Umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menggelar Wisuda XXXIX di Auditorium K.H Ahmad Dahlan Kampus 1 Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Lincolin Arsyad M Sc didapuk untuk memberikan orasi ilmiah, Sabtu (18/06). Orasi yang disampaikan membahas tentang modal insani dan pembangunan ekonomi.
Awalnya ia menjelaskan tentang pola yang disebut sebagai lingkaran setan. Dimulai dari masyarakat yang masih terbelakang, kekayaan alam yang kurang dimanfaatkan karena pendidikan rendah sehingga produktivitas menjadi rendah. Hal ini berakibat pada pendapat riil & tabungan yang ikut rendah lalu pembentukan modal menjadi terbatas.
“Maka kalau kita ingin maju, kita harus mengembangkan modal insani atau SDM nya terlebih dahulu,” tuturnya. Ia mengatakan ada beberapa cara untuk investasi modal insani yakni mengembangkan IPTEK yang merupakan kunci utama kemajuan bangsa.
Lalu peningkatan yang mengacu pada pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia untuk meningkatkan produktivitas & daya inovasi. Terakhir, kualitas modal insani dan daya inovasi tinggi merupakan determinan utama bagi produktivitas ekonomi.
Prof Dr Lincolin Arsyad M Sc juga menjelaskan tentang pengertian pembangunan dalam 2 segi. “Menurut pandangan yang baru dari segi non ekonomi, pembangunan mencakup perubahan sosial (struktur dan sikap masyarakat yang berubah), serta perubahan ke arah lebih baik yang terjadi pada lembaga-lembaga nasional,” tuturnya.
Sedangkan dari segi ekonomi, pembangunan mencakup akselerasi pertumbuhan ekonomi, semakin menurunnya ketidaksamaan, dan pengurangan kemiskinan. Ia pun mengutip kalimat dari Amartya Sen (1999). “Pembangunan adalah ketika kita mampu merasakan hidup enak, makan enak, saling menyayangi dan menghormati satu sama lain,” ungkapnya.
Ia juga selalu menegaskan tentang pentingnya pendidikan mengingat berubahnya struktur PDB ADHB. Kontribusi pertanian hanya 12,72% dan industri pengolahan hanya 19%, sisanya adalah milik sektor jasa.
“Teringat dulu kita masih di dominasi oleh sektor pertanian dan ekonomi industri, namun sekarang sudah berubah pada sektor ekonomi jasa. Struktur ini kemudian akan mengarah pada pendidikan kita karena akan ada relevansi antara mereka,” ungkapnya.
Ditulis : Ping Darojat Gumilang