Umsida.ac.id- “Persoalan Dar Al Ahdi Wa Assyahadah ini, sudah tidak seharusnya menjadi suatu hal yang disosialisasikan lagi, tetapi sudah seharusnya menuju penerapan,” ungkap Sa’ad Ibrahim, ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur pada saat menjadi pemateri dalam seminar pra mukhtamar ke 48. Bertempat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) GKB 2 Auditorium Ahmad Dahlan pada Selasa (03/03).
Menurut Sa’ad kegiatan yang bertajuk Dar al ahdi wa assyahadah model ideal hubungan agama dan negara berbicara mengenai basis-basis agama dalam konteks negara. Sebagai referensi, pertama kita bisa melihat berbagai pergerakan yang dilakukan rasulullah, mulai dari adanya proyeksi kedepan dengan istilah al islam fi baldah, dengan maksud kedepannya tidak hanya arab yang tunduk dengan konsep islam akan tetapi juga negara lainnya seperti Yunani dan Romawi.
Kedua, seperti pergerakan Rasulullah yang ketika hijrah ke Yastrib dan mulai memiliki banyak pengikut, ini sebagai tanda bahwa negara itu sudah didominasi oleh konsep islam.Ketiga, seperti rasulullah yang membuatkan pasar dengan konsep islam dan mempersatukan kaum khadraj dan aus, “tentu harapannya kita bisa menuru pergerakan rasulullah ini. Bahkan kalau bisa kader muhammadiyah ada yang menjadi presiden di negara lain,” pungkasnya.
Ditulis Sayyidatunisa
edit Intan Mutiara