Umsida.ac.id – “Language is a key of communication. Bahasa itu bagaimana kita memahami konteks dan aspek sosial. Maka Bahasa Inggris tidak cukup hanya dikenal, namun perlu didalami,” tutur Niko Fediyanto SS MA, Kepala Institut Bahasa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam acara webinar bertema Improve English Skill and Get TOEFL Maximum Score melalui Zoom Virtual Meeting, Sabtu (26/6).
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) itu, Niko menyampaikan bahwa dalam memahami bahasa tidak ada yang namanya batasan. “Bahasa itu sesuatu yang tidak terbatas. Ketika mencapai level tertentu, maka selalu ada level di atasnya,” ungkap Dosen Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Menurutnya, ada 4 rintangan dalam mempelajari Bahasa Inggris. Pertama, vocabulary collection. Penguasaan kosa kata menjadi faktor penting dalam menilai kemampuan bahasa seseorang. Kedua, cultural consideration. “Bahasa dan budaya seperti dua sisi koin, hal tersebut saling berkesinambungan,” kata dosen lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut.
Kemudian yang ketiga, grammar knowledge yang berkaitan dengan psikolinguistik. Ibaratnya seperti anak kecil ketika belajar bahasa. Mereka sejatinya juga sudah menguasai grammatikal. Ketika mereka sudah menguasai lebih dari satu kata, maka bisa dikatakan menguasai grammar. “Yang keempat, phonological ability. Jadi kunci mengucapkan Bahasa Inggris harus sebagaimana komunitas penutur bahasa aslinya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Niko menegaskan bahwa ketika sudah tidak percaya diri dalam mengucapkan Bahasa Inggris maka hal itu menjadi psychological barrier atau hambatan psikologis. “Belajar Bahasa Inggris kuncinya mengacu pada pengulangan, dan pembiasaan, serta mengutamakan aspek disiplin,” tandasnya.
Penulis : Shinta Amalia Ferdaus
edit : Anis Yusandita