Umsida.ac.id – Konsistensi berlatih di tengah padatnya aktivitas perkuliahan membawa Richi Erisna Putri Moejiono, mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), tampil di Kejuaraan Taekwondo KBPP Polri Jatim Cup 3.
Lihat juga: Pomnas 2025, 2 Skrikandi Umsida Bawa Pulang Juara
Mahasiswi kelahiran Malang tahun 2005 ini berhasil mempersembahkan perak di ajang tersebut.
Konsistensinya dalam berlatih dan keberaniannya turun ke arena kompetisi mengantarkan Cici mengikuti Kejuaraan Taekwondo KBPP Polri Jatim Cup 3 yang digelar pada 5–6 Desember 2025 di GOR ITS Robotic Center Surabaya.
Ajang tersebut diikuti atlet taekwondo dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Tekun Jadi Mahasiswa dan Atlet Taekwondo
Ketertarikan Cici, sapaan akrabnya, pada taekwondo tumbuh melalui keterlibatannya di UKM Taekwondo Umsida.
Meski aktif berorganisasi dan menjalani perkuliahan, ia tetap berusaha menjaga komitmen terhadap latihan bela diri yang ditekuninya.
Dalam persiapan menghadapi kejuaraan, Cici mengakui bahwa latihannya belum sepenuhnya maksimal karena padatnya aktivitas yang dijalani.
Ia harus membagi waktu antara kuliah, tugas, hingga magang yang berlangsung dari sore hingga malam hari.
“Persiapan saya menurut saya latihan kurang maksimal karena banyak kegiatan, tetapi saat ada waktu luang sedikitpun saya menyempatkan latihan,” ujarnya.
Ia tetap menargetkan peningkatan kemampuan dengan mengikuti arahan pelatih serta mempersiapkan teknik, fisik, dan mental.
Menurutnya, kesiapan mental menjadi aspek penting agar tetap tenang dan percaya diri saat bertanding di arena taekwondo.
Latihan intens ia jalani beberapa bulan sebelum kejuaraan ini diikuti.
Program latihan yang dilakukan meliputi latihan fisik, penguatan teknik, sparring, serta latihan mental untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Mental dan Pengalaman Diuji Saat Tanding

Menjelang pertandingan, mahasiswa semester 5 itu mengaku sempat merasakan gugup dan rasa takut menghadapi lawan.
Kekhawatiran akan kemampuan lawan yang lebih unggul sempat muncul, namun ia berusaha menguatkan diri.
“Sebelum pertandingan saya merasa gugup dan takut terhadap lawan saya jika kemampuannya lebih dari saya, tapi saya tetap meyakinkan diri saya bahwa saya bisa,” tuturnya.
Ia melatih kepercayaan diri dan mental agar mampu cepat beradaptasi di lapangan.
Cici menjelaskan bahwa setiap pertandingan menuntut kesiapan untuk membaca situasi dan gaya bertanding lawan yang berbeda-beda.
Secara keseluruhan, pertandingan berjalan lancar dan memberikan pengalaman berharga baginya sebagai atlet taekwondo.
Tantangan terbesar yang dihadapi bukan hanya saat di arena, tetapi juga sebelum pertandingan, terutama dalam manajemen waktu.
“Kebingungan saya adalah membagi waktu antara latihan, kuliah, tugas, dan magang,” ungkap Cici.
Untuk menyiasatinya, ia memanfaatkan waktu kosong dengan berlatih di kampus, bahkan menambah porsi latihan mandiri di rumah.
Selain itu, menjaga fokus dan kondisi fisik agar tetap prima hingga pertandingan selesai menjadi tantangan yang harus ia hadapi.
Dalam perjalanan prestasinya, Cici merasakan dukungan besar dari berbagai pihak.
Orang tua, teman-teman, pelatih, serta lingkungan kampus memberikan doa, semangat, dan motivasi yang berarti baginya.

“Kampus sangat memfasilitasi saya dalam pertandingan ini,” katanya.
Dukungan tersebut menjadi penguat mental sekaligus penyemangat untuk terus berkembang di bidang taekwondo.
Melalui pengalamannya, Cici menyampaikan pesan kepada mahasiswa Umsida lainnya agar tidak ragu mengembangkan potensi di luar akademik.
Lihat juga: Medali Perdana Atlet Taekwondo Umsida, Perunggu KBPP Polri Jawa Timur Cup 2025
“Jangan ragu dan malu untuk memulai dan mengembangkan potensi diri di luar akademik. Terus semangat, manfaatkan kesempatan yang ada,” pesannya.
Penulis: Romadhona S.



















