Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bekerja sama dengan Maybank Syariah menggelar seminar bertajuk “Tantangan dan Peluang Perbankan Syariah di Indonesia: Perspektif Akad, Produk, dan Layanan” pada Senin (1/12/2025).
Lihat juga: Kunjungi Maybank Malaysia, FBHIS Umsida Gali Inovasi Digital Syariah
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 150 peserta ini berlangsung di Aula Mas Mansyur, GKB 2, Kampus 1 Umsida ini menghadirkan narasumber dari praktisi dan akademisi perbankan syariah nasional.
Digitalisasi Jadi Peluang dan Tantangan Baru Perbankan Syariah
Acara dibuka oleh Wakil rektor III Umsida, Dr Nudyansyah MPd.
Menurutnya, perbankan kini menghadapi tantangan baru di era digital, termasuk kebutuhan untuk menyesuaikan akad dan layanan dengan perkembangan teknologi finansial.
“Maka, saya berharap nanti dengan adanya digitalisasi, bisa mempermudah aktivitas masyarakat. Karena saat ini masyarakat mulai enggan berkegiatan face to face, apalagi anak muda,” terang Dr Nur.
Ia berharap adanya digitalisasi di bidang perbankan tersebut bisa diinisiasi lebih lanjut dan dikembangkan dengan baik yang menjadi penciri pemutakhiran perkembangan teknologi.
Menurutnya, tantangan ke depannya adalah masyarakat yang semakin mengandalkan hal yang instan, hanya mengandalkan ponsel pintar saja.
Misi Muhammadiyah dalam Dunia Perbankan

Setelah sesi pembuka, acara dilanjut dengan keynote speech oleh Dr KH M Sa’ad Ibrahim selaku Ketua Dewan Pengawas Syariah Maybank Indonesia.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa misi Muhammadiyah harus dibawa kemanapun, termasuk di dunia perbankan.
“Banyak tokoh Muhammadiyah yang memiliki peran penting di dunia perbankan. Dan mereka memiliki semangat yang sama yakni fastabiqul khairat,” tuturnya.
Memerankan sebagai tokoh Muhammadiyah, Dr Sa’ad menekankan bahwa yang paling penting bagi Muhammadiyah adalah silahkan ambil yang mana saja, yang lebih menguntungkan.
“Kalau Maybank jauh lebih menguntungkan bagi Muhammadiyah, maka lebih bagus ambil saja. Namun jika tidak ya tidak perlu diambil,” terangnya.
Namun sebagai tokoh yang juga sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah, ia menyampaikan bahwa apa yang perlu diambil dari Muhammadiyah, bisa diambil.
“Namun jika terpaksa harus menurunkan profit sedikit, maka lakukan agar bisa menjadi bagian bersama-sama membesarkan Muhammadiyah dan sebaliknya,” tutup Dr Sa’ad.
Hadirkan Pakar Bahas Tantangan Perbankan Syariah

Kegiatan ini juga menghadirkan Dr Kumara Adji Kusuma SFilI CIFP selaku Kepala Sekretariat Universitas Umsida, menyampaikan pentingnya memahami konsep halal dan haram dalam perbankan.
Ia menyebutkan bahwa dalam perbankan syariah tidak hanya tentang untung dan rugi saja, tapi juga mementingkan kemaslahatan umat.
“Misalnya ada barang yang sama jika dilihat dari penampilannya, belum tentu barang tersebut sama halalnya. Kehalalan sesuatu juga harus dilihat dari prosesnya, yaitu halalan thayyiban,” terang Dr Adji.
Head Shariah Advisory and Assurance Maybank Indonesia, Dr M Faisal Muchtar Lc MSi melanjutkan sesi materi yang menyampaikan kondisi terkini industri perbankan syariah nasional.
Faisal menambahkan, tantangan utama yang dihadapi perbankan syariah saat ini adalah integrasi digital dan literasi masyarakat.
Oleh karena itu, lanjutnya, Maybank Indonesia berkomitmen mengembangkan produk dan layanan digital berbasis syariah agar lebih inklusif dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Lihat juga: Umsida dan Bank Syariah Bangun Kerja Sama Strategis untuk CIptakan Lulusan Profesional
“Akad syariah harus tetap utuh meski dikemas dalam bentuk digital. Prinsip keadilan dan tolong-menolong tetap menjadi ruh utama,” terang Dr Faisal.
Penulis: Romadhona S.



















