Umsida.ac.id – Universitas Darussalam (Unida) Gontor melakukan kunjungan benchmarking ke Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terkait sistem yang ada di Direktorat Admisi dan strategi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).
Lihat juga: Kick Off Penerimaan Mahasiswa Baru Umsida 2025/2026 dan Apresiasi Sekolah Partnership
Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat Kampus 1 Umsida pada Rabu (16/7/2025) dan dihadiri oleh tim UPT PMB Unida dan Wakil Rektor III bersama tim Admisi Umsida.
Kepala UPT PMB Unida Gontor, Abdullah Marhaban MPd, menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk belajar secara langsung dari pengalaman Umsida dalam mengelola sistem penerimaan mahasiswa baru.
“Intinya kita banyak menimba tentang jalur penerimaan mahasiswa baru, mulai dari cara penjaringan mahasiswa baru, sistem yang digunakan seperti apa, karena kami juga tergolong baru,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini PMB di Unida telah berdiri sendiri sebagai unit pelayanan terpadu, yang sebelumnya belum terpisah secara struktural.
“Setelah kami mengunjungi beberapa perguruan tinggi ternyata terdapat admission center, maka dibuatlah PMB di Unida secara terpisah. Kami di PMB Unida baru berdiri sendiri. Jadi mohon diberikan arahan bagaimana terkait penjaringan dan penerimaannya,” tambah Abdullah.
Ia pun menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari Umsida.
“Kami akan menurut apa yang dipandu oleh Umsida untuk diterapkan di Unida,” pungkasnya.
Berbagi Pengalaman Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru Umsida
Wakil Rektor III Umsida, Dr Nurdiansyah MPd, menyambut baik kedatangan tim Unida Gontor dan memaparkan gambaran umum tentang sistem PMB yang dijalankan Umsida.
Ia menjelaskan bahwa admisi Umsida berperan penting dalam seluruh aktivitas penerimaan mahasiswa baru, mulai dari proses pendaftaran, penjaringan calon mahasiswa, hingga strategi pengembangan kampus melalui promosi.
“Tim Admisi Umsida-lah yang bertugas memimpin seluruh aktivitas penerimaan mahasiswa baru, mulai dari cara pendaftaran, cara mencari mahasiswa, serta tips dan trik untuk mengembangkan universitas. Mengingat kampus swasta memang harus lebih dikenalkan kepada khalayak,” jelas Dr Nur.
Ia juga menyinggung potensi unik dari Unida Gontor.
“Menurut saya yang unik dari Unida adalah pangsa pasar yang sudah jelas, mahasiswa bisa didominasi dari alumnus Pondok Pesantren Gontor,” ujarnya.
Dalam diskusi ini, pihak Umsida pun terbuka untuk berbagi sistem PMB secara menyeluruh agar bisa menjadi referensi bersama.
“Nanti kita akan mencoba berbagi tentang sistem PMB di Umsida, silakan bisa menyimak dengan seksama dan diskusikan bersama. Kami juga akan meminta feedback pada kunjungan sistem PMB yang telah diterapkan,” tambahnya.
Menurutnya, kedua perguruan tinggi ini sama-sama memiliki tantangan dalam mendorong peningkatan jumlah mahasiswa baru.
“Kami belum memiliki upaya yang sekuat itu dalam mendorong calon mahasiswa. Jadi kita sama-sama belajar untuk mendapatkan calon mahasiswa baru,” tutupnya.
Strategi Admisi Umsida dalam Membangun Brand Image
Direktur Admisi Umsida, Dr Didik Hariyanto SSos MSi, turut menjelaskan proses pembentukan admisi di lingkungan Umsida.
Ia mengatakan bahwa pada awalnya tim admisi Umsida juga harus belajar ke beberapa kampus lain untuk menggali pengalaman dan sistem terbaik dalam mengelola PMB.
Namun, ia menambahkan bahwa kondisi geografis dan persepsi publik terhadap kampus menjadi tantangan tersendiri.
“Umsida sedikit berbeda dari kampus-kampus lain karena Sidoarjo bukan merupakan kota pendidikan. Mungkin saja kampus-kampus lain sudah memiliki brand awareness yang sangat kuat sehingga promosi mereka lebih ringan daripada kita,” jelas Didik.
Menurutnya, hal ini menunjukkan pentingnya menciptakan citra yang baik di mata calon mahasiswa.
“Inilah perbedaan jika kita tidak memiliki citra yang baik di mata calon mahasiswa. Di sinilah posisi Umsida saat ini, kita sedang menciptakan brand image kepada siswa lebih baik lagi sehingga kita dapat kepercayaan yang tinggi dan loyalitas agar para siswa bisa bergabung dengan Umsida,” terangnya.
Ia juga menyoroti perbedaan antara sistem penerimaan di Umsida dan Unida.
“Umsida tidak seperti Gontor yang siswa dari pondok pesantren melanjutkan studi di Universitas Gontor. Inilah yang menjadi urgensi Admisi Umsida untuk mengembangkan brand image dan kepercayaan masyarakat,” tutupnya.
Lihat juga: Siap Siap, Umsida Sudah Buka Program PPG Mulai Tahun Ini
Dengan adanya kunjungan ini, ia harap kedua institusi dapat saling berbagi ilmu dan strategi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penerimaan mahasiswa baru ke depannya.
Penulis: Romadhona S.