Umsida.ac.id – Direktur Direktorat Akademik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Evi Rinata S ST M Keb sampaikan materi tentang implementasi Merdeka Belajar berbasis mental health di masa transisi pandemi covid 19.
Melalui webinar nasional yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (BEM FPIP), Rabu (28/7), Evi (sapaan akrabnya) menyampaikan dampak pandemi covid-19 memang berpengaruh terhadap kesehatan mental, dan hal itu tidak dialami oleh mahasiswa saja.
Menurutnya, dampak dari pandemi covid-19 juga dialami oleh institusi, terlebih pada proses perkuliahan akademik. “Banyak sekali mahasiswa yang cuti, mengajukan mundur dari kuliah karena masalah biaya, hingga ketidakmampuan menyesuaikan dengan proses pembelajaran selama pandemi, yang itu merupakan dampak dari kondisi mental yang tidak bisa diselesaikan dengan baik,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, selama keberlangsungan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Umsida, antusias mahasiswa memang sangat tinggi. Tetapi, banyak juga mahasiswa yang sebenarnya belum paham terkait kepentingan program tersebut.
“Tidak hanya mahasiswa, bahkan pihak dosen pun juga masih banyak yang belum paham betul dengan kebijakan merdeka belajar. Sehingga hal tersebut mengakibatkan ketidaksiapan terutama dari sisi mental,” tutur Koordinator (MBKM) Umsida tersebut.
Menanggapi permasalahan itu, Evi menjelaskan beberapa strategi dan poin penting yang harus dipahami bersama, supaya impelementasi MBKM bisa dilakukan lebih efektif. “Salah satu hal yang harus dibangun adalah spirit MBKM. Karena generasi saat ini tidak bisa disamakan pola didiknya dengan generasi dahulu,” ujarnya.
Sebagai Duta Kampus Merdeka (DKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemndikbudristek) Evi juga menerangkan, perubahan teknologi, iklim, demografi dan budaya terjadi begitu cepat sehingga spirit MBKM harus ditanamkan supaya mental health mahasiswa serta dosen dapat berjalan dengan baik.
“Spirit MBKM adalah tentang kesadaran diri kita, bahwa sekarang merupakan saat-saat untuk bertransformasi, beradaptasi, mempunyai pemikiran yang baru, dan mengembangkan diri,” terangnya.
Ia menyebutkan, tantangan yang dihadapi mahasiswa saat ini sangat berbeda dari semua generasi sebelumnya. Hal ini dikarenakan transisi teknologi berlangsung lebih cepat akibat dampak dari pandemi. Sehingga, sumber daya manusia (SDM) yang unggul sangat dibutuhkan.
“Maka itu, sistem pendidikan dan proses pembelajaran harus lebih difokuskan pada knowledge acquiring guna membentuk power skill mahasiswa,” pungkasnya.
Selain dari sisi mahasiswa, dengan adanya program MBKM, Perguruan Tinggi (PT) juga harus bergerak. Dalam hal ini, menurut Evi, PT juga harus segera beradaptasi, mengubah pola pendidikan dan pengajaran, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. (Alfaro Mohammad Recoba)
*Humas Umsida