Umsida.ac.id – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) sukses memperoleh Skema Insentif Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) 2022. Mahasiswa tersebut antara lain Khafidin (Prodi Teknik Industri), Risman Bebe Bimantoro (Prodi Teknik Industri) dan Putri Wijayanti (Prodi Teknologi Pangan).
Saat diwawancarai jurnalis Umsida, Kamis (11/8), Khafidin selaku ketua tim mengatakan ia dan anggota timnya sepakat mengambil PKM jenis Artikel Ilmiah (AI) dengan mengangkat topik Analisis Tingkat Kegagalan pada Produk Kosmetik dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA).
Pilihan topik tersebut didasari atas keinginannya memperbaiki dan meminimalisir kemungkinan adanya kegagalan dalam pembuatan produk kosmetik. “Kami memilih topik tersebut karena bertujuan untuk meminimalisir tingginya tingkat kegagalan pada produk whitening cream, dan istimewanya dari penggunaan metode FMEA dan FTA ini merupakan metode sistematis yang mana mampu mengidentifikasi risiko dan mencari akar penyebab masalahnya,” tambahnya.
Bersama kedua anggota timnya tersebut, Khafidin mengaku tidak ada kendala selama penyusunan proposal PKM, sebab ia dan tim berupaya agar isi proposal linier dengan judul yang diangkat, yakni dapat menekan tingkat kegagalan dengan maksimal melalui adanya penelitian lanjutan dan pengaplikasian metode yang berbeda.
Selanjutnya, Khafidin menjelaskan penerapan teknis metode FMEA yakni menentukan mode kegagalannya, kemudian menentukan nilai occurance (tingkat kegagalan yang sering muncul), nilai severity (tingkat keparahan), dan detection (mendeteksi munculnya kegagalan). “Penentuan severity, occurance, detection tadi akan menghasilkan nilai RPN untuk menentukan rating atau tingkat keparahan dari jenis reject tersebut, kemudian jenis reject tersebut merupakan prioritas utama untuk dicari akar penyebab masalahnya. Lalu setelah mencari akar penyebab masalahnya tadi, dilanjutkan dengan metode FTA dengan menganalisis menggunakan gambar pohon kesalahan, dan terakhir diberikan usulan perbaikannya pada setiap faktor jenis kegagalan produk,” imbuhnya.
Dalam pencapaiannya kali ini, Khafidin dan tim mendapatkan Insentif yang diperoleh sebanyak 2.375.000. “Kami menerima insentif senilai 2.500.000, akan tetapi dipotong PPh 5%. Sehingga yang kami terima adalah 2.375.000,” tegasnya.
Lebih lanjut, ketua tim PKM itu mengaku keberhasilannya dan tim tidak mungkin bisa terjadi tanpa adanya dukungan dosen pembimbing dan rekan-rekannya. Ia berharap agar penelitiannya bisa dilakukan seterusnya. “Semoga penelitian yang kami buat ada yang meneruskan dengan metode yang berbeda, sehingga dapat menekan tingkat kegagalan produk dengan maksimal. Dan semoga temen-temen aktif dalam penelitian dan pembuatan artikel ilmiah,” sambungnya.
“Untuk teman-teman mahasiswa tetap aktif dan semangat dalam melakukan penelitian dan pembuatan artikel ilmiah, ikuti saja alur dan peraturannya. Semoga ke depannya banyak yang ikut PKM dan lolos hingga pendanaan dan membawa nama baik Umsida,” tutupnya memberi pesan.
(Shinta Amalia/Etik)
*Humas Umsida