Umsida.ac.id – Asam folat atau biasa dikenal dengan vitamin B kompleks berjenis B9 merupakan salah satu kebutuhan nutrisi yang paling utama diberikan kepada ibu hamil. Tidak banyak yang tahu bahwa ternyata asam folat bukan hanya diberikan saat mengalami fase kehamilan, bahkan kebutuhan mengonsumsi vitamin ini harus terpenuhi sebelum memasuki masa hamil.
Dosen Prodi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Hesty Widowati SKeb Bd Mkeb mengungkap, asam folat justru dibutuhkan saat akan merencanakan kehamilan.
“Sebenarnya asam folat itu lebih untuk persiapan ibu hamil, butuhnya hanya sedikit, tapi itu penting terutama untuk pembentukan janin awal. Ibu hamil memang perlu itu biar perkembangan janinnya normal, tidak terjadi kelainan dan kecacatan,” ungkapnya, Selasa (13/9).
Vitamin yang satu ini tidak dapat diproduksi oleh tubuh secara alami, sehingga perlu untuk mendapat asupan dari luar tubuh. Perannya yang multifungsi, menjadikan asam folat sebagai salah satu faktor utama lahirnya bayi yang sehat dan normal.
Kata Hesty Widowati, asam folat diperlukan dalam membantu pembentukan sel-sel dan sistem organ pada janin seperti otak dan sumsum tulang belakang, pembentukan sel darah merah, serta untuk menjaga daya tahan tubuh.
Sekretaris Prodi Kebidanan itu juga menyebut, bila ibu hamil kurang mengonsumsi asam folat akan mengakibatkan dampak yang fatal, misalnya saja lahir bayi dengan penyakit cacat bawaan Neural Tube Defect (NTD) seperti Anensefali dan Spina bifida.
“Kalau mau hamil, ibu yang sudah punya cadangan asam folat itu malah bagus karena asam folat sangat dibutuhkan saat pembentukan janin di awal kehamilan, sehingga bisa meminimalkan risiko kecacatan pada janin,” tegasnya.
Pasalnya, kondisi kecacatan ini rentan terjadi dan dialami ibu hamil saat memasuki trimester awal sekitar 3-4 minggu setelah pembuahan, yang mana para ibu biasanya tidak mengetahui bahwa sedang hamil.
Bukan hanya menyebabkan kecacatan, kekurangan asam folat menurut Hesty Widowati, juga akan menimbulkan penyakit anemia atau kekurangan sel darah merah.
“Anemia juga dampaknya panjang, bisa nanti anak jadi berat badan lahir rendah, bayinya itu bayi kecil. Kalau bayi lahir prematur atau berat badan rendah saat lahir sangat rentan terkena penyakit,” ujarnya.
“Ibu hamil yang anemia juga berisiko terjadi perdarahan saat persalinan, perdarahan pasca persalinan ini menjadi salah satu penyebab kematian pada ibu,” lanjutnya.
Selain itu, tidak terpenuhinya asam folat juga dapat menurunkan daya tahan tubuh bagi ibu hamil, akibatnya kondisi ini akan membuat mereka cepat lemas dan tidak bertenaga selama proses kehamilan berlangsung.
Dengan kondisi yang demikian, Dosen Prodi Kebidanan itu mengatakan, konsumsi asam folat perlu dilakukan dengan komposisi 400 mcg minimal 1 bulan sebelum hamil dan 600 mcg selama proses kehamilan.
Sementara itu, bagi ibu hamil dengan riwayat pernah melahirkan bayi dengan spina bifida atau NTD jenis lain dianjurkan untuk mengonsumsi 5 mg setiap hari.
Sadar akan pentingnya kebutuhan asam folat bagi ibu hamil, maka Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Sebelum Hamil, Selama Hamil, Bersalin, dan Menstruasi Setelah Persalinan, pelaksanaan pelayanan kontrasepsi, dan pelayanan kesehatan seksual telah mengatur pemberian tablet asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
Sedangkan pada peraturan yang terbaru, Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual juga tertulis, pemberian tablet tambah darah sebagai upaya pencegahan anemia gizi besi pada ibu hamil dilakukan dengan memberikan 1 tablet setiap hari selama kehamilan minimal 90 tablet, dimulai sedini mungkin dan dilanjutkan sampai masa nifas.
Tak hanya itu, Hesty Widowati juga menambahkan, baik sebelum maupun saat masa gestasi, fortifikasi asam folat pada makanan bisa diperoleh dari sayuran dan buah-buahan.
“Ketika mau merencanakan hamil itu sudah harus tercukupi asupannya, dipenuhi dari makanannya bisa dari susu, dari vitamin. Selain itu, asam folat juga bisa dikonsumsi setiap hari. Asam folat yang terjangkau dan murah bisa didapat dari pisang, alpukat, kacang-kacangan bisa kacang panjang dan kacang tanah, kacang merah, brokoli,” imbuhnya.
Terakhir, Hesty Widowati juga menyarankan agar ibu hamil harus rutin periksa ke dokter. Sehingga risiko terjadi kekurangan asam folat bisa diminimalisir.
“Terutama USG, di situ dilihat apakah janin sudah normal berat badannya, kelengkapan organnya. Dokter juga akan menganjurkan konsumsi apa yang seharusnya diminum untuk meminimalisir kekurangan asam folat. Lebih awal periksa, lebih bagus,” tegasnya.
Penulis : Shinta Amalia Ferdaus
*Humas Umsida