Umsida.ac.id – KKNP 61 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkap potensi besar dalam sektor kuliner lokal desa Sumberjati, kecamatan Jatirejo, kabupaten Mojokerto.
Lihat juga: Warnai Posyandu Desa Sumberjati, Mahasiswa KKNP 61 Kolaborasi dengan Kader dan Tenaga Medis
Beberapa produk unggulan desa Sumberjati yang menjadi fokus dalam program pengembangan UMKM KKN ini adalah keripik mbote, keripik pisang, keripik singkong, jamu beras kencur, jamu sinom, dan gadung.
Awalnya, mereka melakukan survei untuk mengetahui perkembangan usaha, tantangan yang dihadapi pelaku UMKM, serta peluang pasar bagi produk-produk khas desa tersebut.
Kendala UMKM Desa Sumberjati
Salah satu pelaku UMKM desa Sumberjati, Sunaryo, pemilik usaha keripik pisang dan singkong, mengungkapkan bahwa penjualan cenderung tidak pasti.
“Kami memasarkan produk ke warung-warung dan juga melalui sales yang datang langsung mengambil produk ke rumah,” ujarnya.
Namun, ia juga menyampaikan kendala dalam hal pemasaran dan distribusi, terkait akses ke pasar yang lebih luas.
Senada dengan itu, produsen jamu beras kencur dan sinom, Patemi, menuturkan bahwa masyarakat mulai kembali melirik minuman tradisional sebagai alternatif sehat.
“Kalau ada waktu, saya bawa jamu ke pasar untuk dijual. Masih banyak orang yang suka minum jamu,” ujarnya.
Lalu ada UMKM keripik singkong Nanabi, produksi Tohari, menarik perhatian di pasar makanan ringan.
Dengan cita rasa yang gurih dan tekstur renyah, produk ini menjadi favorit banyak orang. Keunikan keripik ini terletak pada pemilihan bahan baku berkualitas tinggi dan proses produksi yang higienis, sehingga menghasilkan camilan yang tidak hanya lezat, tetapi juga aman untuk dikonsumsi.
Salah satu faktor yang membuat Nanabi unggul adalah variasi rasa yang beragam. Selain rasa original yang khas, produk ini juga hadir dalam varian rasa gadung, singkong balado, dan singkong manis.
Selain itu, adapun keripik pisang rasa asin, manis, coklat dan matcha yang disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia.
Inovasi dalam varian rasa ini menjadikan Nanabi semakin diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Ketua KKNP 61, Mohamad Budi Satrio, terkesan dengan cita rasa lezat keripik singkong Nanabi serta keramahan pemiliknya
“Keripiknya enak, ibu dan bapaknya baik sekali. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan, dan usahanya semakin berkembang di masa mendatang,” ujarnya .
Dalam upaya memperluas jangkauan pasar, Nanabi telah memiliki banner dan logo sebagai identitas merek.
Namun, ada beberapa kendala yang dihadapi, seperti ketersediaan stok yang terbatas karena produksi masih bergantung pada pesanan dan musim panen.
Dari hasil survei itu mereka menemukan bahwa sebagian besar pelaku UMKM masih menghadapi kendala dalam hal inovasi produk, dan pemasaran digital.
Rebranding Beberapa UMKM
Untuk mengatasi kendala pemasaran, upaya perbaikan dilakukan dengan memperbarui desain banner dan stiker produk oleh mahasiswa Umsida agar lebih menarik.
Dengan berbagai inovasi dalam produk dan strategi pemasaran yang lebih modern, Nanabi memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu merek keripik singkong terbaik.
Keberhasilan Tohari dalam mengembangkan usahanya menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kecil dan menengah lainnya untuk terus berinovasi dan meningkatkan daya saing di pasar makanan ringan.
Sebagai bagian dari program kerja KKN-P 61, mahasiswa Umsida menyerahkan secara langsung banner dan stiker baru kepada Tohari sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM desa Sumberjati.
Penyerahan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan daya tarik visual produk Nanabi dan memperluas jangkauan pemasarannya.
Lihat juga: Lebih Eye-Catching, KKNP 44 Umsida Rebranding Produk UMKM Stik Desa Sumbersuko
“Kami berterima kasih atas bantuan mahasiswa Umsida. Banner dan stiker ini sangat membantu kami dalam memperkenalkan produk ke lebih banyak pelanggan,” ujar Tohari.
Penulis: Selly Agustin
Penyunting: Romadhona S.