Umsida.ac.id – Mahasiswa KKN-P Kelompok 54 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang berada di desa Cowek, Purwodadi, Pasuruan aktif berpartisipasi dalam kegiatan Penyuluhan Stunting pada Balita berupa PMT stik nugget sayur di Balai Desa Cowek, Rabu, (21/02/24).
Lihat juga: Intip 14 Program KKN-T Mahasiswa Fikes Umsida yang Bertema Stunting
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Di desa Cowek sendiri, mahasiswa KKN yang berkolaborasi dengan pihak desa dan kesehatan, menemukan sebanyak 18 anak terindikasi stunting.
Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting melibatkan peningkatan akses terhadap gizi yang baik selama kehamilan dan masa pertumbuhan anak, serta perbaikan sanitasi dan praktek higiene yang tepat. Pemberdayaan masyarakat melalui edukasi gizi dan perawatan kesehatan yang baik juga menjadi kunci untuk mengatasi masalah stunting ini.
Pencegahan lain dilakukan oleh tim KKN ini. Mereka membuat PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa Stik Nugget Sayuran dari wortel dan buncis untuk anak yang mengalami stunting sebagai langkah konkret dalam upaya penurunan angka stunting di desa Cowek.
Pembuatan stik nugget
Stik nugget dari sayur, sedikit unik memang. Jika melihat anak kecil yang biasanya mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM), stik nugget ini bisa menjadi solusinya. Mengolah sayuran dalam bentuk lain tanpa menghilangkan nutrisi di dalamnya.
PMT Stik Nugget Sayuran terbuat dari olahan daging ayam dan campuran wortel dan buncis. Makanan ini dipilih karena ayam memiliki protein tinggi, mengandung kalium yang menjaga pembuluh darah dalam kondisi baik yang nantinya dapat mencegah stunting pada anak. Lalu, sayur wortel memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan yang memiliki peran penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Lihat juga: 4 Fokus Proker Kelompok 54 KKN-P Umsida di Desa Cowek
Kedua senyawa ini dapat membantu tubuh si kecil untuk membangun antibodi yang dapat melindungi dari berbagai virus dan bakteri akibat penyakit. Sementara, sayur buncis mengandung folat atau asam folat yang termasuk dalam golongan vitamin B, yang berperan aktif dalam produksi sel darah merah, dan juga meningkatkan penyerapan gizi ke seluruh organ tubuh anak.
”Kegiatan ini merupakan kegiatan 1 bulan sekali untuk anak yang mengalami stunting, dan terdapat 18 anak di desa Cowek yang mengalami stunting,” ujar Suliati, salah satu kader posyandu di Desa Cowek.
Harap bisa dikembangkan
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini mendapat respon positif dari Srihdyani selaku kepala desa Cowek, Bidan Desa, dan warga setempat.
Srihdyani berharap agar kontribusi positif dalam pencegahan stunting terus berlanjut. Lalu inovasi-inovasi sehat semacam PMT Stik Nugget Sayuran dapat terus dikembangkan oleh ibu-ibu, terutama yang memiliki anak terindikasi stunting.
“Melalui kolaborasi aktif dengan masyarakat setempat, semoga upaya ini dapat memberikan dampak positif dalam penurunan angka stunting di desa Cowek. Selain memberikan bantuan langsung berupa PMT, langkah-langkah ini juga bersifat berkelanjutan dengan melibatkan penduduk desa dalam perubahan praktek-praktek gizi yang lebih baik,” ucapnya.
Lihat juga: Perkenalkan “SUEGER”, Produk Olahan Susu Inovasi Mahasiswa KKN-P 52 Umsida
Dengan begitu, sambung Srihdyani, akan tercipta lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal anak-anak, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu sisi menarik dari kegiatan ini adalah kreativitas mahasiswa dalam menciptakan PMT stik nugget sayuran sebagai alternatif makanan bergizi untuk anak stunting. Inovasi ini tidak hanya mencakup aspek kesehatan, tetapi juga memberikan solusi konkrit untuk permasalahan gizi di desa Cowek.
Penulis : Anita Dwi Fitriani
PEnyunting: Romadhona S.