Umsida.ac.id – Dalam kegiatan pemberangkatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) turut mengundang perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Dinas Pariwisata kabupaten Pasuruan. Dalam sambutannya, pihak yang menjadi mitra KKN-P Umsida ini menjelaskan tentang pentingnya pengembangan potensi desa wisata.
“PDM kabupaten Pasuruan menyambut positif dan mengapresiasi atas pelaksanaan KKN mahasiswa Umsida di sini. Kebetulan sekitar 10 bulan yang lalu saya juga bertemu dengan beberapa mahasiswa Umsida yang KKN di Plintahan, Pandaan,” ujar bendahara PDM kabupaten Pasuruan, Drs Mahbub Junaedi.
Jalin kolaborasi dengan PDM dan dinas terkait
Ketika berkesempatan mengadakan peringatan hari air sedunia, sambung Mahbub, ia merasa bangga ketika melihat bahwa kegiatan di lokasi tersebut diinisiasi oleh mahasiswa KKN Umsida. Karena PDM Kabupaten Pasuruan sendiri belum pernah berkegiatan di tempat tersebut. Setelah itu ia berpesan kepada ketua KKN Umsida, Rohman Dijaya SKom MKom untuk mempertahankan inovasi tersebut. Ia juga mengusulkan untuk menjalin kolaborasi dengan PDM Kabupaten Pasuruan. Dengan berkolaborasi, PDM bisa merawat dan melanjutkan inovasi yang telah digagas oleh mahasiswa Umsida.
Lihat juga: 5 Prinsip Pendidik oleh Wakil Ketua PWM Jatim
“Kalau Umsida jalan sendiri hasilnya kurang maksimal. Kalau PDM jalan sendiri nanti tidak akan berhasil. Oleh karena itulah kita perlu bekerjasama untuk mengembangkan desa wisata. Lalu, kita juga bisa menggandeng dinas terkait seperti Dinas Pariwisata, juga Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang untuk membangun fasilitas dan sarana prasarana yang lebih baik,” tuturnya.
Penerapan 4A
Setelah sambutan dari PDM kabupaten Pasuruan, terdapat pula pesan-pesan yang disampaikan oleh pihak Dinas Pariwisata kabupaten Pasuruan yang diwakili oleh sekretaris dinas yakni Agus Hermawan SH MSi.
“Sebenarnya jika kita berbicara dengan pariwisata ilmunya hanya sedikit. Kita hanya paham dengan 4A, pentahelix, dan sapta pesona. 4A tersebut yang pertama adalah atraksi. Setiap kita bicara pariwisata, kita akan memahami bagaimana atraksi di desa wisata. Daya tarik apa yang bisa dijual dari desa wisata tersebut,” ujarnya.
Yang kedua, lanjut Agus, yakni tentang amenities. Hal ini terkait dengan bagaimana fasilitas yang ada di desa wisata tersebut. Lalu yang ketiga adalah ansilieri yaitu terkait dan kelembagaan. dan terakhir ada aksesibilitas atau akses jalan menuju desa wisata. 4A ini biasa diterapkan oleh Pemda dengan cara berkolaborasi.
Secara umum, orang hanya mengetahui desa wisata. Tapi sebenarnya, ada perbedaan antara desa wisata dan wisata desa. Di wisata desa, keterlibatan pemerintah daerah terhadap objek wisata tidak terlalu masif. Sedangkan desa wisata, pemerintah ikut terjun langsung dalam pengembangan potensi desa wisata. Jadi salah satu syarat berdirinya sebuah desa wisata adalah adanya homestay.
Paham sapta pesona
“Hal yang diutamakan dalam desa wisata adalah atraksi antara pengunjung, objek wisata, dan keluarga yang ada di desa tersebut. Nantinya pemerintah berharap agar bisa menumbuhkan kepada masyarakat tentang Sapta Pesonanya karena belum semua warga di desa wisata memahami makna tersebut,” tuturnya.
Lihat juga: Support Perkembangan Akademik Mahasiswa, Umsida Bangun Fasilitas Terbaik
Sapta pesona adalah konsep sadar wisata yang melibatkan peran serta masyarakat sebagai tuan rumah destinasi dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif. Sapta pesona meliputi 7 unsur, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan.
Pentahelix
“Kami juga memerlukan adanya pentahelix. Kehadiran Umsida di kabupaten Pasuruan tentu membantu Dinas Pariwisata karena dinas tidak bisa bekerja sendiri tanpa adanya kerjasama dengan berbagai unsur,” lanjut Agus.
Dan desa wisata merupakan salah satu sektor yang bisa digunakan untuk mengembangkan ekonomi. Oleh karena itu dinas Pariwisata juga menggandeng unsur bisnis dalam pengembangan desa wisata. Lalu ada juga pihak pemerintah sebagai leading sector dalam inovasi ini, peran aktifnya sangat diperlukan dalam inovasi ini. Lalu ada juga peran media yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber informasi terhadap desa wisata. Tak hanya media cetak tapi juga media digital.
4A, sapta pesona, dan pentahelix ini merupakan salah satu strategi pemerintah untuk memahami pariwisata. Jika semua pihak bisa berkolaborasi dengan baik, maka perkembangan desa wisata bisa lebih cepat mengingat potensi wisata di Pasuruan cukup besar.
Lihat juga: Menjelang KKN, Mahasiswa Umsida Wajib Simak 10 Tata Krama Ini
“Kami berharap besar kepada mahasiswa KKN untuk berkolaborasi mengembangkan potensi desa yang ada. Karena pada saat ini sektor wisata menjadi panglima dalam hal pengembangan ekonomi kreatif. Pariwisata bisa menjadi lompatan pengembangan potensi di Pasuruan,” tutupnya.
Penulis: Romadhona S.