Umsida.ac.id – Indonesia merupakan salah satu negara dengan penderita Covid-19 terbanyak di dunia. Hal yang dikhawatirkan adalah meningkatnya angka kasus pada waktu yang bersamaan sehingga tenaga kesehatan dan kapasitas rumah sakit tidak mencukupi. Salah satu tenaga kesehatan yang disiapkan untuk menghadapi meningkatnya kasus Covid-19 adalah Ahli Tenaga Laboratorium Medis (ATLM). Menanggapi hal tersebut, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengadakan Webinar dengan tajuk Teknologi Laboratorium Medis “Standart laboratorium dan peran ATLM dalam tes molekuler SARS coV-2”, Minggu (5/7). Hal ini sekaligus sebagai salah satu bentuk dukungan Umsida dengan kepada petugas ATLM yang berperan langsung dalam pengambilan dan pengolahan sampel virus yang diperiksa.
Narasumber pertama adalah Asryadin SST Msi, Ketua umum (Persatuan Ahli Teknologi) Patelki Bima sekaligus tim penanganan virus sars cov-2. Pria yang berasal dari Bima ini memberikan materi terkait dengan bagaimana Peran ATLM dalam tes molekuler SARS Cov-2. Pada kesempatannya, ia memaparkan Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) memiliki peran penting dalam dalam penanggulangan Covid-19. Karena ATLM ini adalah pihak langsung yang berhadapan dengan virus SARS Cov, “Peran ahli teknologi laboratorium medis (ATLM) di tengah pandemi Covid-19 sangat vital. Mereka bertugas mengambil sampel penderita sampai memeriksa darah untuk rapid test antibodi,” jelasnya.
Narasumber kedua adalah DrdrhSilvia Tri Widyaningtyas M Biomed, ia menyampaikan materi terkait dengan Standart lab dan genom Virus Sars Cov 2. Kepala UPT K3L Universitas Indonesia ini menjelaskan tentang berbagai ciri virus sars cov-2 dari berbagai negara termasuk didalamnya adalah pola penyebarannya. Selain itu, materi tentang pentingnya standard laboratorium dalam pemeriksaan covid-19, termasuk juga tenaga ahli dalam melaksanakan tugas tersebut dikupas tuntas dalam webinar ini.
Penjelasan berikutnya dilanjutkan dengan diagnosa covid-19 dilakukan dengan teknik molekuler, yaitu dengan Real time PCR dan Teknim Cepat molekuler (TCM). Ia juga mendeskripsikan deteksi Covid-19 dengan cara kultur virus. Seluruh kegiatan tersebut harus dilakukan di fasilitas laboratorium khusus BSL3. Selain itu, deteksi juga ditunjang dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop electron.