Seperti diungkapkan oleh Bu Ismawati selaku Ketua BUMDes, secara logika bisnis, usaha yang dijalankan seharusnya memberikan keuntungan. Namun, kenyataannya, laporan keuangan justru menunjukkan kerugian. Hal ini menjadi masalah serius karena jika tidak segera ditangani, kondisi keuangan yang buruk bisa mengancam kelangsungan usaha desa.
Menjawab tantangan tersebut, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) hadir melalui program pengabdian kepada masyarakat (abdimas) yang dilakukan oleh tim dosen dari berbagai disiplin ilmu. Program pendampingan ini menjadi bukti nyata bagaimana peran perguruan tinggi mampu memberikan solusi langsung terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat.
Pendampingan Laporan Keuangan BUMDes: Transparansi sebagai Pondasi
Langkah awal yang diambil oleh tim pendamping dari Umsida adalah melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan secara menyeluruh. Laporan seperti neraca, laporan laba rugi, hingga arus kas disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku dan dilakukan secara berkala, khususnya di akhir tahun.
Pentingnya laporan keuangan yang jelas bukan hanya untuk kepentingan internal, tetapi juga menjadi alat penting untuk menarik pendanaan dari luar, seperti dari lembaga keuangan atau perbankan.
Baca juga: Mahasiswa PLP 1 Umsida Gunakan Media Belajar Quiziz untuk Siswa di Pelosok Timur
“Penyusunan laporan keuangan yang transparan dan sesuai peraturan akuntansi akan memberikan pandangan yang sama antara yang membuat dan yang membaca laporan, sehingga bisa mempermudah pengambilan keputusan,” jelas Dr Sumartik SE MM, ketua tim pendamping dari Umsida.
Pendampingan ini memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi pengelola BUMDes, terutama dalam menyusun laporan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, pengambilan keputusan ke depan akan lebih terarah dan berbasis data yang konkret.
Pengendalian Internal: Menghindari Risiko dan Kebocoran Dana
Selain transparansi laporan keuangan, masalah lain yang mencuat adalah lemahnya sistem pengendalian internal dalam pengelolaan keuangan BUMDes. Tanpa sistem yang baik, risiko pemborosan dan kebocoran dana sangat mungkin terjadi.
Untuk itu, tim Umsida juga memberikan pendampingan dalam implementasi Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR), sebuah sistem pengendalian internal yang dirancang untuk memastikan keandalan laporan keuangan.
“Kegagalan bisnis bisa dicegah dengan adanya perencanaan yang matang, pengelolaan keuangan yang baik, serta kontrol internal yang ketat,” tambah Dr Sumartik.
Pendampingan ini tidak hanya sebatas pengawasan, tetapi juga pelatihan proses bisnis yang bertujuan meningkatkan efisiensi operasional. Pengelola BUMDes dilatih untuk memahami alur keuangan, proses pembelian, pengeluaran, hingga evaluasi kinerja usaha.
Dampaknya, BUMDes Barokah Rezeki Mandiri kini mulai memiliki sistem kerja yang lebih terstruktur dan kesadaran akan pentingnya kontrol internal semakin meningkat.
Digital Marketing: Menjawab Tantangan Pemasaran Pasca-Pandemi
Tak hanya dari sisi internal, masalah pemasaran juga menjadi penyebab utama turunnya omzet BUMDes. Di era digital seperti sekarang, keterbatasan interaksi fisik akibat pandemi membuat pemasaran konvensional semakin kurang efektif.
Melihat kondisi ini, tim Umsida juga memberikan pelatihan digital marketing kepada pengelola BUMDes. Tujuannya agar usaha desa ini mampu menjangkau lebih banyak konsumen melalui platform digital.
“Digital marketing memungkinkan BUMDes Barokah Rezeki Mandiri untuk meningkatkan visibilitas dan menarik pelanggan baru, terutama dalam kondisi pandemi yang membatasi interaksi fisik,” terang Dr Sumartik.
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan bagaimana memanfaatkan media sosial, website, dan aplikasi e-commerce untuk memperluas pasar. Produk lokal unggulan seperti makanan khas desa yang dijual di warung desa dapat dipasarkan lebih luas dan menarik minat konsumen dari luar wilayah.
Dengan strategi digital yang tepat, peluang untuk meningkatkan penjualan menjadi lebih terbuka lebar.
Umsida Hadir Membawa Solusi Nyata untuk Masyarakat
Pendampingan yang dilakukan oleh tim abdimas dosen Umsida ini menitikberatkan pada tiga aspek penting: penyusunan laporan keuangan yang transparan, penerapan pengendalian internal yang kuat, dan pelatihan digital marketing yang aplikatif.
Semua langkah tersebut dirancang untuk membantu BUMDes Barokah Rezeki Mandiri keluar dari krisis, sekaligus menjadi contoh bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa dapat menciptakan perubahan positif yang nyata.
“Dengan pendampingan yang tepat, BUMDes Barokah Rezeki Mandiri bisa kembali bangkit dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Desa Kedungcangkring,” ujarnya.
Baca juga: Dosen Umsida Sebut Perguruan Tinggi Bisa Jadi Solusi Pengangguran
Program ini sekaligus menjadi gambaran bagaimana kebermanfaatan ilmu pengetahuan dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat melalui pengabdian dosen Umsida. Tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pengembangan ekonomi desa secara berkelanjutan.
Dengan strategi yang terarah dan pendampingan berkelanjutan, BUMDes Barokah Rezeki Mandiri diharapkan mampu bangkit kembali sebagai pilar ekonomi desa dan menjadi inspirasi bagi BUMDes lain di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah
Editor: Rani Syahda