Umsida.ac.id – Memasuki Kajian Ramadhan hari ketiga, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mendatangkan dua narasumber sebagai pembicara yakni Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UINSUKA) Yogyakarta Prof Dr H Abdul Munir Mulkhan dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Dr KH Saad Ibrahim MA, yang diselenggarakan secara virtual melalui zoom meeting dan Live Youtube @Umsida1912, Rabu (22/04).
Materi yang disajikan dalam kajian kali ini ialah “Landasan Pendidikan Muhammadiyah, Konsep dan Implementasi”. Pada sesi pertama, Abdul Munir menyampaikan bahwa umat Islam memiliki dua sifat utama. “Sifat yang selalu menyampaikan interpasi kepada masyarakat terhadap yang dimiliki dan sifat murid, yang selalu belajar tidak pernah berhenti,” ujar pria kelahiran Jember.
Setiap orang harus menjadi guru dan murid sekaligus, inilah yang memberikan inspirasi ilmu Al-Qur’an harus sejalan dengan pengetahuan. Juga menyemai akal pikiran setiap saat agar dapat berkembang. Landasan Pendidikan Muhammadiyah di Indonesia harus bisa menyesuaikan situasi, dengan tujuan agar peserta didik tumbuh menjadi generasi kecerdasan Ma’rifat.
Abdul Munir menjelaskan Ma’rifat merupakan kemampuan seseorang dalam mengenal Sang Khalik lebih mendalam menggunakan hati. “Kecerdasan Ma’rifat dalam konteks pendidikan Islam membutuhkan formulasi baru dengan cara membongkar hakekat pendidikan, dan implementasi nilai – nilai pendidikan dalam masyarakat,” paparnya dengan lugas.
Lebih lanjut, pada sesi kedua Saad melanjutkan materi yang berkaitan dengan filsafat pendidikan Islam. Menurutnya Filsafat merupakan cara berpikir yang radikal (sampai pada akar – akarnya). “Dalam falsafah Yunani, orang menanyakan asal segala sesuatu. Falsafah berpikir secara sistematis, artinya bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya secara runtut dan berkaitan,” jelas Pria Kelahiran Mojokerto.
Ia menambahkan, falsafah juga berpikir secara universal, melampaui batas – batas yang ada termasuk agama, lokal, dan lain sebagainya. Pendidikan diartikan sebagai upaya menjadikan pihak pendidik menjadi berpendidikan. Jika diartikan menjadi satu, filsafat pendidikan Islam ialah filsafat pendidikan yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan dianggap kebenaran yang pasti. Filsafat pendidikan di nisbahkan pada Islam, Al-Qur’an dan Hadist bisa dikatakan tepat maupun tidak tepat.
Berbicara mengenai komponen – komponen pendidikan, Saad menyampaikan visi misi pendidikan dalam pandangan falsafah. “Pertama, sebaik – baik pendidik adalah Allah Swt. Kedua, yang dididik sang Khalik adalah manusia,” ujarnya. Ia menambahkan misi pendidikan dalam konteks falsafah ialah menjadikan atau menunjukkan diri sebagai pendidik yang sempurna agar memiliki puncak kebaikan.
Penulis : Anis Yusandita
edit : Asita Salsabila