Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menjadi tuan rumah pelaksanaan sosialisasi program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (PPAPT Kemendikti Saintek RI).
Lihat juga: Sepakat Dengan Wamendikti Saintek, Dosen Umsida Sebut AI Mengkhawatirkan untuk Gen Z
Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan dan daring melalui Zoom Meeting pada Kamis, (26/6/2025).
Sosialisasi ini dihadiri oleh sekitar 500 pimpinan dan tim pengelola KIP-K Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia.
Rektor Umsida, Dr Hidayatulloh MSi saat membuka acara ini mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kebutuhan bagi masyarakat luas, termasuk para mahasiswa.
Peran Kemendikti Saintek dan LLDIKTI Wilayah 7 di Umsida
“Umsida sendiri mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan atas peran besar bimbingan Kemendikti Saintek dan juga LLDIKTI Wilayah 7 Jawa Timur,” ungkapnya.
Komunikasi dan bimbingan yang diberikan kepada Umsida, tambahnya, sampai saat ini Umsida berhasil menjadi salah satu perguruan tinggi yang terakreditasi unggul di Indonesia.
Dan lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) di Indonesia yang berjumlah 163 universitas, Umsida termasuk dalam 14 PTMA yang terakreditasi unggul.
“Tentunya perkembangan Umsida dan PTMA lainnya, tidak bisa kami lepaskan terima kasih kami kepada LLDIKTI Wilayah 7 dan Kemendikti Saintek. Semangat kita untuk bersama-sama mengembangakn perguruan tinggi menjadi sebuah keniscayaan tak terkecuali dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh lapisan masyarakat,” terang Dr Hidayatulloh.
Lebih lanjut, Rektor Umsida menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kemendikti Saintek yang selalu memberikan kuota KIP-Kuliah kepada Umsida.
Ia berharap kebijakan Kemendikti Saintek dan pemerintah untuk memberikan afirmasi kepada mahasiswa yang kurang mampu bisa terus meningkat baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
“Kami semua berkomitmen agar bantuan dari pemerintah dan Kemendikti Saintek benar-benar kita proyeksikan untuk mendukung sepenuhnya kebutuhan mahasiswa untuk mensukseskan proses perkuliahan,” ujarnya.
Bahkan, tambah Dr Hidayatulloh, Umsida menerima mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bisa empat kali lipat dari kuota yang diberikan pemerintah.
Setiap tahun, Umsida tak hanya mengalokasikan beasiswa dari KIP-K saja, tapi juga ada beasiswa lainnya seperti beasiswa tahfidz, beasiswa untuk keluarga persyarikatan Muhammadiyah dan keluarga kurang mampu, beasiswa anak yatim, dan beasiswa lainnya.
Dan di Umsida juga memiliki kantor layanan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) yang tiap tahunnya menggelontorkan sekitar 3 milyar untuk mahasiswa Umsida di luar KIP-K.
“Pendapatan terbesar Lazismu tersebut berasal dari zakat dosen dan karyawan yang sebagian besar digunakan untuk beasiswa bagi yang tidak dicover KIP-K,” kata Rektor Umsida.
Kampus pencerah ini menargetkan 10 ribu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ini, dan saat ini sudah berjalan sekitar empat ribu sekian.
Target tersebut, kata Dr Hidayatulloh, menjadi semangat Umsida untuk memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Semoga anggaran pemerintah semakin besar sehingga ke depan kuota yang diberikan kepada kampus juga semakin besar,” tutupnya saat sambutan yang dilanjut dengan pembukaan sosialisasi KIP-K secara resmi.
Komitmen dan Akuntabilitas Jadi Prinsip LLDIKTI Wilayah 7
Selanjutnya, Muhammad Machmud SKom MKom selaku Plt Kabag Umum LLDIKTI Wilayah 7 dalam sambutannya menyampaikan bahwa KIP-K merupakan wujud bantuan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Kami memiliki dua aspek, yang pertama yakni komitmen. Kami ingatkan bahwa yang namanya beasiswa, sepenuhnya diberikan kepada penerima,jangan sampai ada subsidi silang kepada mahasiswa yang lain,” katanya.
Itu menjadi komitmen dan tanggungjawab LLDIKTI dalam menjaga penerimaan, penyaluran, sampai dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi kepada mahasiswa.
“Jangan sampai ada perguruan tinggi yang menggunakan KIP untuk mahasiswa kelas ‘eksekutif’. Selain komitmen, kami juga memiliki prinsip akuntabilitas,” terangnya.
Artinya, kata Machmud, LLDIKTI memiliki tata kelola yang bagus, mulai dari pendataan, pendistribusian rekening, hingga pencairan dana.
Lihat juga: Menyikapi Dampak Kebijakan Pendidikan Gratis bagi Sekolah Swasta di Indonesia
Termasuk yang paling diperhatikan adalah akuntabilitas terhadap akademik penerima beasiswa. Ia berharap antar perguruan tinggi bersama-sama memiliki komitmen untuk menjaga akuntabilitas, melaksanakan keamanan KIP-K dengan baik, mendistribusikan dan beasiswa dengan baik, dan melaksanakan kegiatan akademik penerima beasiswa dengan proses yang akuntabel sesuai dengan peraturan.
Penulis: Romadhona S.