Umsida.ac.id – Saat menggelar program Dakwah Terpadu di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kecamatan Tarik Sidoarjo, terdapat satu sesi kajian yang diisi oleh salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yakni Rahmad Salahuddin TP SAg MPdI.
Lihat juga: Presiden Prabowo: Muhammadiyah Lebih dari Organisasi Dakwah
Kajian yang digelar di Aula Dakwah PCM Tarik ini, dosen yang biasa disapa Rahmad itu memaparkan bahwa Dakwah Terpadu merupakan implementasi gerakan Muhammadiyah yang lengkap, ada yang dibicarakan dan direncanakan, ada juga yang dilakukan.
Pelajaran dari KH Ahmad Dahlan dan Pentingnya Mengamalkan Dakwah
Seperti yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan tentang Surat Al Ma’un. Lantas, ia mengisahkan perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam mengajarkan Surat Al Ma’un kepada para muridnya.
“Beliau berkali-kali mengajarkan Surat Al Ma’un selama tiga bulan beruturut-turut hingga beberapa muridnya merasa bosan,” ceritanya.
Setelah itu, KH Ahmad Dahlan bertanya kepada muridnya apakah mereka sudah hafal surat tersebut atau tidak, dan para muridnya menjawab sudah hafal.
Namun, ketika KH Ahmad Dahlan bertanya tentang makna dan perintah Allah yang ada di dalam surat Al Ma’un tersebut, para murid menjawab belum melaksanakan.
Saat itu juga KH Ahmad Dahlan memerintahkan para muridnya untuk pulang dan mengumpulkan barang-barang yang masih layak pakai dan makanan untuk disedekahkan.
Ajakan Untuk Amal Hingga Mendidik Anak
“Inilah yang dimaksud dengan dakwah sekaligus amal,” ujar Rahmad.
Allah juga telah mengingatkan hal ini dalam Surat Ash Shaff ayat 2 yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ ٢
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”.
“Jadi ketika kita menyampaikan dakwah, jangan sampai hanya disampaikan saja, tetapi juga harus diamalkan,” kata dosen Prodi Pendidikan Agama Islam itu.
Jika tidak, imbuhnya, maka bisa memunculkan sifat sombong.
Orang yang sombong merupakan orang yang hanya bisa berbicara, tapi tidak bisa melakukan. Oleh karena itu, Rahmad menjelaskan bahwa Dakwah Terpadu ini merupakan implementasi dakwah yang sekaligus amal.
Amal yang dilakukan dalam Dakwah Terpadu ini adalah penyembelihan hewan kurban, seperti yang tercantum dalam Surat Al Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢
Artinya:
Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!
“Saat ini, jamaah haji berada di Arafah yang kemudian berlanjut ke Muzdalifah dan bermalam di Mina. Mina inilah tempat Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah SWT untuk menyembelih putranya yakni Ismail,” jelasnya.
Dan ketika Allah mengetahui betapa hebatnya ketabahan, kesabaran, dan keikhlasan Nabi Ibrahim, untuk menyembelih putra yang sangat diharapkan kehadirannya dulu, maka Ia mengganti dengan seekor domba.
Dari peristiwa itu, kata Rahmad, anak adalah titipan Allah. Ketika yang menitipkan ingin meminta kembali, maka kita harus ikhlas. Konsep cintanya adalah cinta karena dititipi oleh Allah SWT.
“Khususnya kepada para orang tua, InsyaAllah telah dititipi oleh Allah anak. Maka kecintaan kita kepada anak adalah kecintaan karena Allah,” tambahnya.
Ketika Allah memiliki kehendak lain kepada yang dititipkan (anak), maka mau tidak mau, orang tua harus bisa mengikhlaskannya.
Lihat juga: Empat Srategi Dakwah Islam Berkemajuan
“Mari kita bersama-sama menjaga anak kita, mempersiapkan ilmunya dengan cara sekolah. Yang kedua, jangan lupa untuk selalu untuk senantiasa mengingatkan tentang ibadah, minimal salat,” ajak Rahmad menutup materi kajian.
Penulis: Romadhona S.