budaya literasi

Minimnya Budaya Literasi pada Siswa di Era Digital, Ini 5 Dampak Negatifnya Menurut Riset

Umsida.ac.id –  Literasi merupakan elemen integral dalam bidang pendidikan, karena merupakan alat bagi peserta didik untuk mengenali, memahami, dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dari sekolah. Di Indonesia, budaya literasi siswa dianggap rendah.

Rendahnya kemampuan literasi peserta didik tentunya memiliki dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih saat ini, era digitalisasi berdampak negatif terkait penyebaran informasi yang tak jarang bisa memecah belah masyarakat akibat kurangnya memahami isi informasi tersebut.

Baca juga: 3 Faktor Ini Mempengaruhi Karakter Islami Anak, Menurut Riset Dosen Umsida

Oleh karena itu, implementasi budaya literasi dan kewargaan di era digital saat ini sangat penting diimplementasikan dalam dunia pendidikan terutama di tingkat sekolah dasar. Seperti yang telah tertuang dalam riset dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Ria Wulandari SPd MPd dari prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berjudul Urgensi Literasi Budaya dan Kewargaan Bagi Sekolah Dasar di Era Digitalisasi.

Tahapan gerakan literasi di sekolah
budaya literasi
Ilustrasi: Unsplash

Dari penelitian ini, didapatkan beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk menggerakkan literasi di lingkungan sekolah, diantaranya:

  • Pembiasaan membaca di lingkungan sekolah bertujuan untuk menumbuhkan minat baca pada siswa.
  • Pengembangan minat baca untuk meningkatkan literasi, dengan fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, komunikasi kreatif dalam memahami bacaan, dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi.
  • Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi untuk mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi siswa.
Dampak negatif kurangnya literasi
budaya literasi
Ilustrasi: Unsplash

Mengapa gerakan literasi ini perlu terus digalakkan? Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) tahun 2016, mengatakan bahwa kemampuan literasi di Indonesia tergolong rendah. Berikut dampak negatif akibat kurangnya literasi pada anak-anak di era digitalisasi:

  1. Menurunnya sikap toleransi yang menyebabkan tawuran antar remaja yang semakin marak. Apalagi dengan adanya berbagai informasi yang beredar di media, membuat orang mudah tersinggung karena kurang memahami isi atau konten yang ada di media tersebut.
  2. Mulai lunturnya rasa cinta tanah air yang mengakibatkan mulai tergesernya perilaku yang mencerminkan nilai-nilai budaya bangsa sendiri oleh budaya bangsa lain.
  3. Rendahnya literasi peserta didik dapat mempengaruhi stabilitas nasional karena meningkatnya risiko perpecahan masyarakat akibat kebencian dan prasangka yang muncul karena kurangnya pemahaman terhadap keberagaman bangsa. 
  4. Keterbatasan dalam Pendidikan. Tingkat literasi yang rendah dapat menghambat kemampuan seseorang dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas karena memahami materi pelajaran dan perkembangan pendidikan.
  5. Peningkatan Kemiskinan. Literasi yang rendah sering kali terkait dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. Individu dengan tingkat literasi yang rendah kesulitan mengakses pekerjaan yang layak dan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Baca juga: Cara Meningkatkan Sinergi Orang Tua dan Guru dalam Program Deteksi Perkembangan Anak

Tujuan budaya literasi
budaya literasi
Ilustrasi: Unsplash

Jika menilik dari bahayanya dampak negatif yang disebabkan karena darurat budaya literasi, maka penting digalakkan kenbali budaya literasi. Gerakan literasi di lingkup sekolah dasar bertujuan untuk:

  1. Meningkatkan akses pendidikan. Gerakan literasi bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, terutama mereka yang kurang beruntung atau kurang mampu secara finansial.
  2. Penguatan nilai-nilai budaya. Budaya literasi membantu dalam mempertahankan dan meneruskan nilai-nilai budaya dan warisan intelektual dari generasi ke generasi. Ini memainkan peran penting dalam memperkuat identitas budaya dan meningkatkan keberlanjutan budaya.
  3. Memberikan pemahaman dasar mengenai keberagaman dan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik
  4. Menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, serta membangun identitas bangsa Indonesia dalam pergaulan masyarakat global terutama di era digital saat ini
  5. Mendorong pembangunan sosial dan ekonomi. Tingkat literasi yang tinggi berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara. Melalui gerakan literasi, diharapkan dapat diciptakan masyarakat yang lebih produktif, inovatif, dan berdaya saing tinggi.

Baca juga: Budaya Korup Ternyata Sudah Menggerogoti Masyarakat

Budaya literasi memang harus ditanamkan sejak ini. Banyak metode yang bisa digunakan untuk mengajari mereka, terutama di lingkup sekolah. Oleh karena itu, banyak peran yang harus terlibat agar budaya literasi tetap lestari dan generasi muda tidak mudah dibodohi oleh teknologi.

Sumber: Ria Wulandari SPd MPd

Penulis: Romadhona S.

Berita Terkini

Umsida kampus ramah nonmuslim
Jadi Kampus Ramah Latar Belakang Agama, Ini Cerita Malvin dan Keluarga Tentang Umsida
September 3, 2025By
workshop open data Jawa Timur
Open Data Jadi Kunci Analisis Berbasis Bukti dalam Workshop Statistik Sektoral Seri 11
August 25, 2025By
Umsida dan Pemkab Sidoarjo
Pertemuan Umsida dan Pemkab Sidoarjo, Bahas Kolaborasi Strategis dalam Pengembangan Potensi Daerah
August 20, 2025By
Fikes Expertise
FIKES Xpertise, Program Fikes Umsida Edukasi Kesehatan Remaja
August 19, 2025By
BPH Umsida dan BPH Umri
BPH Umsida Sambut Kunjungan BPH Umri, Bahas 3 Topik Ini
August 19, 2025By
Edukasi Kesehatan Reproduksi Fikes Umsida
Fikes Umsida Galakkan Edukasi Kesehatan Reproduksi di SMA An Nur Malang
August 18, 2025By
petugas upacara Umsida di HUT RI ke-80 2
Jadi Petugas Upacara HUT RI ke-80, Mahasiswa Umsida Tunjukkan Semangat Nasionalisme
August 18, 2025By
kesejahteraan Indonesia 1
80 Tahun Indonesia Merdeka dan Kesejahteraan Masih Menjadi Persoalan, Ini Langkah Solutifnya
August 17, 2025By

Riset & Inovasi

sekolah rakyat
Berkesempatan Mengajar di Sekolah Rakyat, Ini Pendapat Dosen Umsida
September 17, 2025By
tong sampah ramah lingkungan
KKNT 23 Umsida Rancang Tong Sampah Ramah Lingkungan untuk Kurangi Polusi Asap
September 10, 2025By
inovasi bell kuis
Bell Kuis, Inovasi Tim PKM Umsida Tingkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Muhammadiyah 5 Porong
August 14, 2025By
pendampingan UMKM Opak Samiler-min
Tingkatkan Optimasi Produksi Opak Samiler, Tim Abdimas Umsida beri Bantuan Mesin
August 13, 2025By
SFMS dosen Umsida
Dosen Umsida Kenalkan SFMS di ITBAD Lamongan, Permudah Manajemen File
August 8, 2025By

Prestasi

dosen umsida
Umsida Beri Penghargaan kepada Dosen Peneliti, Inovator, dan Pusat Studi Terbaik 2025
September 17, 2025By
perguruan tinggi terbaik
Umsida Mantapkan Posisi sebagai Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia
September 13, 2025By
mahasiswa Umsida raih 2 medali pencak silat
Belum Puas dengan 2 Medali, Mahasiswa Ini Bidik Prestasi di Pomprov
September 10, 2025By
mahasiswa Umsida jadi pesilat terbaik
Mahasiswa Umsida Raih Juara 1 dan Jadi Pesilat Terbaik di Kejuaraan Nasional
September 8, 2025By
mahasiswa PG PAUD juara pencak silat
Atlet Pencak Silat Umsida Raih 2 Juara Sekaligus dalam Kanjuruhan Fighter Competition II 2025
September 8, 2025By