puasa dan takwa

4 Korelasi Ibadah Puasa dan Ketakwaan dalam Islam yang Harus Diketahui

Umsida.ac.id – Al-Qur’anul Karim menginformasikan bahwa puasa yang terpenting dalam dua rangkaian kata yang menjadi penutup ayat tentang perintah puasa.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

yâ ayyuhalladzîna âmanû kutiba ‘alaikumush-shiyâmu kamâ kutiba ‘alalladzîna ming qablikum la‘allakum tattaqûn 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Lihat juga: Bulan Ramadan Datang, Saat untuk Mensucikan Hati

Kata لَعَلَّ (mudah-mudahan/agar) bisa digunakan untuk tarajjī, yakni mengharap sesuatu yang sangat mungkin terjadi. 

Hubungan Antara Puasa dan Ketakwaan
puasa dan takwa
Ilustrasi: AI

Dengan puasa ini diharapkan bisa membangun ketakwaan, rasa takut, dan ketaatan kepada Allah Swt. 

Korelasi antara puasa dengan ketakwaan terlihat dari empat aspek antara lain:

Bentuk Ketaatan kepada Allah SWT

Korelasi yang pertama adalah puasa menuntut orang yang menjalankannya untuk menahan diri dari hasrat-hasrat biologis kebutuhan vital tubuh demi mengimplementasikan perintah Allah SWT dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya.

Tuntunan ini jelas tidak akan bisa terpenuhi tanpa peran ketakwaan, rasa takut, dan ketaatan kepada Allah Swt.

Perisai Perbuatan Maksiat

Aspek kedua, puasa tercermin dalam hal-hal negatif yang hanya diketahui oleh Allah saja, dan tidak terlihat oleh orang lain. 

Dengan demikian, orang yang berpuasa ini benar-benar tulus demi mencari ridha Allah, tanpa dikotori oleh noda-noda riya’

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Wa’budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (QS. An-Nisa’[4]: 36).

Puasa memanifestasikan ibadah yang tulus kepada Allah, yaitu ibadah yang terlepas dari sifat riya’ disamping ketakwaan yang paling menakjubkan. 

Setiap kali menghadapi kejahatan dan perilaku jahil (dosa) yang dilancarkan orang lain terhadap orang yang berpuasa, dianjurkan untuk tidak membalasnya dengan kejahilan lainnya, melainkan menanggapinya dengan jawaban, “ya Allah, aku sedang berpuasa” (إِنِّي صَائِمٌ) –(HR. al-Bukhari (1894) dan Muslim (1151))

Melemahkan Hawa Nafsu, Membersihkan Jiwa

Karena mencakup menahan diri dari makanan dan minuman, maka puasa dapat menurunkan kekuatan tubuh tetapi sekaligus melemahkan pengaruh kekuatan ini pada diri seorang hamba. 

Manakala kekuatan dan pengaruh kekuatan ini melemah dalam diri seseorang, maka hawa nafsunya juga ikut melemah dan jiwanya menjadi bersih. 

Lihat Juga :  Agar Tetap Sehat Saat Puasa, Ini 7 Tips Memilih Makanan Kaki Lima dan Frozen Food

Manakala hawa nafsunya melemah dan jiwanya bersih, maka ketakwaannya meningkat dan jauh dari perbuatan-perbuatan maksiat. 

Sebab sebagian besar perbuatan maksiat datang dari tubuh/jism dan hawa nafsu.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. (الصوم جنة ووجاء) -puasa adalah perisai dan peluruh (muttafaq alaihi -dalam Sunan Ibn Majah, Hadis No. 1639 dan Musnad Ahmad, Juz 3, Hal. 241.

“Junnatun” berarti perisai, yang mengandung arti bahwa puasa merupakan pelindung bagi seorang hamba dari perbuatan-perbuatan maksiat. 

Sedangkan kata “wijā’u” (peluruh) memberikan pengertian sebagai meredam hawa nafsu syahwat dan melemahkan kecenderungan terhadapnya.

Latihan Mengendalikan Diri

Puasa dapat melatih keinginan untuk menguasai hasrat dan hawa nafsu, sehingga seseorang mendapatkan kekuatan kekebalan terhadap hasrat dan hawa nafsu tersebut pada bulan-bulan berikutnya.

Peranan puasa Ramadhan terhadap jiwa sama dengan peranan plasma darah (serum) dalam melindungi tubuh. 

Sebagaimana halnya plasma yang bekerja memberikan daya tahan pada tubuh yang membuatnya mampu melawan jenis-jenis penyakit atau detoks tertentu, maka puasapun memberikan kekuatan pada jiwa (jism dan qalbu) yang membuatnya mampu melawan hasrat dan hawa nafsu yang banyak mengandung penyakit.

Adapun plasma yang harus berulang kali diberikan dalam waktu-waktu tertentu agar kekuatan tubuh kembali kuat dan daya tahan tubuh tidak hilang, maka puasa juga harus berulang kali dilakukan, minimal sekali dalam setahun.

Misalnya saja puasa pada bulan Ramadhan agar kekuatan jiwa kembali menguat dan daya tahan tubuh tidak hilang.

Sebagai bukti bahwa puasa merupakan media efektif bagi seorang hamba dalam meluruskan jalannya untuk menempuh jalur ketakwaan dan memberikan peluang yang luas untuk merealisasikan dalam ketakwaan, Allah berfirman:

 وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ ….

…. wa tazawwadû fa inna khairaz-zâdit-takwa wattaqûni yâ ulil-albâb

Artinya: ….Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Puasa memuat manifestasi ketakwaan karena orang yang sedang berpuasa meninggalkan makanan, minuman, dan hawa nafsunya karena dorongan keimanan, mengharap ridha Allah, melaksanakan perintah-Nya, dan dorongan kuat untuk mendapatkan pahala dan balasa kebaikan dari Allah Swt.

Ketika gejala-gejala kerusakan dan benih-benih (detoks) penyimpangan tak henti-hentinya menyerang diri seorang hamba dari waktu ke waktu, maka hal itu merupakan seruan untuk membentengi diri dari berbuat kerusakan pada diri sendiri maupun orang lain/masyarakat. 

Bagaimanapun, mencegah selalu akan lebih baik daripada mengobati. 

Lihat juga: Ibadah Puasa, Perisai Bagi Godaan Lapar, Haus, dan Nafsu

Karena itu, meletakkan ketakwaan sebagai fondasi kehidupan umat manusia, merupakan sentral utama untuk menjadikan tatanan kehidupan umat manusia ini menjadi lebih baik.

Penulis: Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI

Berita Terkini

S2 Ilmu Komunikasi Umsida
S2 Ilmu Komunikasi Umsida Sudah Buka, Siap Cetak Pakar New Media
October 13, 2025By
prodi sains data
Umsida Resmi Buka S1 Sains Data, Siap Buka Peluang Data Analyst
October 11, 2025By
pendampingan korban Ponpes Al Khoziny
Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Panik, Bramasgana Umsida Dampingi 4 Hari
October 4, 2025By
Umsida dan PT Mellcoir Sport Indonesia
Magang di PT Mellcoir Sport Indonesia, Mahasiswa Umsida Ikut Expo UMKM di Jakarta
October 3, 2025By
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny
Bramasgana di Ponpes Al Khoziny: Sekitar 60 Korban Masih Tertimbun
October 2, 2025By
Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By

Riset & Inovasi

lang and tech
Lang and Tech, Inovasi PBI dan PTI Umsida Tunjang Materi secara Daring
October 19, 2025By
renalmu.com
Aplikasi Renalmu.com, Inovasi Dosen Umsida Dorong Transformasi Digital Pelayanan Hemodialisis di Rumah Sakit
October 17, 2025By
alat pemeriksaan kesehatan digital
Umsida Buat Alat Cek Kesehatan Tanpa Jarum, Mudahkan Pemeriksaan
October 9, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By
inovasi alat pembakaran sampah tanpa asap 3
Alat Pembakaran Sampah Tanpa Asap, Inovasi Dosen Umsida Tekan Masalah Sampah
September 25, 2025By

Prestasi

inovasi limbah cangkang kupang 3
Olah Limbah Cangkang Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Raih Juara 2 PKP2 PTMA 2025
October 19, 2025By
relawan pajak Umsida
Punya Relawan Pajak Terbanyak 2025, Tax Center Umsida Dapat Penghargaan dari DJP Jatim II
October 18, 2025By
S2 Ilmu Komunikasi Umsida, perguruan tinggi
Umsida Masuk Jajaran Perguruan Tinggi dalam THEs University Impact Rankings 2026
October 15, 2025By
teknik mesin Umsida juara 1 lomba nasional
Teknik Mesin Umsida Raih Juara 1 Lomba Prototype LNT-RBM 2025
October 10, 2025By
hibah PTTI dan PISN
Dosen Umsida Raih Hibah PTTI dan PISN 2025, Kenalkan Sidoarjo Melalui Film Dokumenter Budaya
October 7, 2025By