kuliah, Atlet Karate Ini Jadi Wisudawan Berprestasi
Niko bukanlah satu-satunya mahasiswa yang bertanding di dua kategori. Ada pula seorang srikandi bernama Wadha Hani Aulia. Pada Paku Bumi Open 2024 ini ia membawa pulang medali emas pada kategori kelas A dewasa putri dan medali perak pada kategori seni tunggal tangan kosong dewasa putri.
Tahun ini merupakan Paku Bumi Open Championship kedua yang pernah ia ikuti. Sebelumnya, Wardha berhasil menyabet medali emas saat Paku Bumi Open 2021 di GOR Jatinangor, Sumedang.
“Sebenarnya kedua pertandingan ini tidak beda jauh. Namun tahun ini saya harus berlatih lebih giat karena terdapat beberapa peraturan baru yang terdiri dari beberapa tarikan. Jadi latihannya lebih ke fisik dan mengatasi jatuhan yang benar karena rawan cedera di bagian tersebut,” ucap Wardha.
Dari peraturan itu, sambungnya, membuat atlet tapak suci harus lebih giat berlatih. Wardha sendiri mulai intens berlatih untuk kejuaraan ini sejak awal tahun lalu. Namun ia tetap rajin berlatih setiap hari untuk menjaga performanya.
Salut akan kekompakan tim
Wardha merupakan mahasiswa semester akhir prodi Teknologi Pangan. Saat mengikuti pertandingan ini, ia tak hanya bersama teman seangkatan saja, malah kebanyakan adalah mahasiswa semester awal.
Ia melanjutkan, “Di turnamen ini kebanyakan anak-anak maba, jadi menurut saya support dari mereka sangat berarti. Lalu kepekaannya terkait tanggung jawab tim juga sangat bagus sehingga enak diajak kerjasama. Apalagi pertandingan untuk dewasa berlangsung seharian penuh di dua kategori itu,”.
Ditambah lagi, Wardha bermain double di pertandingan ini dan menargetkan juara, jadi peran kekompakan tim sangat berarti baginya. Namun, Wardha mengaku bahwa hasil yang ia dapat tidak sesuai yang diharapkan.
“Ada kesalahan saat saya bermain di seni, gerakan saya terlalu cepat lima detik, jadi ada pengurangan waktu di situ, sayang sih sebenarnya. Tapi saya sendiri kalau ke seni kurang fokus, lebih ke yang fighter. Pas mau main yang seni tapi kepotong waktu istirahat, jadi terganggu,” tutur mahasiswa semester 8 itu.
Lihat juga: Umsida Timba Ilmu dengan UHT Surabaya Terkait Pengembangan FKG
Secara keseluruhan, ia merasa senang bisa membawa pulang prestasi yang membanggakan. Ia juga salut dengan tim tapak suci Umsida yang selalu menjaga kekompakan. Lalu, dukungan pihak Umsida juga mempengaruhi performa para atlet, mulai dari fasilitas, moral, dan material.
Berbeda dengan M. Nauval Amrullah, mahasiswa semester 6 yang sudah dua kali mengikuti kompetisi internasional Paku Bumi Open. Pada tahun 2021, Nauval berhasil mendapatkan medali emas. Namun, tahun ini target Nauval untuk mempertahankan tahtanya itu gugur. Tahun ini ia membawa pulang cukup di medali perak i kategori tanding kelas A dewasa putra.
“Ini waktu persiapannya berbarengan dengan waktu saya KKN. Jadi sedikit sulit untuk latihannya. Tapi saya tetap rutin latihan fisik di posko. Mungkin memang faktor intensitas saya latihan yang perlu dievaluasi dari pertandingan kali ini,” tutur mahasiswa asal informatika ini.
Ada pula mahasiswa dari prodi PGSD, Putri Jelita Trio Seftina yang menyabet medali perak di kategori tanding kelas A dewasa putri. Putri yang sudah semester 8 ini tak patah semangat untuk mengikuti berbagai lomba walau juga harus menyelesaikan tugas akhir kuliah.
“Siapa sih yang tidak suka mendapatkan prestasi? Apalagi jika kegiatan kuliahnya tidak terganggu dan hanya memerlukan manajemen waktu saja. Jadi itu yang membuat saya bertahan sebagai atlet tapak suci,” ujar Putri.
Ia merasa senang bisa mengikuti ajang seperti Paku Bumi Open ini. Melalui kompetisi seperti ini membuatnya mengenal lebih banyak orang dan pengalaman. Support Umsida pun juga sangat ia rasakan. Hal itulah yang membuatnya tetap bersemangat untuk mengikuti lomb.
Penulis: Romadhona S.