Umsida.ac.id – Menanggapi kasus bakery yang menjuak produk dengan label gluten free namun ternyata tidak, memantik komentar pakar Umsida yang menyebut bahwa produk gluten free juga harus memenuhi regulasi.
Lihat juga: Produk Gluten Free dan Risiko Tersembunyi bagi Penderita Alergi Gandum
dr Erlina Krisdianita Novitasari MBiomed, dosen program studi Kedokteran Umsida mengatakan, “Aturan nomor 31 tahun 2018 BPOM tentang label pangan olahan menetapkan standar untuk klaim bebas gluten,”.
Peraturan tersebut menyebut bahwa sebuah produk makanan dapat diberi label gluten free jika memiliki kandungan gluten sebesar 20 miligram per kilo.
dr Erlina mengatakan bahwa makanan tetap mengandung gluten, namun kandungannya tidak lebih dari 20 miligram per kilo.
“Standar ini sebenarnya sudah standar internasional sehingga sudah cukup untuk memberikan jaminan bahwa standar itu sudah aman untuk konsumen,” tutur dr Erlina.
Cara Memilih Produk Gluten Free yang Aman

Lalu, bagaimana jika seseorang ingin mengkonsumsi produk yang bebas gluten dengan aman?
Yang pertama, dr Erlina menjelaskan bahwa lebih baik konsumen harus teliti untuk aware terhadap label yang ada di suatu produk.
“Jadi kita harus kita harus menjadi seseorang yang membaca label yang cermat. Kita sering melihat ada orang yang berdiri dulu melihat dan melihat isi produk tersebut,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata dr Erlina, konsumen tidak bisa hanya dengan berasumsi saja hanya dengan melihat-melihat.
Apalagi seperti di internet yang banyak melihat konten kreator tertentu. Jadi mereka juga harus memastikan langsung dengan membaca label dan komposisi produk.
Yang kedua, ia menyarankan agar konsumen untuk memprioritaskan makanan alami.
“Yang saya maksud adalah makanan utuh alami yang pasti sudah gluten free seperti buah, sayur, ikan, telur, kacang-kacangan, umbi, dan daging yang tanpa diproses lagi,” tuturnya.
Jadi semua makanan yang alami, yang utuh, dan minimal proses.
Cara yang ketiga merupakan hal kecil yang penting, yaitu kontaminasi silang.
“Kalau kita pas makan di luar, sebaiknya tanya ke staff tempat makan tentang cara menyiapkan makanan yang bebas gluten,” jelas dr Erlina.
Karena menurutnya, makanan di rumah mungkin saja masih aman karena konsumen bisa mengontrol secara langsung.
Cara yang terakhir menurut dr Erlina adalah konsumen harus konsultasi medis, jangan sampai konsumen tersebut bersikap tahu segalanya dan self diagnose.
“Jadi jika memang ada keluhan yang mengarah ke sana, kita harus konsultasi dengan ahlinya, bisa ke dokter, bisa ke ahli gizi untuk mendapatkan diagnosis maupun penanganan yang tepat, serta diet yang seimbang” jelasnya.
Rekomendasi Makanan Pengganti Produk Gluten Free

Lebih lanjut Dr Erlina menjelaskan tentang alternatif bahan makanan lain yang bebas gluten namun memiliki manfaat yang sama.
“Banyak sekali alternatif bahan makanan pengganti gluten. Apalagi di zaman sekarang, pilihannya luar biasa banyak asal kita mau mengulik dan mencari,” terangnya.
Beberapa contohnya seperti tepung beras putih dan merah, tepung jagung (maizena), tepung singkong (tapioka), lalu tepung dari kacang-kacangan, serealia lain seperti sorgum, quinoa, soba, yang saat ini sudah banyak dan mudah ditemui.
Lalu ada pula bahan makanan yang lebih mudah ditemui di sekitar tanpa diproses, yakni kentang dan umbi-umbian yang sangat aman untuk dijadikan sumber karbohidrat yang baik serta bisa dibilang terjangkau.
“Bahan tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, mulai dari roti, kue, pasta, sehingga harus hati-hati karena biasanya ada glutennya,” jelas dokter yang telah melanjutkan studi di Unair itu.
Lihat juga: 5 Cara Meminimalisir Paparan Radioaktif pada Udang Menurut Pakar Umsida
Ia berpesan kelompok yang tidak bisa mengkonsumsi gluten harus hati-hati dengan produk-produk tersebut.
Sumber: dr Erlina Krisdianita Novitasari MBiomed
Penulis: Romadhona S.