Umsida.ac.id – Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FAI Umsida) menggelar Yudisium ke-46 dengan suasana penuh makna pada Selasa (11/11/2025) di Auditorium KH Mas Mansyur Kampus 1 Umsida.
Lihat juga: Mahasiswa Baru FAI Umsida 2025 Disambut dengan Nuansa Nusantara
Kegiatan ini mengusung nuansa tema Semangat Kepahlawanan dan Milad Muhammadiyah ke-113 sebagai Inspirasi Keberkahan dan Keunggulan.
Yudisium ini dihadiri oleh jajaran dekanat, dosen, serta 95 mahasiswa calon wisudawan dari lima program studi di lingkungan FAI Umsida.
Dalam momentum yang masih bernuansa dengan semangat Hari Pahlawan, seluruh jajaran struktural FAI tampil unik dengan mengenakan baju Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah.
Para peserta yudisium juga memegang bendera kecil Muhammadiyah yang dikibarkan secara serentak untuk menyemarakkan acara.
Suasana penuh semangat dan kebersamaan ini menjadi simbol penghayatan nilai perjuangan, keislaman, dan kemuhammadiyahan di lingkungan kampus.
Nuansa Pahlawan Islam Warnai FAI Umsida

Kehadiran atribut bendera kecil Muhammadiyah di tangan para peserta menambah semarak ruangan, mencerminkan rasa syukur dan kebanggaan terhadap perjuangan panjang Persyarikatan Muhammadiyah yang kini telah memasuki usia ke-113 tahun.
Saat menyampaikan sambutan, Dekan FAI Umsida, Dr Ida Rindaningsih MPd, menyampaikan rasa haru dan bangga atas capaian mahasiswa yang akan segera diwisuda.
“Yudisium kali ini tidak hanya menjadi penanda akhir perjalanan akademik, tetapi juga momentum untuk menanamkan semangat perjuangan para pahlawan dan nilai-nilai keislaman Muhammadiyah dalam setiap langkah kehidupan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa semangat pahlawan tidak boleh hanya dikenang sebagai sejarah, melainkan diwujudkan dalam tindakan nyata untuk kemajuan umat.
“Sebagaimana para pahlawan berjuang dengan keberanian dan keikhlasan, maka lulusan FAI harus membawa semangat itu dalam dunia kerja, dakwah, dan pengabdian masyarakat,” tambahnya.
Turut hadir pula Wakil Rektor I Umsida, Prof Hana Catur Wahyuni ST MT IPM yang memberi penguatan kepada para calon wisudawan.
“Namun ini bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal kita mengembangkan diri di masyarakat yang sebenar-benarnya,” ujar Prof Hana.
Setelah yudisium, lanjutnya, mahasiswa akan menjadi seorang pribadi sarjana nanti akan ada profesionalisme, integritas, dan loyalitas yang akan dibuktikan di masyarakat.
“Bahwa ilmu yang kita peroleh di universitas bisa kita manfaatkan, bisa kita gunakan untuk kepentingan dan kebaikan semuanya,” tandasnya.
Menurut Prof Hana, beban mahasiswa saat ini sebenarnya bukan bertambah ringan, justru setelah ini adalah pembuktian bagaimana ilmu yang diperoleh selama menempuh jenjang kuliah benar-benar bisa dimanfaatkan.
Selain pembuktian akademik, terangnya, setelah ini juga pembuktian profesionalisme lulusan yang meliputi cara bertindak, mengambil keputusan, dan cara berkomunikasi yang menjadi wujud yang sebenarnya bahwa pribadi lulusan layak untuk menjadi seorang sarjana.
Cerminan Nilai Keberkahan dan Keunggulan

Perwakilan peserta yudisium menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh dosen dan sivitas akademika yang telah membimbing dengan penuh kesabaran.
“Kami bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar FAI Umsida. Semoga ilmu yang kami peroleh menjadi amal jariyah dan keberkahan bagi umat,” ungkap Waritsuddiin Ibnul Iqbal, Mahasiswa PBA yang diyudisium.
Yudisium ke-46 FAI Umsida ini menjadi bukti bahwa tradisi akademik dapat dikemas dengan nilai-nilai ideologis dan kultural Muhammadiyah.
Lihat juga: 4 Metode Pendidikan Karakter yang Adaptif dan Religius untuk Mahasiswa Masa Kini
95 mahasiswa yang mengikuti yudisium ini akan melaksanakan wisuda pada Ahad, (16/11/2025)
Dengan mengusung tema perjuangan dan keberkahan, acara ini tidak hanya melepas para calon wisudawan, tetapi juga menanamkan kembali semangat keunggulan dan pengabdian yang berlandaskan iman dan ilmu.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi


















