Umsida.ac.id – Selma Amelia Rahma merupakan salah satu wisudawan terbaik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) 2023 yang berasal dari Program Studi Teknologi Pangan. Selma berhasil menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan IPK 3,88 berkat inovasinya yang membuat tepung dari daun singkong dan menghilangkan rasa pahitnya.
Aktif berkegiatan
Semasa kuliah, Selma merupakan mahasiswa yang cukup aktif mengikuti kegiatan. Diantaranya seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa (Hima), dan juga Selma pernah menjabat sebagai asisten laboratorium di semester enam.
Baca juga: Berani Keluar Dari Zona Nyaman, Membuatnya Menjadi Wisudawan Berprestasi
“Saya memilih untuk mengikuti berbagai kegiatan tersebut karena memang dari awal, saya fokus kuliah dan tidak bekerja. Oleh karena itu, di samping memanfaatkan waktu luang di sela jam kuliah, saya juga mencari pengalaman dan relasi dari berbagai kegiatan tersebut,” bocah perempuan kelahiran 9 Mei 2001 itu.
Dengan manfaatkan kegiatan tersebut terutama menjadi asisten laboratorium, Selma bisa mengerjakan penelitiannya dengan lancar yakni inovasi pemanfaatan komoditas daun singkong.
Membuat tepung daun singkong
Penelitian tugas akhir Selma yakni membuat inovasi dari daun singkong. Biasanya, daun singkong dimanfaatkan untuk makanan pendamping seperti sayur atau makanan yang berbumbu, tapi tidak dengan inovasi Selma. Ia membuat penelitian berjudul Pengaruh Temperatur Pengeringan dan Berbagai Metode Blansing Terhadap Mutu Tepung Daun Singkong.
“Penelitian saya saya memanfaatkan banyaknya daun singkong di daerah rumah saya yakni daerah Durungbedug, Candi. Di sana orang-orang hanya memanfaatkan untuk sayuran biasa. Oleh karena itu, saya membuat inovasi dengan mengolah daun singkong menjadi tepung,” Ujarnya.
Alasannya, lanjut Selma, jika sebelumnya daun singkong hanya dimanfaatkan untuk sayuran biasa dan tidak tahan lama, maka ia membuat alternatif agar daun singkong tersebut bisa dikonsumsi dalam jangka panjang, yakni berupa olahaan tepung, Selain itu, Selma juga membuat rasa daun singkong tersebut tidak pahit sehingga rasanya kirip dengan tepung pada umumnya.
Baca juga: Jadi Wisudawan Berprestasi Jalur Lomba KTI yang Dijadikan Tugas Akhir
Namun dalam mengerjakan penelitian tersebut, Selma mendapatkan beberapa kesulitan. Salah satunya yakni di prodi teknologi pangan, banyak mahasiswa yang membuat inovasi yang mirip dengannya. Akibatnya, laboratorium yang merupakan tempat penelitiannya, menjadi penuh karena ia harus bergantian dengan mahasiswa lain. Dan juga bahan penelitian semakin sulit ia dapatkan karena hampir semua temannya membutuhkan bahan yang sama.
“Untungnya hal itu masih bisa saya atasi. Prodi teknologi pangan menjadi salah satu jurusan yang menurut saya sangat seru. Karena di sini kita bisa membuat inovasi pangan dan mengetahui kandungan-kandungan yang ada di makanan, terlebih saat praktikum. Walau melelahkan, kegiatan tersebut menyenangkan. Oleh karena itulah, saya sangat menikmati proses penelitiannya,” Sambungnya.
Salma mengerjakan penelitiannya sekitar dua setengah bulan. Ia sempat tertinggal oleh teman-temannya yang sudah melewati seminar proposal terlebih dahulu. Tetapi hal tersebut bukan menjadi penghalang bagi Selma untuk terus semangat mengejar ketertinggalannya.
Peran orang tua
Mendapatkan predikat Wisudawan terbaik Salma menyadari arti penting peran orang tua di dalam perjalanan belajarnya. Menurut Selma, doa orang tua merupakan dukungan terbaik hingga Ia mendapatkan pencapaian ini.
Baca juga: Dulu Jadi Wisudawan Terbaik Saat S1, Kini Jadi Wisudawan Terbaik S2
“Terima kasih untuk bapak dan ibu dosen yang telah sabar membimbing saya. Dan tentu keluarga saya beserta teman-teman yang sudah mendukung dan mendoakan saya dalam menyelesaikan kuliah, bahkan mendapatkan predikat ini,” Pungkas anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Penulis: Romadhona S.