Umsida.ac.id– Pasangan hidup adalah bagian dari diri kita yang memberikan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan ungkap Khoiri MPdI dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dalam channel youtube Direktorat AIK Umsida.
Pasangan Hidup Seperti Apa yang Mampu Berikan Kebahagiaan?
Dalam surat A-Rum ayat 21 yang berbunyi wa min âyâtihî an khalaqa lakum min anfusikum azwâjal litaskunû ilaihâ wa ja‘ala bainakum mawaddataw wa raḫmah, inna fî dzâlika la’âyâtil liqaumiy yatafakkarûn
Artinya: Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
“Bahwa dengan berkeluarga kita diberikan ketenangan dan ketentraman mudah-mudahan kita dipilihkan dan diberikan oleh Allah pasangan hidup yang soleh solehah ada keturunan yang soleh Soleha,” Ungkapnya.
Ia juga mengutip motto Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan, Baiti Jannati yang berarti rumahku surgaku.
Adapun tips dari Rasulullah yang telah diramu oleh Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) mengenai hal ini. Bagi setiap orang yang ingin mendapatkan keluarga sakinah mawaddah warahmah seperti motto Rasulullah itu merek diharapkan mampu memahami fungsi diri mereka masing-masing.
Baca juga: Kunci Sukses Organisasi Ternyata Ada di Surat An-Nisa 58-59
Sebagai pasangan hidup, seorang suami dan istri wajib memahami kewajiban dan hak mereka. Jika hal itu menjadi hak seorang istri maka menjadi kewajiban bagi suaminya, begitupun sebaliknya.
Pertama, suami wajib memberikan nafkah kepada istri dan keluarganya. ” Sebagai seorang suami jangan molimo, makan minum merokok melo morotuwo,” Ujarnya
Hal ini dimaksudkan bahwa ketika seorang laki-laki memutuskan untuk menikah maka Ia harus benar-benar siap memberikan nafkah.
“Hendaknya suami memberikan makan istri yang kualitasnya sama dengan yang dia makan. Jangan suami makan enak di luar tapi istri hanya makan sangat sederhana di rumah ini artinya tidak seimbang,” Jelasnya.
Selanjutnya, termasuk saat suami memberikan pakaian kepada istri. “Suami wajib memberikan istri pakaian yang menutup aurat, tidak perlu mahal tapi bersahaja, sederhana dan memenuhi kaidah syar’i,” Ungkapnya.
Ketiga, sebagai pasangan hidup yang baik maka seharusnya tidak saling menyakiti dan melukai. “Jangan kalian memukul wajah seorang istri berusahalah untuk menjadi pribadi yang lembut menahan amarah,” Terangnya.
Sebagaimana yang diajarkan oleh puasa, menahan amarah jangan suka memukul dan jangan menghina. Karena menghina itu melukai hati dan sulit sembuhnya. Jadilah hamba Allah yang lisannya terjaga memilih kalimat-kalimat yang tepat.
Baca juga: Simak 6 Manfaat Menunaikan Zakat Fitrah
Bahkan manusia mulia seperti Rasulullah memanggil istrinya “ya Humairah” sebagai panggilan yang indah dan memberikan kesan kedewasaan keharmonisan sekaligus keromantisan.
Berikutnya, suami istri yang telah menjadi pasangan hidup sebaiknya tidak memisahkan diri kecuali masih dalam satu rumah.
Bukan hanya dari sisi suami yang harus memahami kewajibannya memenuhi hak istri. Sebagai seorang istri juga sebaiknya memiliki sikap yang menyenangkan. “Jika seorang suami sudah memperlakukan istrinya sebagai ratu di keluarga hendaknya mereka menjadi bidadari bermata jeli,” Ungkapnya.
Maksud bermata jeli ini, para ulama telah memberikan pandangannya. “Pertama, mereka menggembirakan. Jika kalian melihatnya kalian senang dengan pandangan terhadap pasangan kalian dan apabila mereka diperintah mereka menyenangkan dengan ketaatan dan kepatuhan mereka,” Tandasnya.
Jika pasangan hidup mampu menjalankan perannya sebaik mungkin dengan menjalankan hak dan kewajiban masing-masing. Maka Insya Allah Baiti Jannati rumahku adalah surgaku benar-benar tergapai dalam kehidupan kita.
Penulis: Rani Syahda