Umsida.ac.id – “Pembatasan ruang gerak masyarakat yang mengharuskan masyarakat tetap berada di rumah berdampak besar bagi sektor pariwisata,” ucap Muhammad Arif MEc Dev, salah satu peneliti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ketika memaparkan hasil penelitiannya dalam acara webinar Deseminisasi Joint Riset Covid Umsida dan UMS melalui live YouTube umsida1912, Kamis (27/05).
Dosen fakultas ekonomi tersebut menyebutkan jika dalam segi ekonomi di masa pandemi covid-19 di Provinsi Jawa Tengah, sektor pariwisata berbeda dengan sektor industri yang mengalami kontraksi sejak triwulan pertama. Sektor pariwisata baru mengalami kontraksi pada triwulan ke-3.
“Pada hasil analisa input output, bisa kami sampaikan bila sektor pariwisata berdampak cukup dalam pada perekonomian di Jawa Tengah, terutama pada triwulan ke-3,” kata Arif. “Sektor yang berdampak paling besar adalah sektor pengangkutan yang mengalami pelumpuhan dengan kerugian sebesar 70,83%,” imbuhnya.
Mengenai hal ini, Arif menjelaskan ada tiga arahan awal untuk mitigasi sektor pariwisata. Arahan pertama yaitu adanya sektor prioritas intervensi. Arahan ini muncul karena adanya sektor yang langsung bersentuhan dengan pariwisata. “Sektor yang kami pilih pertama adalah sektor transportasi dan perhubungan, sektor hotel dan restoran, industri kreatif penopang kegiatan pariwisata, serta industri jasa penyedia layanan kepariwisataan,” tutur Arif.
Arahan kedua yaitu merumuskan model jaringan pengaman ketenagakerjaan bagi masyarakat yang bekerja pada sektor pariwisata.
“Dan yang terakhir adalah merumuskan buffer (penahan) pada gejolak sektor kepariwisataan,” ujar Arif. Ia menawarkan skema khusus, yaitu skema pariwisata premium, skema sport tourism, skema relgious tourism, dan skema ethnic and culture tourism. Dengan harapan, skema-skema ini akan bisa menjadi penahan pada sektor kepariwisataan yang berlaku di Indonesia.
Ditulis : Angelia Firdaus
Edit : Anis Yusandita