Umsida.ac.id – Muhammad Nur Fariz, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berhasil raih predikat mahasiswa berprestasi sekaligus mahasiswa terbaik dalam acara wisuda ke-XXXVII bertempat di Auditorium Ahmad Dahlan, Sabtu (19/06).
Fariz, sapaan akrabnya, mengaku senang dan bersyukur telah berhasil mendapatkan predikat cumlaude dengan IPK 3,77. “Alhamdulillah saya senang dan tidak menyangka dengan pencapaian tersebut,” ungkapnya.
Selain lulus dengan IPK terbaik, Fariz juga sempat menyabet sederet prestasi selama duduk di bangku perkuliahan, antara lain: Teknisi Divisi Kontes Robot Pemadam Api Indonesia-Berkaki (KRPAI Berkaki) pada Kontes Robot Indonesia (KRI) tahun 2019 tingkat regional IV yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2019 di Universitas Mataram,NTB, dan Juara 1 Kelas A Lomba Kreativitas Mahasiswa Nasional (LKMN) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah Se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun 2019.
Fariz mengatakan tidak ada rahasia khusus yang ia jalani untuk mencapai kedua prestasi tersebut. Baginya, untuk mencapai IPK yang tinggi adalah harus aktif bertanya melalui relasi yang dikenal, khususnya ketika mengalami kesulitan dalam akademik. “Kalau ada tugas kuliah, langsung dikerjakan semampunya. Kalau masih belum bisa lakukan kerjasama dengan teman sekelas. Jika masih belum mampu, langsung saja bertanya ke kakak tingkat. Karena saya mengikuti Asisten lab yang terdiri dari berbagai semester, maka terkadang soal yang diberikan itu sama seperti yang kakak tingkat lalui,” katanya.
Agar tetap bisa menjadi mahasiswa berprestasi, lanjut fariz, mahasiswa harus pintar mencari peluang. “Ikuti saja jika ada kesempatan mengikuti lomba dan langsung rujuk dosen pembimbing yang mau. Kemudian lakukan dengan maksimal dan jangan ragu untuk sharing dengan dosen pemimbing tersebut,” paparnya.
Mahasiswa asal Pasuruan itu mengungkap bahwa ketika pembelajaran perkuliahan masih offline, ia lebih sering menjadikan kampus sebagai persinggahan kedua. “Aku jarang di rumah, lebih sering menginap di kampus untuk persiapan mengikuti lomba. Jadi mengerjakannya di lab sama tim,” ujarnya. Ia termotivasi untuk mengikuti berbagai perlombaan karena dengan mengikuti lomba, ia akan mendapatkan peluang untuk menang. Sehingga bisa mendapat hadiah. “Tetapi kalau tidak menang, tetap bisa jalan-jalan,” imbuhnya.
Selain itu, anak dari pasangan Nur Rosadi dan Nur Chomariyah itu juga dikenal aktif mengikuti berbagai organisasi. Selama kuliah, Fariz tergabung dalam Ikatan Band Mahasiswa (Ikabama) selama 1 semester, Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (Himanitro) selama 2 tahun, Asisten Laboratorium Teknik Elektro selama 4 tahun, serta Komunitas Robotika Umsida selama 4 tahun.
Ia mengimbuhkan bahwa di tengah kesibukannya itu, ia selalu memprioritaskan yang penting dulu. Kemudian diimbangi organisasi yang diikutinya. “Saya selalu mengerjakan yang penting dulu dan mengesampingkan pekerjaan yang bisa ditunda,” tuturnya.
Mahasiswa kelahiran 1999 itu juga menambahkan bahwa keberhasilannya tidak terlepas dari bimbingan para dosen dan dukungan orang tuanya. “Dukungan orang tua sangat berpengaruh besar. Ayah dan ibu saya selalu tidak melarang untuk kemana saja asal ada hasilnya,” tandasnya.
Penulis : Shinta Amalia F